Kelanjutan Last Goodbye dan Another Chance
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanyaku kepada Jiyong ketika kami berbicara di tempat parkir restoran tempatku makan malam dengan Donghae, pria yang aku kenal dari Bom. Dia kini sudah pulang karena aku meyakinkannya bahwa aku bisa pulang sendiri setelah menyelesaikan urusanku dengan Jiyong. Mantan kekasihku yang entah sejak kapan berada di Seoul.
Jiyong tidak menjawab pertanyaanku, dia hanya berdiri disana, tertegun sambil menatapku yang berdiri cukup jauh darinya. Aku melihat matanya dan saat itulah aku melihat berbagai emosi yang matanya siratkan. Matanya seolah memberitahuku semua yang dia rasakan, tapi aku bersikeras mengabaikan itu, toh aku memang sudah sering melihatnya. Dia selalu melihatku seperti itu setiap kali aku marah dan tidak ingin bicara dengannya. Dan kali ini aku tidak akan tertipu lagi.
"Apa kau mengikutiku?" tanyaku lagi kini sambil mengerutkan kening ketika pertanyaan itu hinggap di dalam kepalaku. Akhir-akhir ini aku memang merasa seolah aku sedang diikuti dan diperhatikan dari jauh. Apakah Jiyong yang melakukan itu semua?
"Dara, aku..." katanya sambil melangkah maju dan aku secara otomatis mengambil langkah mundur yang membuatnya berhenti melangkah. "Aku hanya merindukanmu, aku mengikutimu karena aku benar-benar ingin melihatmu." katanya dengan suara pelan sementara tatapannya tidak pernah lepas dari diriku.
"Jinjja?" tanyaku dengan tidak percaya. Jadi dia benar-benar mengikutiku? "Sejak kapan kau mengikutiku?" tanyaku kini dengan sedikit kesal.
"Sejak aku kembali ke Korea."
"Apakah kau tahu bahwa yang kau lakukan adalah salah satu tindak kejahatan?"
"Wae? Apakah melihatmu adalah kejahatan?" tanyanya sambil kembali melangkahkan kaki dan aku sekali lagi secara otomatis melangkah mundur yang membuatnya kembali berhenti. Dia menatapku kini dengan tatapan terluka."Aku hanya ingin melihatmu Dara. Aku tidak akan melakukan hal itu jika kau mau membalas semua email yang aku kirimkan. Kau bahkan mengganti nomor ponselmu sehingga aku tidak bisa menghubungimu lagi. Aku tahu kau masih tidak ingin melihatku itulah kenapa aku mengikutimu diam-diam. Aku melakukannya karena aku tidak punya pilihan lain."
"Jadi kau menyalahkanku atas tindakan yang kau lakukan sekarang?" Tanyaku setelah mendengar alasannya.
"Bukan itu maksudku, aku hanya sangat merindukanmu. Aku benar-benar tersiksa karena tidak bisa melihatmu."
"Kau tersiksa?" tanyaku sambil menyunggingkan smirk. "Kalau begitu teruslah tersiksa dan sesali semua kesalahan yang telah kau lakukan. Semua ini terjadi karena kesalahan yang kau buat sendiri."
"Aku sudah meminta maaf Dara. tidak bisakah kau melupakannya sehingga kita bisa kembali pada diri kita yang dulu? Aku sangat merindukanmu."
"Kita yang dulu?" tanyaku sambil tersenyum pahit. "Maksudmu saat aku terlalu bodoh untuk memaafkan kesalahammu yang terjadi berulang kali? Dewasalah Jiyong. Aku sudah berubah, kini saatnya kau berubah."
"Aku berubah Dara. Aku tidak pernah lagi mabuk, aku tidak akan minum lagi seumur hidupku jadi kembalilah padaku. Aku bersumpah tidak akan menyakitimu lagi."
"Kau sudah berubah?" tanyaku. "Bagus kalau begitu, tapi maaf aku tidak bisa kembali kepadamu."
"Wae?"
"Karena kau sudah terlambat." Kataku pelan lalu berbalik dan akan berjalan meninggalkannya namun langkahku terhenti ketika Jiyong menahan pergelangan tanganku, membuatku berbalik dan kini menghadapnya dan wajah kami kini hanya berjarak beberapa inchi.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTITLED
FanfictionKoleksi oneshot DG Pernah di post di DGI dengan beberapa tambahan dan editing. Vote Juseyo!!!