Bab 6

29 3 0
                                    

Hari pertama ku di rumah barbie ini sangatlah damai dan tenang. Lingkungannya tak terlalu ramai. Sangat cocok untuk orang yang butuh ketenangan seperti ku.

Aku melangkahkan kaki ku ke dapur. Berjalan mendekati lemari es dua pintu berwarna pink salem itu. Melihat apa yang sudah tersedia di rumah ini, sudah pasti lemari es ini tak mungkin kosong kan? Saat aku membukanya, dan benar saja. Sudah terisi dengan berbagai macam bahan makanan.

"Jadi dia benar-benar mengusirku, ya.."

Seketika aku tersentak dengan ucapanku sendiri. Terdengar seakan aku tak ingin pergi dari rumah itu.

Pasti karena aku terlalu lapar sekarang!

Buru-buru kuambil bahan makanan yang kuperlukan lalu menutup lemari es itu. Siapa tahu makanan ini bisa menjernihkan pikiranku.

☆☆☆

Seharian di rumah ini tanpa mengerjakan apapun membuatku sangat jenuh. Ditambah lagi aku seorang pengangguran akut stadium 4. Kulirik lemari buku yang menjadi sekat ruang tengah. Dilihat dari warna sampul buku yang ditata dengan rapi disana, sepertinya itu adalah kumpulan buku yang sangat serius dan membosankan untuk dibaca. Rata-rata didominasi warna gelap. Coklat, maroon, bahkan beberapa ada yang berwarna hitam. Melihatnya saja sudah membuatku ingin muntah.

Namun, di antara semua buku itu ada satu buku yang menarik perhatianku. Sebuah buku kecil yang ukurannya hany setelapak tangganku. Sampulnya berwarna baby pink dengan sebuah tali pembatas berwarna biru muda di antara lembarannya. Warnanya begitu kontras saat berada di antara buku-buku yang bernuansa gelap di sana.

Tak ada salahnya membaca buku itu, kan? Toh, ini ada di rumah barbie ini

Kuraih buku itu dan membaca tulisan yang ada di sampulnya. "S.Carius" begitulah yang tertulis di sana.

Apa ini diary..? Kenapa mereka menaruhnya di sini?

Saat aku akan membaca isinya, aku tertegun sejenak. Seperti ada sesuatu yang terlintas di pikiranku. Kembali kulihat sampulnya.

Carius? Apa ini milik anggota keluarga Axel? Mungkinkah ini milik istri pertamanya?

Kalau dilihat dari warna sampulnya, sudah pasti ini milik seorang perempuan. Lagipula Axel tak pernah menyinggung tentang orang lain, selain istri pertamanya.

Rasa penasaran malah jadi menggebu-gebu. Kubaca lembaran pertama di sana. Untuk sebuah diary, ini terlihat agak berbeda karena tak ada keterangan waktu kapan ini di tulis.

Aku tak tahu harus mulai dari mana. Tapi yang paling kuingat adalah saat pertama kali melihat lelaki itu berjalan melewati meja kerjaku. Postur tubuhnya tinggi dan gagah. Kaki jenjangnya melangkah dengan sangat mantap. Wajahnya yang menawan dengan mudah menarik setiap perhatian. Tapi yang paling kusuka diantara semua itu adalah matanya yang indah. Seperti berlian yang berkilauan. Aku pasti berlebihan saat mendeskripsikannya. Tapi memang seperti itu yang terlihat di mataku. Dia adalah pemilik perusahaan tempat ku bekerja. Setiap hari aku selalu berharap dapat melihat wajahnya walau hanya sekali dalam sehari. Tapi itu sangat tak mungkin. Untuk apa seorang bos besar mendatangi karyawannya langsung kalau ia bisa memanggil mereka ke ruangannya. Andai saja dia memanggil ku ke ruangannya, aku pasti sangat senang. Tapi lagi-lagi itu tak mungkin. Aku hanya karyawan rendahan yang bahkan wajah dan namanya tak diketahui oleh bos besar itu.

Isinya terasa agak aneh. Di sampul jelas tertulis "S.Carius" yang berarti buku ini ada saat ia menjadi bagian keluarga Carius. Tapi pada lembaran pertama tertulis ia hanya "karyawan rendahan" dan pertama kali bertemu "bos besar".

Apa ini bukan diary? Atau ini cerita saat ia belum menjadi keluarga Carius?

Hanya itu yang bisa terpikir olehku dan sepertinya memang begitu. Buku kecil ini pasti menceritakan tentang awal mula hubungan mereka. Istri pertama Axel pasti jenis wanita yang romantis.

Pasti begitu! Pantas saja di rumah itu banyak ornamen bunga mawar! Istri Axel pasti sangat menyukai bunga itu.

Lagipula Axel sendiri yang mengatakan kalau taman mawar itu adalah milik istri pertamanya. Entah kenapa saat mengingat taman itu membuatku ingin melihatnya lagi dari balkon kamarku saat di rumah Axel. Aku pasti tak bisa melihat taman seindah itu lagi.

Astaga!! Mana mungkin aku ingin kembali terkurung di sana!!

Kuletakkan kembali buku itu ke tampatnya. Aku tak ingin pikiran ku kembali kacau saat membacanya. Mungkin akan kulanjutkan nanti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 08, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be The 5th ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang