Memburuk

423 15 0
                                    

Waktu terus berganti dan berjalan dengan begitu cepat,kini tak terasa sudah tinggal 2 hari lagi akan terlaksananya pesta meriah untuk Anaya,namun,kini kondisi Anaya sangat mengenaskan,rambutnya semakin tipis,wajahnya semakin pucat Dan ia mulai susah berjalan,Cristopian yang selalu ada disisinya kerap kali mendapat cobaan dari Anaya yang terkadang emosinya tidak terkendali,Leo dan juga Keylie selalu memberi semangat pada Cristopian seperti saat ini,Cristopian lagi-lagi mendapat lemparan benda tumpul dari Anaya berupa sebuah buku tebal yang ia lempar mengenai pipi Cristopian

"Anaya,jangan begini sayang,sudah cukup"ujar Leo "apa Kak?! Apa?! Lo belain dia hah!!! Ia FINE!!! Gue emang bentar lagi mau mati!! Dan kalian nggak usah susah-susah buat sembuh in gue lagi!!!"ucapan Anaya menusuk ulu hati Leo ia menunduk begitu juga Keylie yang sudah menangis,sedetik kemudian Anaya tak sadarkan diri untuk kesekian kalinya "Anaya!!! DOKTER!!! Dokter!!!!"jerit Keylie,beberapa dokter tergopoh-gopoh datang membawa peralatan medis dan obat-obatan yang mengerikan bagi Keylie "Lo nggak papa?"tanya Leo pada Cristopian "nggak Kak,gue baik"ujarnya walaupun pipinya membiru ia tetap bisa tersenyum,ia melirik dokter yang tengah memeriksa kekasihnya ia kembali menangis dan ia keluar dari ruangan laknat itu.....

Disisi lain,
Anaya tengah berada di sebuah danau cantik nan indah,tepatnya ia berada di sebuah ayunan putih bersinar seperti gaunnya "sayang,,,"lirihan seseorang membuatnya menoleh "Honey,,,sini,,duduk deket aku" Cristopian duduk disebelah kekasihnya "Anaya,aku mohon kamu kembali ya"
"Nggak crist,,ini tempatku sekarang,,aku akan bahagia disini,,,aku terlalu lelah untuk melawan semua kesakitan itu" "aku mohon sayang,,,,hiks,,,jangan tinggalkan aku,,," "hei,jangan menangis,kamu akan membuat aku tersiksa disini kalau kamu menangis sayang" "aku nggak bisa hidup tanpa kamu,,kamu itu segalanya buat aku Anaya"mereka berpelukan Anaya tersenyum dengan penuh arti,sedangkan Cristopian menangis sejadi-jadinya "jangan menangis,aku tak suka melihat air matamu terjatuh crist" "bagaimana aku tak menangis?? Kalau kamu bilang kamu nggak akan kembali??,aku lebih baik disini dan melupakan semuanya Anaya asal aku bisa sama kamu" "sttsss,,,jangan sayang,aku akan selalu ada dihati kamu,dan kamu akan selalu abadi di hati aku"

Tiba-tiba Cristopian terlonjak saat ada yang menepuk pundaknya,ternyata itu adalah Keylie "kenapa Key?" "Lo mikirin Anaya ya??"tanya Keylie "ya,gue terlalu takut Key,hiks,,gue takut kehilangan dia"ujar Cristopian "bukan cuma Lo yang takut,gue,sama Kak Leo juga sama takutnya sama Lo"ujar Keylie "gue nggak nyangka kalau gini jadinya" "gue juga,walaupun dulu gue yang pertama tau tentang penyakit Anaya,tapi gue nggak nyangka akan seperti ini jadinya"ujar Keylie mulai menangis ia menggigit bibir bawahnya untuk meredam tangisannya agar tidak pecah "gue takut kehilangan dia crist,,dia yang selalu ada buat gue,termasuk waktu gue ditinggal cerai bokap-nyokap gue"Keylie mulai sesegukan ia menangis dengan kencang dan ia terlihat sangat rapuh sekarang "jujur crist,gue ikhlas kalau Anaya pergi nanti,gue juga nggak tega ngeliat dia kaya sekarang,dia nggak SE ceria dulu"ujar Keylie membuat Cristopian mengerinyitkan dahinya "gue waktu itu,pernah mimpi kalau Anaya nemuin gue pakai gaun putih cantik banget,dan dia pamit sama gue crist,dia minta maaf,hiks,,dan,,dia,,dia,,,hiks,,gue nggak sanggup"Keylie bercerita sambil menangis,Cristopian hanya menghela nafas gusarnya, "Key,Lo bisa nggak tinggalin gue sendiri dulu,gue perlu waktu sendiri"ujar Cristopian,Keylie hanya mengangguk lalu ia bangkit dan pergi

Cristopian Pov
Aku melihat pantulan diriku dicermin yang ada di sebuah toilet kamar mandi di rumah sakit ini,aku terlihat kacau,sangat kacau,aku kembali meneteskan air mataku mengingat keadaan kekasihku yang kata dokter kondisinya semakin parah,bahkan kemungkinan sembuhnya sangat sedikit,kecuali ada mukjizat dari Tuhan,oh Tuhan aku bingung,aku takut kehilangan dia,tapi aku juga tak rela melihatnya kesakitan seperti sekarang ini,setelah beberapa saat aku membasuh wajahku dengan air,dan berjalan menuju ruangan kekasihku,saat beberapa saat berjalan aku berhenti ketika melihat seorang lelaki tua yang membawa bunga ditangannya aku berani bertaruh itu pasti untuk istrinya yang sedang sakit,lalu pria tua itu tersenyum ke arahku "kau kenapa anak muda?"tanyanya "tidak Pak,hanya sedang memikirkan kekasihku"jawabku jujur "bagaimana keadaannya?"tanyanya lagi "tidak begitu baik"ujarku "tenanglah nak,aku juga sama seperti dirimu,istriku mengidap leukemia dan itu membuatku terpukul,sangat terpukul,tapi,aku tau jika Tuhan sudah menggariskan takdir setiap umatnya"ujarnya lagi aku menatapnya heran tak ada kesedihan di matanya "kalau kau bertanya kenapa aku tak terlihat sedih jawabannya satu,aku tak mau membebani pikiran istriku lagi,dia sudah terlalu sakit dengan penyakitnya dan aku tak mau menambah bebannya lagi"ucapan pria tua ini membuatku tersentak,aku hanya mengangguk paham dan aku mulai beranjak "tunggu nak," aku menoleh menghadap kearah pria tua ini "ada apa Pak?" "Ini berikan bunga ini untuk kekasihmu"ujarnya "bukankah ini untuk istrimu?" "Aku akan membelinya lagi nanti,baiklah sampai jumpa" kami berpisah,lalu aku kembali berjalan menuju kamar Anaya,aku melihat kekasihku masih tertidur,aku meletakkan bunga itu di nakas samping bangkar tempat tidur Anaya dan mengecup kening kekasih tercinta ku itu dengan lembut dan menyatukan dahi mereka "aku mencintaimu sayang"ujarku lembut.,
Cristopian pov end

Kepergian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang