Bagian tujuh: Baddas
Calvin terdiam di mobilnya sendiri. Sesekali ia melirik orang yang berada di sebelahnya. Mereka sama sekali tak saling mengeluarkan kata-kata setelah mereka masuk ke dalam mobil.
"Rafi punya rencana apa?" Calvin akhirnya membuka percakapan diantara mereka.
Vania menoleh ke arah Calvin lalu tertawa sekeras-kerasnya. Tepat pemikirannya. Calvin pasti akan percaya oleh apa yang diucapkan Rafi.
"Kok malah ketawa sih, Van?" tanya Calvin. "Gue bingung deh, Cal. Lo kan udah lama temenan sama Rafi, tapi lo belom sadar juga."
Calvin menaikkan satu alisnya. "Lo dibohongin elah. Dia mana peduli sama urusan macem gini."
"Ya kali aja dia serius, Van. Oh ya, by the way, lo udah tau kalo kembarannya Rafi besok balik dari Amrik?" tanya Calvin. Vania terkejut untuk saat ini.
"R-Rafi punya kembaran?"
"Lah, lo dari zaman orok temenan sama dia, dan lo nggak tau dia punya kembaran?"
Vania masih menatap Calvin. Pikirannya masih kalut. Sudah belasan tahun mereka berteman, tapi Vania belum pernah atau bahkan tidak pernah bertemu dengan kembaran Rafi.
Ia tak pernah membayangkan hal ini terjadi. Tidak dan tidak akan pernah. Ia menatap Calvin yang sedang menyetir mobil sportnya. Ia bisa melihat Calvin dengan wajah dinginnya dengan kaus berwarna putih polos dengan jaket yang tadi ia pakai.
"Gue emang ganteng, Van. Biasa aja kalo natap gue." Calvin menyeringai dan mendapatkan jotosan di lengan kirinya.
"Sialan. Emang siapa sih kembarannya?" tanya Vania pelan.
"Kalo gue kasih tau, lo juga kagak kenal sama dia. Jadi besok liat aja sendiri."
Vania tersenyum miring. "Ganteng gak? Apa sama aja?" bisik Vania.
"Beda sih menurut gue. Kan dia tinggal di Amrik, Rafi tinggal di Indo. Pengaruh musim bisa aja merubah wajah."
"Hahaaha, kocak Cal. Mana ada hal macem itu. Makanya, dulu masuk IPA aja. Otak lu udah kemasukan sejarah sih ya?" ucap Vania sambil mengambil ponselnya yang ia letakkan di dashbor mobil.
"Eh, predikat Pangeran Biologi gue masih terjunjung tinggi. Inget kalo gue adalah satu-satunya orang IPS yang ikut olimpiade Biologi?"
"Yayaya. Gue tau. Gue tau." ucap Vania kesal. Ia memainkam ponselnya setelah mengatakan hal itu.
BADDAS🔞
Karin: Kagak njing!
Lula: Halah lo palingan sekarang di dapur ngabisin makanan
Karin: Gue bilang kagak
Vanya: Hoi. Brisik!
Lula: Iyain rin. Pergi lo nyak
Vanya: lo tau tai?
Lula: tau. Kan yang di atas chat gue.
Vanya: asdfghjkl
Karin: gur tidur bhau
Karin: gue tidut bhay
Lula: cieeee typooo
Karin left the grup
Vanya: anjir baperan
Rafi: nyak. Besok ikut gua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Love From Besfriend
Romance[COMPLETED] Gadis kecil itu berlari ke dalam rumah mewah itu. Namun, suasana rumah itu cukup untuk membuatnya melakukan apapun. Gadis itu baru saja menjatuhkan pot tanaman di halaman rumah. Ia terisak ketika temannya memarahinya dan mengancam akan m...