× Dua Puluh ×

5 1 0
                                    

'Aku, Raffi Jeremy Andiwardhana akan selalu mencintaimu Kithira Vania Lerapetra.'

Vania menatap Raffa yang juga sedang menatapnya. Mereka berdua sama-sama terdiam. Raffa tak ingin bertanya atau hanya sekedar ingin tahu.

"Aku sudah tau, Van. Dia menulisnya bersamaku." ujar laki-laki itu.

Vania membekap mulutnya sendiri. Ia terlalu terkejut dengan surat yang kini berada di tangannya. Ditambah Raffa yang sudah tau tentang surat itu. Dengan perlahan, Vania membuka surat itu. Lalu, dikeluarkannya kertas berwarna jingga yang berada di dalam amplop itu.

Dear, Vania

Mungkin ketika kamu membaca surat ini, aku sudah tidak ada di sisimu, di dunia ini. Aku telah menitipkan surat ini pada seseorang yang aku percayai. Seseorang yang dari dulu kurebut kebahagiaannya karena penyakitku. Aku minta maaf karena tidak mengatakan yang sebenarnya kepadamu. Vania, dari awal kita bertemu aku sudah menyukaimu. Ku kira itu hanyalah perasaan sesaatku karena kamu terlihat begitu menarik. Tapi ternyata aku juga mencintaimu.

Vania terisak ketika membaca lembaran jingga itu. Ia terduduk di lantai sambil membekap mulutnya, agar suara tangisannya tak terdengar. Sayangnya, Raffa mendengarnya. Melihat semua kejadian ini. Ia ikut duduk di samping Vania dan merangkul bahunya.

Aku terlalu takut untuk mengatakan perasaanku yang sebenarnya karena aku tahu jika nanti aku bersamamu, aku akan membuatmu menderita. Namun, ketika aku tahu kamu memiliki hubungan dengan saudara kembarku, aku merasa marah, kecewa dan lega. Aku lega karena aku tahu jika ada seseorang yang menjagamu. Raffa memberi tahuku hubungan kalian. Dua tahun tidaklah sebentar, Van. Teruslah bersamanya. Percayalah, kamu tidak akan menderita karenanya. Karena dia akan selalu mengutamakan kamu. Van, kamu jangan menangis karena ku tinggal, Raffa akan selalu ada. Tapi ada beberapa hal yang aku minta, Van. Pertama, hiburlah Raffa jika dia mengingatku. Jangan biarkan dia bersedih atau bahkan menangis. Kedua, jangan pernah tinggalkan Raffa. Ketiga, lupakan aku, Van. Aku tidak pantas untuk dikenang. Aku tidak pantas di ingat. Aku tidak pantas mengisi pikiranmu. Gadis seperti dirimu memang selalu menjadi idaman kaum laki-laki. Van, terima kasih untuk semua yang kamu berikan. Terima kasih atas semua yang kamu lakukan. Terima kasih sudah berada di sisiku. Terima kasih telah menerimaku menjadi sahabatmu dengan tulus. Telusuri satu per satu buku disini, Van. Itu adalah kenanganku. Tapi, jangan kembali ke ruangan ini untuk membacanya lagi.

Best Love From BesfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang