04 | Black Blind Puzzle

213 8 0
                                    

04 | Black Blind Puzzle

"Fingers
dimming in the lights.
Like your used
to being told
that
you're trouble.
And I spent all night.
Stuck on the puzzle."

STUCK ON THE PUZZLE
- ALEX TURNER

***

Satu tahun lalu...

Motor Ben berhenti di depan pagar rumah mewah. Saat ada kesempatan, Dira langsung turun dan terjongkok sambil memegang perutnya. Kwetiau yang dilahapnya tadi serasa ingin keluar lewat mulutnya dalam bentuk muntahan.

Ben tidak kerepotan melihat Dira yang kewalahan dengan suasana perutnya sendiri, ia hanya meliriknya. Ia juga tidak memasukkan motornya, tetapi turun dan melempar kunci ke satpam yang baru membukakan pagar.

Tanpa isyarat, satpam itu paham untuk menggantikan Ben memarkirkan motornya.

Dengan ujung sepatu Ben menyikut Dira. "Masuk," perintahnya.

Dira ingin menarik hoodie cowok itu. Keadaannya sekarang adalah perbuatan Ben, dan sudah hukumnya ia membantu cewek itu. Minimal, mengangkutnya masuk ke dalam rumah seperti dirinya waktu itu menggotongnya ke UKS.

Ben selangkah melewati pagar rumahnya. Seseorang meneriaki namanya. Orang itu sudah turun dari pintu kiri mobil dan menuju Ben tapi berbelok ke arah Dira.

"Ini siapa, Ben?" Tanya wanita itu. "Temen kamu? Kok nggak di dalam?"

Belum mendengar jawaban Ben, Sari terkejut melihat wajah Dira. Bibirnya sudah sewarna dengan mukanya. Pucat pasi.

"Astaga! Kamu kenapa, sweetheart? Ben apain kamu? Ben sini dong, bantuin temen kamu!"

"Dia bisa jalan kok."

Sari ikut terduduk di samping Dira. Kesal dengan jawaban anak semata wayangnya tapi perasaannya lebih cemas memandangi Dira.

"Can you hear me?" Dira mengangguk. Sari langsung berteriak ke orang lain di antara mereka. "Honey, pick her up!"

Pandangan Dira sedikit buyar. Tapi dari bayangannya, orang itu mendekat dan berbadan besar. Ia tidak mengangkatnya. Karena orang itu mengatakan sesuatu kepada seseorang. Dira lupa apa yang dikatakannya. Hanya nada bicaranya berat dan meninggi seperti memerintah. Setelah itu badan Dira melayang dalam dekapam seseorang.

***

Pertama kali yang ia cium adalah aroma terapi. Wanginya berasal dari wangi-wangian dalam kemasan kecil. Botol itu dipegang oleh wanita berbeda yang tadi ditemuinya.

Awalnya pandangan Dira kabur, lalu dalam hitungan detik penglihatannya kembali normal. Di sampingnya ada wanita tua. Keriput di wajahnya dan senyuman membuatnya lebih muda. Beberala langkah ke belakang ada pria tua yang memandangnya penuh sayang.

"Are you fine?" Sari ikut duduk di atas kasur besar yang ditiduri Dira sekarang.

Dira mengangguk.

"I told you, she is!" Itu Ben. Dia bersedekap dan berdiri bersama pria setengah baya.

Dira mengerjapkan matanya berulang kali. Ben dan pria itu mirip sekali. Dari pahat di wajahnya sampai potongan tubuhnya bagai pinang di belah dua.

Friendship Not DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang