08 | The One That Got Away

190 8 0
                                    

08 | The One That Got Away

"And she's not aware yet,
but she's yours."

BRAINSTORM -
ARCTIC MONKEYS 

***

Di muka pintu ruang kelas, Ben menunggu Dira keluar. Setelah menemukan uang jajannya yang tercecer di tas, ia menyusul Ben yang memasang wajah kusut.

"Lama lo," kata Ben.

Mereka jalan bersisian.

"Maafin elah." Dira membalas. "Zahra mana?"

"Latihan."

Dira membentuk lingkaran di mulutnya. Setelah itu Ben tidak lagi berbicara. Ia pun tidak butuh obrolan basa-basi.

Mendapatkan makan siangnya, ia menyusul Ben yang lagi-lagi menunggu. Tentu saja ia lebih cepat, cowok itu selalu menyerobot antrean dan tidak ada yang berani menegurnya.

Dira hanya berdecak, lelah memperingati cowok itu tentang penting bersabar.

"Lo nggak bisa nunggu sebentar aja?"

"Gue selalu menunggu."

Tanpa mempedulikan Dira, Ben sudah duduk di salah satu meja, menikmati makan siangnya.

Hari ini Dira menyadari sesuatu yang tidak biasa dari Ben. Maksudnya, ia tahu Ben selalu menyebalkan. Tetapi ia juga selalu tidak mau kalah. Bukan pendiam seperti sekarang.

"Lo lagi dendam kesumat, ya?"

Ben menatap Dira sesaat. Dan kembali makan.

See?

Dira menaruh kulit ayam gorengnya di piring Ben. Cowok itu menatapnya bingung.

"Lo lagi kesel sama gue, tapi lo selalu suka kulit ayam, kan?"

Seketika Ben tertawa. "Lo mau tulang ayam gue?"

Dira mengangguk cepat.

"Nanti ya kalau udah mau abis." Ben kembali menyendok. "Dir, minggu depan nonton Street Child, yuk?"

"Emang mereka mau manggung dimana?"

"Di MOB."

"Boleh," Dira mengangguk. "Ajak Zahra sekalian."

"Kok Zahra? Dia aja nggak tahu mereka siapa."

"Tapi kan cowoknya suka band itu, pasti Zahra mau tau."

Kunyahan Ben melemah. Tangan kirinya mengambil botol plastik yang sengaja dibuka supaya memudahkan minum.

"Oke."

Hanya itu yang Ben katakan. Kemudian ia mejadi pendiam lagi. Dira juga diam saja. Tidak ada lagi kulit ayam, tidak ada lagi cara mengembalikan Ben, selain menunggu cowok itu normal.

***

Pulang sekolah tadi, Dira mendapat chat dari Zahra. Cewek itu ingin bertemu di aula sekolah. Karena ia sangat sibuk mempersiapkan lomba sampai dispen dari KBM.

Benar saja, Zahra sedang menyender di tembok dengan kausnya yang basah.

"Lo mau lomba renang, ya?"

Dira duduk di hadapan Zahra. Sedikit memberi ruang karena Zahra basah jelas bukan karena air kaporit, tapi over keringat.

Zahra terkekeh. "Gue selamat dari ulangan sosio dan bahasa."

"Padahal tadi gue abis remedial biologi. Dan lo harus tau ... essai!"

Friendship Not DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang