Missing You

1.1K 84 0
                                    

FF ini hasil kolaborasi sama salah satu temen gue. Mita Unnie this is for you ^.^

Kadang sebuah perasaan rindu kepada seseorang bisa muncul kapan saja. Ketika kita tidak sengaja menemukan hal yang berhubungan dengan orang itu, saat tidak sengaja mendengar lagu yang pernah kita nyanyikan bersama, atau ketika melihat orang lain bahagia sama seperti kita pernah bahagia bersama orang itu maka tanpa kita sadari perasaan rindu perlahan muncul di hati, terus menggerogoti sampai ke ubun-ubun. Sampai puncaknya kita benar-benar ingin bertemu dengan orang yang tidak sengaja hadir di benak kita.

Perasaan itulah yang kini sedang dirasakan oleh Sandara Park, dia tiba-tiba merindukan sosok pria yang pernah singgah di hatinya, pria yang pernah memberikan kebahagian dengan memberinya banyak cinta hingga sampai orang itu membuat dia terluka karena sebuah pengkhianatan. Pandangannya kembali menerawang menatap langit malam yang hitam kelam tanpa satupun bintang yang bersinar.

Hembusan angin yang menyentuh kulit wajahnya membuat gadis itu sedikit bergidik, tapi dia masih enggan beranjak dari posisinya sekarang. Perasaan rindu itu sedikit membuatnya terganggu, Kenapa dirinya kembali merindukan sosok itu? Sosok pria yang pernah membuatnya merasakan sakit begitu dalam, sampai dia harus pergi jauh untuk melupakan pria itu. Dan sekarang tiba-tiba saja takdir membuatnya harus keluar dari tempat persembunyiannya. Sebenarnya dirinya tidak ingin kembali ke Korea, tempat di mana pria itu berada, dia tidak ingin membuka luka lamanya. Namun perintah kedua orangtuanya sudah bulat dan tidak bisa dibantah. Dirinya harus kembali besok.

Dara Pov

"Eomma, pesawatku sudah landing." Kataku sambil menjepit ponsel di antara telinga dan bahu. Tangan kananku kini sedang memegangi gelas kertas berisi kopi yang sudah dingin sedangkan tangan kiriku sedang memegangi carry bag. "Apakah Sanghyun sudah berangkat? Kenapa aku belum melihat batang hidungnya?" Aku diam sebentar untuk mendengarkan Eomma. "Arasseo." Sambungku lalu memutuskan sambungan telepon. Aku kemudian berjalan ke pangkalan taksi dan menunggu seseorang yang akan datang menjemput.

"Butuh tumpangan Nona?" Seseorang tersenyum manis kepadaku. Aku memicingkan mata mencoba untuk lebih menajamkan pandanganku kepada sosok yang sekarang berdiri di hadapanku, karena suaranya sangat tidak asing "Ya!" Katanya sedikit mengagetkanku. "Apakah hidup di Paris selama tiga tahun membuatmu tidak mengenaliku huh?" Sungutnya sambil berdecak.

"Ommo." Kataku. "Mianhae Donghae-ah." Ujarku setelah sadar bahwa Donghae lah yang sekarang sedang berdiri di hadapanku. "Kau terlihat berbeda, jadi aku sedikit tidak mengenalimu. Lagipula kepalaku masih pusing karena jet lag jadi aku tidak bisa menyadari kehadiranmu" Sambungku sambil terkekeh. Dia mendengus kesal kemudian mengerucutkan bibirnya. Hal itu berhasil membuat aku tertawa lepas karena tampangnya benar-benar sangat lucu saat dia memanyunkan bibirnya seperti itu.

"Berhentilah tertawa Dara." Katanya. "Kau membuat kita menjadi pusat perhatian sekarang." Lanjutnya sambil melihat orang-orang yang melihat kepada kami karena melihatku tertawa lepas. "Kajja kita pulang." Dia mengambil carry bag dari tanganku kemudian merangkulku menjauh dari bandara.

****

Setiap orang memiliki ciri khasnya yang dapat membedakan kita dengan orang lain, dan hanya orang terdekatlah yang akan mampu mengenali ciri khas itu. Sama seperti saat ini seorang pria berhenti dari langkahnya saat dia mendengar suara tawa lepas seorang wanita. Suara tawa itu sangat tidak asing, dia berpikir sesaat namun dia melanjutkan langkahnya dan melewati setiap orang yang ada di depannya.

Dia sama sekali tidak menyadari bahwa sebuah benang penghubung yang menghubungkannya dengan seseorang kini akan terbentang kembali. Benang yang awalnya kusut karena adanya benang lain yang membuat hubungan dua orang yang seharusnya bersama menjadi terpisah. Sebuah takdir memang sangat sukar untuk dimengerti, tak seorangpun yang dapat memahami seperti apa takdir akan menuntun hidupnya. Dan sebagai manusia kita hanya mampu menjalani takdir tersebut.

UNTITLEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang