-ele's p.o.v-
Aku mengemas barang-barang Louis yang tergeletak di meja rias. Saat ini dia dan yang lain sedang pemotretan untuk sebuah majalah. Aku tidak tahu apa yang aku lakukan kali ini benar atau salah. Karena yang menurutku benar sering salah menurutnya. Sudah berapa kali aku bermaksud menolong tapi si troll itu malah marah-marah dan sama sekali tidak menghargai usahaku. Ya, dia troll si penggerutu dan pemarah.
Aku tahu manusia sepertinya memang tidak perlu dibantu lagi. Setidaknya itulah yang otaku katakan. Tapi rasanya aku ingin terlibat dalam urusannya, membantunya melakukan sesuatu, dan aku sama sekali tidak merasa keberatan.
Aku tidak suka diriku yang seperti ini.
Ada apa sih denganmu, Eleanor?
"El! Sudah tampan belum?" Harry tiba-tiba muncul. Ia tersenyum lebar padaku.
"Yes, Haz." Aku menggenggam kedua lengannya. Harry benar-benar memiliki badan yang proposional sehingga semua outfit menurutku bisa terlihat dua kali lebih bagus kalau ia pakai.
"Tunggu," Harry mengambil kaca mata hitam dari dalam sakunya dan memakainya. "Bagaimana?"
Tidak heran kenapa banyak orang diluar sana yang tergila-gila pada Harry. Aku yakin jika mereka tahu bagaimana Harry sebenarnya, pasti mereka berkali-kali lipat lebih mengagumi Harry. Karena dia benar-benar idola yang sempurna.
"Kalau begini aku jadi ragu kau minum air biasa. Ganteng banget ih, minum apa sih?" Mendengar candaanku Harry hanya terkekeh sambil mengacak-acak rambutku.
Tentu saja aku protes karena membuat ikal ala Eleanor palsu begini tidak mudah! Dasar Hazza!
Louis masuk ruangan dengan Niall. Aku tidak tahu topik apa yang membuat mereka terawa lepas. Tapi begitu Louis melihatku tawanya hilang. Aku benci saat dia seperti itu.
Dia selalu tertawa dengan orang lain. Tidak pernah denganku. Ia hanya tertawa dan tersenyum padaku saat ada kamera, saat fake dating days. Setelah itu selesai, Louis kembali menjadi dirinya yang murung. Padahal aku suka melihatnya tertawa.
"Eh, kau rapikan barang-barangku?"
"I... iya. Aku lihat berantakan sekali takut ada yang hilang." Sungguh, aku takut akan reaksinya. Rasa takut ini mirip seperti berhadapan dengan guru galak saat melakukan kesalahan di sekolah dulu.
Tapi dia hanya mengangguk-angguk kali ini. Wah, jadi kali ini tindakanku benar?
"Oh ya, Katie bilang sebentar lagi kita ke Channel's fashion show. Jangan terlambat ya." Katanya sebelum melangkah pergi keluar bersama Niall.
Aku terdiam. Masih sedikit shock dengan perubahan sifat Louis. Dia masih saja ketus dan galak dan menakutkan dan kaku dan tidak tersenyum dan seperti biasanya.
Tapi kali ini dia tidak kesal dengan apa yang aku lakukan.
"El..." Harry menyadarkan lamauanku. "Tentang apa yang aku katakan di balkon malam itu, aku serius ingin membantumu."
Aku tersenyum saat Harry berkata seperti itu. Pria ini baik sekali padaku, bahkan membuatku tidak bisa berkata-kata.
• ♡ •
Jam sembilan malam. Aku menghapus make up yang masih melekat di mukaku. Dan melepas softlens coklatku. Fake dating malam ini benar-benar berbeda. Louis tidak bawel dan menyebalkan seperti biasanya. Kali ini dia banyak diam dan tersenyum. Aku masih ingat, saat aku memuji fashion show yang cantik dia berkata, "Sama sepertimu."