"Paa?""Kenapa, sayang?" Aldi menjawab Tara tanpa mengalihkan pandangan nya dari laptop nya.
"Ihh papa liat Tara dulu." Rengek Tara yang membuat Aldi terpaksa harus mengalihkan pandangan pada putri sulungnya itu.
"Tara mau apa, hm?"
"Nanti malam, temen nya Tara ulang tahun. Boleh ga-
"Nanti sore kan kita mau kerumah nya Oma dan opa dan itu sampe malam, kak."
"Kerumah Oma sama Opa? Ih papa gak bilang. Yaudah, Tara gausah ikut ke birthday party temen Tara deh." Tara memilih untuk ikut kerumah Oma dan Opa nya karena sudah lama tidak mengunjungi mereka.
Sesampainya di kamar, Tara langsung mengaktifkan macbook nya dan memulai skype dengan seseorang.
"Eh curut."
'Apaan sih lu, baru on langsung ngomong curut'
"Eh, gue gak ikut ke Birthday nya Tiara ya?"
'Lah kenapa?'
"Gue mau kerumah Opa sama Oma. Kangen banget sama mereka."
'Yaudah. Kalau lo gak pergi, gue juga enggak deh.'
"Eh kampret. Masa gue gaikut, lu gaikut juga. Pokoknya lu harus dateng. Nanti gue kerumah lu nitip kado buat Tiara. Okey? Gaada penolakan. Bye.
Kemudian Tara memutuskan sambungan skype secara sepihak. Tak peduli jika Clif akan mengomel disana.
...
Kini Aldi menatap laptop nya untuk mengontrol pemasukan dan pengeluaran cafe selama sebulan ini. Tidak seperti biasanya. Aldi biasanya akan berada diruangan nya seharian, tapi sekarang ia memilih untuk duduk diantara pengunjung cafe. Ntahlah. Meja tempat Aldi duduk berada di balkon luar yang mengarah ke sebuah danau besar yang ditepinya terdapat taman hijau yang luas.
Tiba-tiba matanya menatap kearah seorang perempuan berpakaian kantor sedang membawa 1 cup greentea latte di tangan kirinya, sementara tangan kanannya mengempit sebuah laptop dan telapak tangan nya menggenggam sebuah smartphone. Aldi rasa, ia wanita itu akan kehilangan keseimbangan.
Tanpa pikir panjang, ia menghampiri wanita tadi untuk membantunya.
"Kayaknya kamu kebanyakan bawaan. Boleh aku bantu?" Tawar Aldi.
Wanita tadi berbalik badan...
Deg.
Wajahnya...
"Me...ja ka..mu dimana?" Tanya Aldi.
Perempuan ini menunjuk bangku paling pojok dengan dagu nya.
Begitu sampai di bangku paling pojok, Aldi meletakkan barang-barang wanita tadi.
"Makasih." Wanita tadi mengucapkan terimakasih pada Aldi di ikuti senyum manis yang membuat siapa saja jatuh cinta.
"Sama-sama. Kalau kamu perlu sesuatu tinggal temui saya dimeja sana,atau bisa hubungi manajer saya." Ucap Aldi kemudian kembali ke meja nya.
Sebenarnya ada beban pikiran lain yang melanda otak Aldi selain urusan Cafe.
Tentang omongan Liston semalam.
Aldi sedang duduk sambil bermain game yang ada di smartphone nya. Sementara dihadapannya ada kedua orang tua nya yang menurutnya masih awet muda. Hanya saja rambut putih mulai tumbuh menutupi rambut hitam mereka.
Tara dan adik-adiknya telah di ajak Melina kelantai atas, karena Liston akan mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak didengar oleh mereka.
"Aldi, papa mau ngomong."
"Ya udah. Ngomong aja sih pa." Walaupun usianya sudah memasuki kepala tiga, Aldi pun masih sama seperti dulu. Masih asal ceplas ceplos jika berbicara dengan orang tua nya.
"Ini penting."
Aldi meletakkan smatphone nya lalu menatap papa nya, dan beralih ke mama nya dan Aldi merasa ada yang tidak beres saat menatap mama nya. Tatapan mata mama nya sangat sendu.
"Papa mau ngomong apa?"
"Besok kamu kesini lagi. Tanpa Tara ataupun El dan Gabby." Ucap Liston.
Deg.
Kalian ingat dimana hari Leston mengenalkan Bella pada Aldi, disaat acara ulangtahun nya? Liston pun berkata begitu.
"Kenapa? Aldi gak mungkin gak bawa mereka."
"Ajak keluarga nya Iqbaal aja ke rumah kamu biar mereka ada yang nemenin. Pokoknya kamu besok harus kesini. Ada seseorang yang mau papa kenalkan."
Kali ini Aldi hanya bisa pasrah. Karena ia sudah tidak punya alasan untuk menolak.
Itulah yang masih menjadi beban pikiran Aldi hingga saat ini.
Ia takut kejadian yang terjadi sekitar 6 tahun lalu terulang lagi. Dimana papanya memperkenalkan perempuan lain dan saat itu.
Jika Tara tau hal itu akan terjadi lagi, pasti princess kesayangannya itu pasti tidak akan memaafkan nya mengingat usia putri nya itu sudah menasuki usia remaja, dan pola pikirnya mulai berubah.
Ia hanya bisa berharap, semoga Tuhan tidak membiarkan hal itu terjadi lagi.
__
Mav masih pendek. Soalnya masih antisipasi buat part selanjutnya:v
Maafkan kalau masih banyak typo, bukan auhor handal. Bye😚
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Papa Aldi ✖ AMS
Teen Fiction"Papa sayang sama mama kan? Papa setia kan sama mama? Kenapa sekarang papa malah milih tante itu buat jadi pengganti mama?" -Tara Ananda Putri Siregar "Bukan maksud papa buat nge duain mama kalian, tapi papa mau kalian bisa dapet kasih sayang dari s...