Part 5 - Kanina

149 15 0
                                    


Ketika kau hanya focus ke bintang yang paling terang,
Sementara satu-satunya cahaya yang membuatmu nyaman adalah cahaya rembulan.

****

Rasa kalut, resah, dan dosa menyelimuti hati ini. Mataku menatap keluar jendela, sepertinya alam juga merasakan hal yang sama. Aku mendesah sekali lagi, aku sangat. Amat. Begitu sangat bodoh. Entah apa yang merasukiku saat itu, setan buta cinta sepertinya.

Kau sangat bodoh Kanina. Sangat-sangat bodoh.

Teleponku berdering, layarnya memperlihatkan nama Asla dengan huruf besar. Aku menyembunyikan wajahku dengan kedua tanganku, tak peduli lagi seberapa kusut rambut yang sekarang sepertinya sudah terlihat seperti orang yang tidak pernah bertemu sisir.

Untuk kesekian kalinya ponsel yang bergeletak begitu tak berdayanya bergetar menandakan seseorang menelepon. Aku melirik layar terang itu sebentar, Asla.

Aku mendesah dan menggeser lingkaran merah tanda mengakhiri telepon, gadis itu sudah berusaha menjangkauku untuk ratusan kali, aku menghidar bukan karna aku benci. Bagaimana aku bisa menaruh perasaan jahat itu kepada gadis termanis dan terbaik yang pernah aku temui?

Dan gadis terbaik dan termanis itu telah aku hancurkan hatinya. Dosa ku sudah segunung sepertinya.

Ponselku bergetar lagi, kali ini Erick. Jangan tanya soal Vino. Sepertinya dia bahkan tidak ingin tahu menahu aku masih hidup atau tidak.

"Kamu dimana?" suara berat dari sebrang menenangkan hatiku sebentar, aku masih belum menjawab. "Kanina, sayang. Jangan buat aku khawatir," aku diam untuk beberapa saat dan membuka suara,

"Aku di cafe Midnight Story. Aku baik-baik saja Erick" diam Erick tak menjawab "Kita perlu membicarakannya, Kanina. Kau perlu." sekarang giliran aku yang diam. "Aku belum siap," desahan berat menjawab kata-kata gantung yang keluar dari bibirku

"ini sudah satu minggu! Dan kau masih belum cerita apa-apa. Apa kau masih menganggapku sebagai kekasih mu atau-" aku memejamkan mataku, menerim dengan lapang dada setiap bentakan Erick. Dia tidak pernah membentak. Bahkan tidak dengan bawahannya. Atau bahkam orang yang sangat ia benci,

Tapi ia membentakku. Tak bisa aku bayangkan lebih jauh lagi sesakit apa Erick saat ini. Dan itu semua karena perempuan yang ia kenalkan keseluruh dunia sebagai kekasihnya. Kekasih? Tidak terdengar begitu lagi, untukku.

"Aku akan menjelaskannya. Maafkan aku." sambungan terputus.

***

Hujan baru saja berhenti, meninggalkan embun-embun di setiap makhluk hidup berwarna hijau. Aku masih diam didepanku berdiri Erick dengan setelan rapi nya, walaupun dengan setelan casual tapi jika dia yang mengenakannya itu akan terlihat rapi dan elegan.

Awalnya Erick memang terlihat terlalu mustahil untukku. Postur tinggi dengan rahang yang keras dan badan yang tegap membuat setiap kaum hawa meneteskan liurnya, senyumnya yang menawan-tak pernah membuatku gagal untuk balas tersenyum dan menerbangkan ribuan kupu-kupu tepat dibawah diafragma.

Tapi aku berhasil. Aku mendapatkan hati Erick Smith dan membuatnya mencintaiku membuatku semakin mencintainya lebih dan lebih lagi setiap harinya. Tak peduli seberapa jauh dia berada.

dan disaat aku memiliki kesempatan untuk bertemu dengan lelaki pujaan itu, dan dapat kesempatan untuk mendekapnya, merasakan kehangatannya menjalar dari ujung rambutku hingga ujung kaki. Dan dapat membaui tubuhnya yang sangat wangi itu-masalah mulai muncul dan aku menyakitinya.

Kau akan berpikir aku orang gila yang tidak bersyukur akan nikmat tuhan dalam hidup. Ya, aku gila dan tak bersyukur akan nikmat tuhan akan hidup.

Aku menyianyiakan lelaki yang begitu sempurna hanya karna lebih mementingkan ego yang tak tahu sejak kapan aku memilikinya.

Aku tidak menyalahkan siapapun disini, ini bukan salah Erick, Asla ataupun Vino.

Vino salah, dia bilang bukan salah siapa-siapa jadi aku tidak bisa menyalahkan siapapun. Kali ini dia salah. Dia selalu benar akan apapun, walaupun itu menyakitkan tapi dia selalu benar.

Kali ini dia salah. Ini semua salahku. Aku terlalu bodoh, egois, pendosa. Tak ada yang bisa menggambarkan betapa aku membenci diriku saat ini.

"Erick.. Sepertinya yang terbaik sekarang kita sudahi saja, "

Erick hanya diam.

" apa kau yakin?" aku mengangguk tapi mataku masih tak berani menatap matanya.

"Kanina... "aku masih tak menyaut, dan masih menundukkan kepalaku membiarkan surai hitamku ini menutupi wajah kelamku.

"Sayang.." suaranya melembut, menurunkan oktavnya membuat darah yang mengalir ditubuhku menjadi lebih deras dan jantungku berdebar lebih cepat dan seketika badanku bergetar menahan tangis yang sudah ada di ujung kelopak mataku yang sekarang sepertinya sudah menerobos pertahanan selama ini.

Lengan kokoh Erick sedetik kemudian sudah merengkuhku, menyalurkan hangat itu, hangat yang kurindukan di setiap hujan. Lengan itu tidak hanya memberikanku kehangatan tapi juga kenyamanan dan rasa aman yang tidak aku temukan dimanapun.
Bahkan tidak dirumah.

Apa yang sudah kau lakukan Kanina. Kau membuang berlian, tapi batupun tak kau ambil.

"Erick... Maafkan aku," aku merasakan nya mengangguk. "Aku tahu.. Jika ini membuatmu menjadi lebih baik, aku mengerti." aku meredakan tangisku, menahan agar ego ku tak menguasaiku.

"Bagaimana denganmu?" Erick menatapku, tersenyum. "Aku akan baik-baik saja. Asal kau tak mendung lagi," Erick menyentuh hidungku dan seperti kataku tadi, senyumnya tak pernah bisa membuat ku gagal untuk tidak balas tersenyum.

Erick pulang lebih awal, katanya banyak kerjaan yang menunggunya dan dia akan kembali ke Prancis dua hari lagi dan memintaku untuk tidak usah mengantar katanya takut tidak bisa melepasku.

Dan aku dengan mudah melepasnya.

Sekarang aku sendiri. Dengan datangnya hujan, mendungku ikut datang lagi. Baru lima menit Erick pergi dan hatiku sudah kosong seperti bertahun-tahun tak terjamah penghuni.

Dan aku merasa ini masih belum seberapa dengan apa yang aku lakukan.

***

A/N : follow account instagram wattpad ini @its99queen kita memposting quotes-quotes atau kutipan cerita dari Can't Get Enough of You 😊❤️ makasi buat para readers dan yang udah vote 😊😊 we love yall xx

Can't Get Enough of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang