Chapter 11

178 10 0
                                    


Suasana pagi hari ini sangat cerah, membuat semua orang semangat untuk melakukan aktivitas mereka masing-masing, termasuk Anna.

Pagi ini dia berangkat ke sekolah di antarkan oleh supirnya. Sesampai di sekolah banyak yang menyapa dirinya, tak terkecuali Andi.

"Pagi Ann..." Sapa Andi yang tiba-tiba muncul dari belakang sambil tersenyum manis.

Deg

"Eh pagi juga Andi," balas Anna.

Anna yang tidak mengerti dengan perasaannya pun berusaha menetralkan detak jantungnya yang tak karuan.

Dia masih bingung dengan perasaannya, apakah dia menyukai lelaki ini atau hanya sebatas kagum(?).

"Anna, kok bengong? Yuk ke kelas," ujar Andi yang melambaikan tangannya di depan wajah Anna.

"Eh iyaa." Ujar Anna yang tersadar dari lamunannya. Dan merutuki dirinya yang memalukan di depan Andi.

Andi pun tersenyum geli melihat ekspresi Anna yang sangat lucu menurutnya.

Mereka berdua berjalan bersama menuju kelas masing-masing. Andi yang sedari tadi tersenyum dan melirik-lirik pada Anna, membuat dia kebingungan.

"Lo kenapa Ndi? Gak kerasukan kan lo?" Ujar Anna kebingungan.

Andi hanya membalas dengan gelengan dan masih tersenyum manis pada Anna.

"Trus kenapa lo liatin gue kek gitu? Ada apa di muka gue?" Ujar Anna sambil meraba-raba wajahnya.

"Gak ada apa-apa kok Na, lo cantik, gue suka." Ujar Andi tersenyum manis.

Mendengar ucapan Andi tersebut, Anna hanya menundukkan wajahnya. Dia yakin pasti saat ini wajahnya sudah semerah tomat.

"Lo kenapa Na? Ciee blushing yaa?" Goda Andi.

"Apaan sih lo! Yaudah gue masuk kelas dulu." Ujar Anna yang sudah tak sanggup berdekatan dengan Andi.

Bisa-bisa Anna terkena serangan jantung karena detak jantungnya yang sudah seperti marathon jika berdekatan dengan lelaki tersebut.

Melihat sikap Anna, membuat Andi gemas dan tak hentinya tersenyum. Dia senang melihat gadis itu blushing karena dirinya. Dia yakin kalau dia sudah menyukai gadis tersebut.

•••••

"Lo kenapa sih Na? Gue perhatiin dari tadi bengong mulu. Mikirin siapa sih lo?" Tanya Kenya penasaran.

"Andi." Ujar Chika dan Verlin serempak.

"Apaan sih lo! Gue gak ada mikirin siapa2 kok," ujar Anna yang protes pada ucapan Chika dan Verlin bahwa dirinya tengah memikirkan Andi.

Mereka bertiga hanya mangut-mangut mendengar ucapan Anna tersebut dan kembali fokus pada kegiatan masing-masing.

Bel istirahat pun berbunyi. Seluruh siswa-siswi berhamburan keluar kelas untuk mengisi jam istirahat dengan berbagai aktivitas.

Anna dan ketiga sahabatnya sedang menuju ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah lapar.

"Lo pada pesen apa?" Tanya Chika pada ketiga sahabatnya.

"Nasi goreng sama jus jeruk aja deh," ujar Kenya.

"Gue ngikut aja." Ujar Anna.

"Gue juga ngikut hehe." Ujar Verlin terkekeh.

"Yaudah kalian pada cari tempat duduk deh, biar gue yang pesen makanannya." Ujar Chika.

"Okeee." Ujar ketiga sahabatnya serempak.

Disaat mereka telah mendapatkan tempat duduk, Anna pun membuka suara.

"Oh ya Nya, lo ingat Deo kan?" Tanya Anna pada Kenya.

"Deo?" Ujar Kenya menyerngitkan dahinya mengingat siapa sosok yang disebutkan Anna tersebut.

Fyi, Anna dan Kenya memang sudah bersahabat sejak kecil. Walaupun rumah mereka tidak berdekatan, tetapi mereka bersekolah di SD yang sama, begitu juga dengan Deo. Mereka bertemu kembali di jenjang SMA, karena Kenya pindah saat telah tamat SD. Sedangkan Chika dan Verlin, mereka bertemu saat pertama kali Mengikuti MOS. Dan bersahabat saat mereka berada di kelas yang sama.

"Masa lo gak inget sih Nya, itu loh yang sering bareng kita waktu sd. Inget gak?" Ujar Anna menjelaskan.

"Hoo iya-iya gue inget, sahabat cowok kita dulu ya. Trus emang kenapa?" Ujar Kenya yang sudah mengingat sosok tersebut.

Belum sempat Anna menjawab ucapan Kenya, tiba-tiba Chika datang dengan rempongnya membawa makanan yang dibantu oleh pelayan kantin.

"Ini ni punya kalian." Ujar Chika sambil meletakkan makanan yang ada ditangannya ke atas meja.

Semua makanan mereka telah tersaji di atas meja. Anna, Kenya, dan Verlin terdiam melihat Chika. Seakan tersadar melihat ketiga sahabatnya bengong, Chika pun angkat suara.

"Kalian semua pada kenapa?" Ujar Chika kebingungan.

"Asli, lo orangnya rempong amat dah." Ujar Verlin membuat Anna dan Kenya tertawa lepas.

"Hehe... Biasa aja kali," ujar chika terkekeh.

"Jadi kalian lagi cerita apa?" Lanjut Chika.

"Ini lagi ceritain sahabat gue sama Kenya dulu." Ujar Anna setelah tawanya mereda.

"Siapa?" Tanya Chika.

"Makanya lo denger aja kali Chik, lagian kalo disebutin siapanya emang lo kenal?" Ujar Verlin yang sudah gemas dengan sahabatnya tersebut.

"Hehe iya juga yaa." Ujar Chika nyengir.

Anna hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya tersebut.

"Trus kenapa sama Deo, Na?" Tanya Kenya.

"Gue ketemu dia kemaren dan dia bilang dia sekarang menetap disini." Ujar Anna.

"Beneran? Gue pengen deh ketemu dia." Ujar Kenya.

"Gue juga dikenalin ya Na?" Ujar Chika.

"Siip, lain kali gue ajak kalian ketemu dia deh dan buat Chika gue kenalin pastinya." Ujar Anna tersenyum geli.

Mereka pun melanjutkan makannya dan sesekali bercerita juga tertawa bersama.

*****

Haii readers...

Gimana ceritanya? Maaf ya kalau ceritanya gaje atau gak nyambung.

Keep reading guys😊

Jangan lupa vote+comment nya yaa

30-10-2016

Love in High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang