-ele's p.o.v-
Beep beep...
Ponselku berdering dan kulihat itu dari Paman Duke. Paman yang merawatku setelah orang tuaku meninggal. Tapi aneh sekali dia menelfonku malam-malam begini.
"Hallo, Paman Duke-"
"ELE!"
"Hey, Pat?" Patricia adalah sepupuku, anak pertama dari Paman Duke dan Bibi Rose. Gadis sebelas tahun yang manis dan selalu membantu Paman dan Bibi di peternakan mereka.
"Ele, pulang bisa kan?"
"Baru bisa pulang dua bulan lagi. Memangnya ada apa? Kenapa menelfonku malam-malam? Paman mana?" Tanyaku, karena anak itu jarang sekali menelfon.
"Mom sakit... pekerjaan di peternakan sangat banyak untuku dan ayah. Aku menelfon untuk memanggil bantuan, Ele."
"Bibi sakit? Astaga apa sakit jantungnya memburuk lagi?"
"Iya, baru pulang dari rumah sakit dan harus istirahat terus kata dokter." Jawaban Pat membuatku terdiam beberapa saat. Dulu mendiang ibu juga punya masalah dengan jantungnya.
"Aku akan usahakan ambil jatah cutiku ya."
"Sungguh? Janji dulu."
Aku mengangguk yakin walaupun Pat tidak bisa melihatku. "Janji, bantuan akan segera datang, sweetheart."
• ♡ •
Suasana di belakang panggung ini sangat sibuk. Aku sedang membantu Louis menggulung lengan bajunya. "Thank's." Louis mencuit hidungku dan tersenyum.
Aku menepuk-nepuk pipinya. "Have fun." Dia tersenyum lebar sebelum pergi ke panggung bersama yang lain.
Aku mengeluarkan bekal yang telah aku buatkan untuk Louis. Ini pertama kalinya aku membuatkan spaghetti untuknya. Aku membuka bekal itu, sekedar untuk mengecek apakah isinya berantakan atau tidak.
"Buat Louis ya? Langsung campur saja sausnya." Seseorang berkata di sampingku. Aku menoleh dan itu adalah Taylor. Aku baru ingat di acara ini bukan hanya One Direction bintang tamunya.
"Eh, hehe... iya." Aku mengangguk dan menutup bekal itu lagi untuk diberika pada Louis nanti.
Tapi, bagaimana Taylor paham betul spaghetti kesukaan Louis?
"Kau Eleanor kan?" Tanyanya ramah. Dia bahkan lebih cantik dari yang aku kira.
"Iya, aku Eleanor. Senang bertemu denganmu, Taylor."
Dia tersenyum lagi. Tapi aku melihat sesuatu di balik itu. Seperti ada yang ingin ia bicarakan.
"Aku kesana dulu ya." Pamitnya dan aku mengangguk. "Oh, lain kali kau jangan menaruh seledri pada masakan apaun. He hates those greens." Taylor mengerlingkan matanya sebelum ia pergi.
Okay, apalagi yang ia ingin ajarkan padaku tentang kesukaan Louis?
• ♡ •
Aku mengemas beberapa helai bajuku ke dalam koper, aku akan pulang ke rumah paman. Aku bersyukur karena minggu ini ada jadwal kosong selama dua hari. Itu berarti... bisakah Louis pulang bersamaku
"El, kau mau kemana?" Tanya Harry saat aku turun dari tangga membawa koper.
"Oh, Hazza, aku mau pulang. Aku ambil cuti karena bibiku sakit."
"Aku antar ya?" Tawarnya, seolah mengantarku pulang bukanlah perjalanan yang cukup jauh. "Tidak apa-apa kok kalau aku harus menginap, hehe."
"Haha! Memangnya kau bisa hidup di desa?"