03 | Except Expectation

256 8 0
                                    

03 | Except Expectation

"When you look at me
like that
my darling,
what did you expect?"

505 - ARCTIC MONKEYS

***

Setahun yang lalu...

Saat memasuki ruang OSIS, Dira masih kebingungan dengan Fardi yang memintanya hadir di sini.

Cowok bertumbuh tambun itu sudah menunggunya dan terlihat tidak senang atas kengaretan Dira. Dia sendiri menatap Fardi tanpa salah.

Tentang cowok ini, Dira tidak terlalu suka. Selain jadi ketua OSIS, dia juga anak kesayangan guru. Pakaiannya yang selalu tampil rapi dengam kemeja dikancing sampai atas dan lain-lain.

Pernah sekelas dengan Fardi membuat Dira banyak tahu. Nyaris mereka tidak pernah ber-'teman'. Satu-dua kali terlibat masalah karena sikap Fardi yang menurut Dira tidak cukup bijak. Sebagai orang perfeksionis, Fardi tidak terima pekerjaannya dikritik orang yang bukan siapa-siapa seperti Dira.

Selebih itu, Dira tidak peduli. Termasuk alasan orang-orang memilih Fardi untuk menjadi ketua OSIS. Ia sendiri golput waktu itu.

"Gue ditahan Bu Gofar, bisa apa?" Dira jujur.

Fardi mengangguk lalu mempersilakannya duduk. "Tadi anak-anak lain udah ngumpul, tinggal lo yang belom."

"Anak-anak siapa?"

"Yang ikut juga."

"Ikut apa?"

Fardi mulai geram. "Lo tahu nggak sih dipanggil ke sini untuk apa?"

Dira menggeleng cepat.

Wajah Fardi berubah kusut. Setelah menghela napas, ia melanjutkan, "Lo termasuk peserta pensi untuk gebyar sekolah, Dir. Zahra yang daftarin lo, dia bilang lo sibuk ngurus sapi."

Diam. Dira berpikir keras tentang perkataan Fardi. Entah reaksi bagaimana yang harus ia tunjukkan. Kesal karena kelancangan Zahra, tentu saja. Tapi mereka sedang perang dingin semenjak hari itu.

"Lo mikir apa? Kalau lo mau batalin, sorry, nggak bisa."

"Tapi gue nggak tahu apa-apa!"

Fardi mengangkat bahu. "Itu urusan lo sama temen aneh lo. Di sini gue cuma negasin ke lo, kalau lo harus tampilin satu lagu. Terserah kalau lo mau solo, atau ajak orang lain. Yang jelas nggak ada cancel karena ini menyangkut diri lo sendiri. Semuanya udah OSIS susun dan umumin."

"Maksud lo?"

"Semuanya tahu lo akan isi acara ini. Tapi penampilannya sebagai kejutan. Sengaja, biar penasaran."

Dira menjatuhkan kening di meja yang memisahkannya dengan Fardi. Cowok itu terkejut akan suara benturan, sedikit mencemaskan dahinya.

"Di, gue tahu lo benci gue, tapi tolong kali ini aja gue nggak mau..." Dira mendongak. "Please, ya?"

Diri Fardi membenarkan perkataan Dira. Sejujurnya ia juga membenci cewek itu. Jadi berat baginya untuk menyanggupi keinginan Dira. Dia butuh melihat Dira tersiksa.

"Sorry, nggak bisa."

Sekarang Dira terlihat putus asa, menatap langit-langit seperti di ujung hidupnya.

"Tapi mungkin gue bisa nolong lo," tawar Fardi.

Wajah Dira berubah. Tampak tidak yakin dengan negoisasi milik Fardi.

Friendship Not DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang