...Sudah pukul 7, tapi Bulan masih malas untuk beranjak dari kasurnya. Hari Minggu adalah hari yg sangat dia cintai, karena dia bisa menghabiskan waktu untuk membaca beberapa novel sambil mendengarkan musik dari handphone nya.
"Bulaaaan..!!!" teriak papa dari luar kamarnya.
"Iya pa."
"Ada temen kamu tuh, udah nungguin di ruang tamu. Cepet samperin deh." kata papanya lagi.
"Iya pa." kata Bulan sambil merapikan rambutnya yg masih acak-acakan. Dengan pertanyaan siapa teman yg datang sepagi ini? Tidak mungkin Anna, karena dia pasti akan menghubungi Bulan terlebih dahulu sebelum ke rumahnya.
Bulan pun segera turun ke ruang tamu yg berada di lantai satu. Dengan badan yg masih mengenakan baju tidur bergambar kartun minion dengan pasangan celana pendek di atas lutut.
Sampai di ruang tamu, Bulan menatap tamunya itu dengan ekspresi tidak percaya. Bagaimana bisa si cowok sialan itu pagi-pagi sudah ada di rumahnya. Darimana dia bisa tau alamat rumahnya disini. Anna? Tidak mungkin.
Bintang yg menyadari kehadiran Bulan, langsung menyambutnya dengan senyuman. Apalagi dengan penampilan Bulan yg kelihatan baru bangun tidur, membuat sepasang matanya tak ingin beralih dari pemandangan di depannya itu.
Lo lebih cantik dengan pakaian kek gini Lan. Batin Bintang."Hemm.. Ada apa Lo pagi-pagi ke rumah Gue?" tanya Bulan yg masih berdiri menatap Bintang yg sudah duduk manis di sofa rumahnya.
"Gu-gue mau ngajakin Lo jalan." kata Bintang sambil menatap Bulan yg masih memandangnya sinis. Duh kenapa ni mulut bilang jalan sih... Ntar si Bulan nyangka yg macem-macem lagi.
"Maksud Gue, Gue mau ngajakin Lo makan di luar. Seperti yg Gue bilang kemarin, untuk menebus kesalahan Gue ke Elo" jelas Bintang dengan wajah yg dibuat semenyedihkan mungkin.
"Gue gak pengen keluar." Bulan masih dalam posisi berdirinya.
Vira yg mendengar Bulan berbincang-bincang pun segera menuju ke ruang tamu. Dan mendapati anaknya dengan seorang cowok yg tengah duduk di sofa ruang tamu mereka.
"Eh ada temennya Bulan, ta-
"Bukan temen Bulan ma, cuma senior di kampus." potong Bulan sebelum Vira menyelesaikan perkataannya.
"Ya sama aja Lan. Berarti dia temen kamu." kata Vira sambil menatap anaknya itu dengan raut wajah kesal. "Nama kamu siapa? Kok Tante gak pernah lihat kamu kesini ya? Atau baru pertama kali?" tanya Vira ramah kepada Bintang. Dia tau sepertinya Bulan tidak terlalu suka dengan cowok yg sekarang mendatangi rumahnya.
"Saya Bintang tante. Saya memang baru pertama kali kesini." jawab Bintang sambil menyalami tangan Vira.
"Bintang? Lucu yaa. Anak tante ini Bulan." kata Vira sambil meraih pundak anaknya. Dan berhasil membuat wajah Bulan memerah. Malu.
Nyokapnya baik ramah banget kek pedagang sayuran. Anaknya lebih pantes jadi sayurannya. Diem mulu.. Kata Bintang dalam hati.
"Saya mau izin Tante. Saya mau mengajak Bulan makan di luar. Boleh kan Te?" tanya Bintang dengan penuh keberanian kepada Vira.
"Oh boleh kok." kata Vira sambil tersenyum. "Bulan, sana kamu cepetan siap-siap! Biar Bintang gak nunggu terlalu lama." kata Vira kepada anaknya itu.
"Tapi maa-
"Udah sana. Kasian lo Bintang pagi-pagi kesini, tapi kamunya malah gak mau keluar." kata Vira membujuk anak semata wayangnya itu. Vira terlihat bahagia melihat kedatangan Bintang di rumahnya, setelah hampir 4 tahun Bulan tidak pernah membawa teman cowoknya ke rumah, selain hanya untuk mengerjakan tugas kelompok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merindukan Purnama
Fiksi Remaja-Bulan dan Bintang- Dua remaja dengan nama yang bisa dibilang terikat. Saling mengenal ketika di bangku kuliah, tapi bukan berarti mereka berteman bahkan bisa disebut musuh bebuyutan. Tapi dengan hal inilah mereka sadar bahwa mereka saling membutuhk...