5. Dirty Little Secret

6.7K 507 113
                                    

"Sudah kubilang kau seharusnya tetap tinggal di paddock, mengapa kau tidak mendengarkanku?" Marc setengah membentak ketika kami kembali ke sarang Honda.

Dengan penuh penyesalan, aku menunduk tidak berani menatap wajahnya. "Maaf."

"Aku melakukan ini untuk kebaikanmu sendiri, Sierra. Bukan karena hal yang lain. Saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk terlihat bersama dengan Jorge. Jika ada fotografer yang menangkap kalian berdua sedang berbincang-bincang, kau pikir apa yang akan media katakan tentang hal itu? Aku sedang membantumu di sini karena aku percaya padamu, jadi tolong hargai aku, dengarkan nasihat yang kuberikan padamu." Jelasnya, yang mana membuatku tercengang ketika mendengar pengakuannya. Sesuatu yang tidak aku duga-duga. Sungguh? Jadi ini semua hanya karena reputasiku? Atau jangan-jangan reputasinya juga?

"Aku tahu. Maafkan aku."

Dia mendecak kesal. "Terkadang maaf saja tidak cukup."

Oh, sesuatu seakan menusukku dengan kuat, menembus hingga ke ulu hati. Selama beberapa saat aku terpaku memikirkan ucapan Marc yang membuat perasaan dan pikiranku tidak tenang. Apakah dia tidak memiliki alasan lain selain soal reputasi? Tidakkah ada sedikit pun perasaan cemburu dalam dirinya? Dia berbicara seperti itu seolah-olah dia adalah seorang manajer, bukannya kekasihku.

Mendongak padanya, aku melihatnya menatapku, marah dan dingin, sebuah tatapan yang jarang dia perlihatkan padaku karena aku tidak pernah cukup berani membuatnya marah. Ya, kadang aku memang bisa khilaf—bertindak ceroboh tanpa memikirkan resikonya—tapi aku tetap belajar dari itu, dan Marc yang selalu mengingatkanku. "Apa yang bisa kulakukan untukmu?"

"Entahlah. Mungkin diam di sini dan berdoa agar dirimu tidak ada di artikel koran besok pagi? Lakukan sesukamu, asal jangan taruh dirimu lagi dalam masalah. Latihan bebas sudah dimulai, aku harus pergi." Katanya, menyambar helm berwarna merah yang ada di rak dan mengenakannya. Dalam bisu aku menonton Marc hingga dia melaju membawa RC213V meninggalkan paddock, disusul oleh Dani di belakangnya.

Beberapa tim mekanik dan manajer Marc melihat ke arahku dengan tatapan prihatin, seakan-akan mereka merasa kasihan padaku, jadi aku berbalik memunggungi mereka, memutuskan untuk meninggalkan paddock lewat pintu belakang yang langsung menyambung dengan halaman parkir untuk motorhome para pembalap. Dan kebetulan saja, secara tidak disengaja aku bertemu dengan Alex yang sedang mengobrol dengan Jose. Dia memalingkan wajah saat melihatku.

"Sierra. Apa yang kau lakukan di sini? Kau tidak menonton Marc latihan?"

Aku mengulas senyum pahit, entah apa tujuannya. Ini sudah menjadi kebiasaanku setiap kali sedang merasa gelisah. Melihat pada kami berdua, Jose langsung pamit pada Alex sebelum masuk ke dalam paddock Honda dengan terburu-buru, meninggalkan kami berdua di luar sini.

Aku duduk di atas aspal yang kering.

"Kalian sedang bertengkar?" tanyanya, bergabung untuk duduk di sebelahku.

"Tidak."

"Lalu? Mengapa kau cemberut seperti itu?"

Sejenak aku menghela napas, mencoba mencari ketenangan. "Alex, apa menurutmu aku ini menyusahkan?"

"Hah?"

"Apa menurutmu aku selalu menyusahkan kakakmu? Aku selalu berpikir jika dia marah padaku karena aku bisa memberikan reputasi yang buruk baginya, bukan karena dia benar-benar menyukaiku."

"A-apa maksudmu? Aku tidak mengerti. Si bodoh itu kenapa lagi? Dia mengatakan sesuatu padamu?"

"Sesuatu? Apa dia mengatakan sesuatu padamu yang tidak dia katakan padaku?"

FAME (Marc Marquez Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang