FAME (Marc Marquez Fanfiction)

7. Someone Unexpected

Siapa yg nonton race kmaren? Pada bete ga sih? Kalo gue ga terlalu masa haha. Untung doi uda jurdun, untung doi ganteng, untung sayang, untung cinta. Jurdun mah bebas lah yaa, ga ikut balapan ato crash juga gapapa :* tapi Marc kmaren kaya tukang becak ga sih, kemana2 pake anduk dikalungin di leher gara2 ingusan HAHAHHA. Bodo amat lah ya, ORANG GANTENG KAN BEBAS.

Anw, di chapter kali ini gue nyoba nulis pake Author's POV karena uda lama juga gue ga ngasah tulisan gue pake POV ini. Terakhir kali nulis ff pake Author's POV itu pas masih nulis The Love Affairs kalo ga salah #oke #inigapenting #bye. Semoga kalian enjoy :)

***

Sierra terbangun dari tidur sorenya ketika mendengar ponselnya berbunyi. Belum genap satu jam dia beristirahat, dia sudah diganggu oleh pesan singkat dari sahabatnya, Yvonne, yang berada di New York. Yvonne memberitahu jika minggu depan nanti dia akan merayakan ulang tahunnya di salah satu kasino ternama di Las Vegas dan dia meminta Sierra untuk datang. Itu akan menjadi salah satu pesta ulang tahun terbesar yang pernah Yvonne rayakan di sepanjang hidupnya selama 24 tahun ini, tentunya dia ingin jika sahabat-sahabatnya hadir di sana untuknya.

Menghela napas panjang, Sierra menjentikkan jari-jarinya di layar dan membalas pesan singkat Yvonne yang bernada antusias. Dengan berat hati Sierra mengatakan bahwa dia tidak akan bisa datang karena sudah memiliki janji untuk berlibur bersama Marc di Andorra sepanjang minggu ini. Yvonne sendiri sudah bisa memperkirakan jawaban Sierra karena dia tahu, sahabatnya yang sudah berada di sisinya selama dua tahun terakhir itu selalu lebih memilih Marc dibandingkan teman-temannya. Bisa dibilang, alasan mengapa Yvonne memberikan kabar ini pada Sierra tak lain dan tak bukan untuk menghormati hubungan persahabatan mereka agar Sierra tidak merasa kecewa nantinya, terlepas dari kenyataan bahwa Yvonne sudah tahu Sierra akan menghabiskan waktunya dengan Marc di belahan benua yang berbeda.

Sejatinya, lingkar pertemanan Sierra tidaklah luas kendati dia seorang bintang pop dunia. Ada banyak faktor penentu mengapa dia demikian dan salah satunya adalah sifatnya yang seorang introvert. Dari luar, Sierra mungkin terlihat seperti gadis yang ceria, berisik, dan 'sedikit gila'. Namun, pada kenyataannya, gadis yang baru berumur 22 tahun ini sangatlah tertutup dan tidak mudah menyatakan keluh kesahnya pada orang lain. Dia memiliki segudang rahasia yang hanya diketahui oleh dirinya sendiri, ada banyak emosi yang dia pendam hanya untuk dia rasakan sendiri dan tidak pernah dia bagi pada orang lain. Masalah kepercayaan diri menjadi penghalangnya dalam mencari teman. Jika ingin menghitung seberapa banyak teman Sierra saat ini, mungkin kelima jarinya saja sudah lebih dari cukup.

"Chanel?" Sierra bergumam ketika teringat pada kucing kecil kesayangannya yang berada di luar. Cepat-cepat dia turun dari tempat tidur dan melesat keluar dari kamar Alex yang akan dia gunakan selama beberapa hari—setidaknya sampai Marc memutuskan untuk pulang ke Andorra, rumah pribadinya yang super luas karena memiliki tempat berlatih untuk motocross.

Alih-alih ingin mengecek bayi kecilnya yang terlihat seperti buntalan kecil awan kelabu, Sierra justru menemukan Roser sedang menyibukkan diri di dapur. Wanita paruh baya itu tengah memasak sesuatu yang benar-benar menggugah selera makannya dan mengundang air liur untuk jatuh dari ujung bibirnya.

"Ada yang bisa aku bantu?" Sierra berbicara dalam bahasa Inggris yang direspon oleh kedua alis Roser yang terangkat. Tentu Roser tahu sedikit untuk kata-kata umum seperti itu, jadi dia menganggukkan kepalanya dan membiarkan Sierra membantunya di dapur.

Dalam hati, Sierra bingung bagaimana dia akan melakukan pekerjaan seperti ini. Sierra tidak pernah akrab dengan alat-alat dapur terutama yang bernama pisau. Dia sangat payah dalam hal memasak jadi dia sendiri tidak mengerti mengapa dia menawarkan dirinya sendiri untuk membantu Roser membuat makan malam. Mungkin dia hanya ingin bersikap sopan saja.