02 | You Are Love, You Are Laserquest

300 14 0
                                    

02 | You Are Love,
You Are Laserquest

"Now,
I can't think of her
without thinking of you."

LOVE IS A LASERQUEST
- ARCTIC MONKEYS

***

"Dira, congratulations for one thousand subscriber!"

Sepertinya Rando akan jadi orang terakhir yang mengucapkan selamat.

Dira menyambut uluran tangannya sumringah. Kalau diberikan ucapan dengan orang sekelas Rando, baru boleh dikatakan berhasil.

"Thankyou, Kak Rando!"

"Masih belom ada niat gabung padus?"

Cengiran Dira membuat kepala ketua ekstrakulikuler paduan suara itu mangut-mangut. Terhitung tiga kali cewek itu menolak tawarannya.

"It's ok, gue tetep akan like video cover lo. Keep up the good work, Dir!"

Kemudian Rando menatap Ben yang selalu di samping Dira. Keberadaannya mirip anjing penjaga rumah.

Tapi cowok itu tetap memberi pujian, "Ben, you too, lo nggak kalah pecah!"

Tangan Rando mengepal di udara sebagai brofist dibalas angin. Tangan Ben masih tersimpan dalam saku jaketnya.

"Don't bro me if you don't know me."

Dira melotot.

"Sana lo pergi! Sebelum pala lo yang gue pecahin."

Mata Dira mau keluar.

"Easy, boy." Rando berusaha menjaga situasi. "Okey, then, see you around you two!"

Dira sebisa mungkin memberi senyuman dan Rando kembali bergabung dengan kumpulannya.

Selepasnya Dira terus menatap Ben penuh protes. Tapi dasarnya Ben keras kepala, ia anggap tindakannya benar. Dira bisa membaca sebentar lagi cowok itu akan membela dirinya habis-habisan.

"Gue udah bales omongan dia pake bahasa Inggris gue yang pretty fluent itu. What are you expect?"

"Be nice to human, Benny! Lo selalu bersikap kayak anjing yang sensitif kalau ada manusia yang deketin."

Nggak aneh lagi kenapa pertemuan pertama mereka Ben bertumpah darah. Semua orang juga akan naik darah kalau sikapnya begitu.

"For the first time, gue bangga lo mengibaratkan gue dengan anjing. Karena gue emang anjing, I'm such faith."

Mata Dira menyipit. Bingung melihat rahang tajam Ben mengeras dua kali lipat setelah mengucapkan kalimat terakhir.

"Cowok itu suka sama lo," desah Ben, membuang muka.

Mulut Dira sontak ternganga, kalau bukan karena dalam kondisi bersitegang pasti Ben sudah tertawa, beautiful stupid face ever.

"Kak Rando?"

Ben mengangguk malas.

Tawa Dira memecah tembok perang yang Ben bangun. Ia memukul lengan Ben tak henti-henti. Cowok itu terima saja, sedikit demi sedikit ikut tertawa juga.

"Ada yang lucu?"

"Elo!"

"Iya, lo jujur. Cewek-cewek juga menjerit ke gue seperti minta dicabuli. Mereka anjing-anjing yang agresif seperti lagi birahi."

Friendship Not DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang