1 > Revisi <

25.9K 1.4K 19
                                    

Geraman

Sepasang mata kecil itu mengerjap. Menyesuaikan dengan keadaan sekitarnya. Menampilkan netra kelabu yang nampak manis bagi siapapun yang melihat.

Pandangannya kosong. Seakan akal dan pikiran miliknya belum sinkron, masih perlu beberapa detik untuk merenungkan segalanya. Yah, segalanya.

Seperti... apa yang telah terjadi.

Dan

Kenapa ia bisa berada di tempat ini.

Dengan sisa kekuatan yang dimilikinya, gadis kecil itu bangun dari tempat yang ia tiduri. Raut wajah penuh kebingungan itu menoleh ke kanan dan kiri, kenapa ia terbangun di ranjang yang sangat besar. Padahal ranjang kamarnya kecil dan berwarna serba merah muda. Sementara kamar ini, semuanya didominasi warna coklat dan hitam.

Sungguh menakutkan, pikirnya kala itu.

Saat sedang asik bertanya-tanya dalam hati tentang arti semua ini, tiba-tiba pintu berdecit. Menandakan ada seseorang yang masuk.

Gadis kecil itu menjadi sangat ketakutan. Ia berpura-pura untuk tidur dan memakai selimutnya kembali.

Ia hampir terlonjak dan mengeluarkan suara kagetnya, jika saja tak mempersiapkan diri lebih matang sebelumnya. saat mendengar orang yang memasuki ruangan ini menggeram. Mengeluarkan suara yang menakutkan baginya. Orang itu terus melangkahkan kakinya mendekati tempat sigadis kecil berbaring.

Suara geraman itu mengingatkannya pada malam dimana semua ini terjadi. Saat sebelum dia pingsan, banyak orang yang mengeluarkan suara yang sama. kejadian itu mengingatkannya pada sang ibu yang telah tewas, menjadikan tubuh sigadis kecil gemetaran setengah mati, sehingga selimut yang dia pakai menutupi tubuhnya juga ikut bergemetar.

"Ibu..." lirih sigadis kecil.
Ia ketakutan dengan alasan yang sama, saat ini. Dia ingat saat tubuh ibunya dicabik-cabik oleh seorang manusia serigala.

Ya, manusia serigala.
Mereka yang selama ini hanya pernah Aleyna dengar dari dongeng yang ayahnya ceritakan sebelum tidur.

Berbulu, taring, mata merah semerah darah, dan satu yang tak pernah gadis kecil itu lupakan walau dalam mimpinya sekalipun, getaran dalam tubuhnya saat pertama kali ia menatap mata itu.

Mata yang mengalirkan sejuta perasaan menggelora, penuh dengan riak yang samar Aleyna sukai.

Sementara itu, makhluk yang sedari tadi berusaha mati-matian memasuki kamar gadis kecil itu terdiam. Ia menghentikan langkahnya. Tepat 5 langkah ia bisa mencapai tempat dimana Aleyna kecil terlelap palsu. Langkah itu terhenti, saat mendengar suara nyaring yang sarat akan kerinduan dan ketakutan yang mendalam. Suara yang sangat merdu ia dengar di ditelinganya.

Entah karena alasan apa, makhluk itu langsung pergi meninggalkan kamar dengan berlari. Seakan jika dia tak melakukan itu, dia akan menyesalinya seumur hidup.

Mendengar langkah makhluk yang semakin menjauh, membuat sigadis kecil menjadi lebih tenang dan tidak lagi gemetaran. Tapi, bukannya memutuskan untuk pergi dari tempat itu, sigadis kecil malah terduduk dari tempat tidur dan merenungkan suatu hal, bahwa geraman yang ia dengar kali ini adalah geraman yang paling menakutkan sekaligus paling merdu baginya.

Saat makhluk itu pergi dan meninggalkan kamarnya, ada rasa kehilangan yang sangat besar dalam hatinya.

Tapi, apakah yang kau harapkan dari seorang anak yang bahkan belum beranjak 10 tahun?

Semua itu tertutupi dengan ketakutannya pada makhluk--atau apapun itu--yang dengan geramannya saja, mampu membuat seluruh tubuh sigadis kecil merinding ketakutan.

Hey, everyone!!!

Selamat membaca...
Ini cerita pertama Grace loh?! Judulnya gak neko-neko sih😂

'A Werewolf Boy'

Cuman, berharap semoga yang beri dukungan banyak yah.

Sebagai penulis baru, dukungan is number one?!

Gak bisa diganggu gugat itu mah😂

Okey, semoga kalian terhibur...

Salam Grace?!

[MWS:1] A Werewolf Boy (New Version) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang