Don't Be Siders!!! Don't Plagiat(Emang ada yang mau) !!! If You Respect To Me,
Leave A Comment After Read!!! Typo Is Art ^_^
"Asya cepetan dong! Lama amat kamu ini"
"Iya mbak, sabar napa. Masih ambil jaket ini lho" Jawab Asya dari kamarnya.
Ia lalu memakai jaket merah kesayangannya. Sangking sayangnya ia pernah marah seminggu karena mbaknya yang lagi teriak-teriak itu pernah pinjam buat keluar kota selama 5 hari tanpa memberitahuanya. Ia mengira jaket itu hilang dan Asya sudah seperti orang gila selama 5 hari.
Sebenarnya ia menyayangi jaket itu bukan karena usahanya menabung sebulan untuk membelinya, tapi karena ada lambang kecil didada sebelah kanan jaket itu. Lambang Infinite, itu tuh boyband korea yang buat Asya bisa nggak jajan berminggu-minggu untuk beli barang-barang yang menyangkut oppa-oppanya itu.
*Oppa : panggilan cewek untuk laki-laki yang lebih tua atau dianggap kakak"Sya cepetan, ambil jaket aja setahun"
"Iya mbak, ini lagi cari kunci motor. Asya lupa naruh, mbak tau gak?"
"Ada diatas kulkas noh, dasar kamu ini pikun. Semoga ponakanmu nanti nggak pikunan kayak kamu" Mereka masih saling berteriak untuk saling menjawab karena Asya berada dilantai atas dan Mbak Eka dilantai bawah.
"Ini dia" gumam Asya saat liat kunci motor dengan bandul bentuk angka delapan tidur yang berwarna hitam dan putih. Sekali lagi itu logo Infinite, 70% barang milik Asya pasti ada sesuatu yang berbau Infinite atau Kim Myungsoo salah satu membernya Infinite. Liat aja kamar Asya yang penuh dengan poster Infinite dan Kim Myungsoo.
"Jadi ponakan Mbak Asya mau makan apa sekarang?" tanya Asya sok imut didepan perut mbak Eka yang membuncit.
"Lebay kamu" jawab Mbak Eka sambil mendorong kepala Asya menjauhi perutnya
"Mbak lagi pengen Es degan nih, beliin 2 ya" mbak Eka lalu menyerahkan selembar uang berwarna ungu pada Asya.
"Es Degan malem-malem gini emang ada mbak? Di mang Adam juga udah tutup kali, ini kan udah jam 9 malem"
"Dialun-alun kan ada dek, udah kamu kesana. Ini malem minggu pasti disana masih rame"
"Huh..Mas Iyas harus ganti pengorbananku ini kalo dia pulang" Teriak Asya mencak-mencak gak jelas sedang mbak Eka hanya senyam senyum gak jelas.
Asya harus rela mengabulkan semua yang mbaknya ini idamkan karena suami tersayang mbak Eka yang biasa Asya panggil mas Iyas itu sedang ada tugas keluar kota selama 2 minggu jadi selama mas iyas gak ada Asya menginap, ah bukan lebih tepatnya dibawa paksa untuk tinggal dirumahnya mbak Eka.
"Gak pake lama ya dek" teriak mbak Eka dari dalam rumah saat Asya menghidupkan motornya.
**
Asya merapatkan jaketnya ketika angin malam mulai membelai kulitnya. Alun-alun kota yang lumayan dekat dengan rumah mbak Eka itu memang tidak pernah sepi saat malam minggu, maka dari itu ia malas kesini karena ia akan merasa sendiri di tengan banyak oraang yang selalu bersama orang tersayang. Biasa Asya kan jomblo, jadinya ya gitu."Iyuuhh..." komentar Asya saat melihat orang berciuman dipojok alun-alun, disana memang gelap apalagi dibawah pohon beringin yang lebat jadi jika bukan orang yang kena sial pasti tidak sadar ada pasangan yang sedang menabung dosa disana. Ini juga salah satu alasan Asya malas keluar rumah, jaman sekarang maksiat sudah merajalela.
"Seharusnya bunda bangga aku punya hobby tidur, gak dosa dan bunda bisa ngawasin. Coba kalo aku hobby main. Kan jadi kelayapan gak jelas" ucap Asya lirih, ia masih waras untuk tak ingin dianggap aneh karena berbicara sendiri.
"Ah itu ada jualan es degan" mta Asya bberbinar saat melihat itu, Asya cepat-cepat pergi kesana
"Mang es degan 2, es nya dikit."
"Siap neng"
"sendiri aja neng? Pacarnya mana? Ini kan malming"
"Saya LDR mang" jawanya sambil memikirkan Myungsoo oppanya yang jauh disana
"Oalah..ati-ati neng, awasin pacarnya jangan sampe main sama cewek lain"
Sebelum Asya menjawab, mang yang jualan memberikannya kresek hitam yang gak perlu otak Einstein untuk menebak isinya. Asya lantas meberikan 1 lembar 5rb.
Asya menoleh kanan, melihat-lihat jalan yang ingin dia ambil nantinya. Namun sebelum menemukan jalan, mata Asya malah ketemu cogan yang lagi liat-liat kamera digitalnya. Merasa mengenal pemuda berkacamata itu Asya sedikit mendekat.
"Kak Ihwal" ucap Asya tanpa sadar membuat pemuda itu menoleh menatapnya.
"Maaf, siapa ya?" tanyanya sambil tersenyum manis hingga lesung pipitnya terlihat. Padahal tadi ia tak bermaksud menyapa, hanya ingin menebak orang yang seakan ia kenal, namun mulutnya seperti tidak punya rem ketika tanpa sadar ia menyebutkan nama Ihwal, mungkin ia terlalu semangat karena bisa menebaknya.
"Eh,,ehmm aku adik kelas kakak. Kenalin kak, aku Asya dari kelas XI ipa 1. Aku ikut ekskul fotografi, masih baru sih"
Satu ekskul fotografi di sekolahnya gak mungkin gak kenal kak Ihwal karena ketua ekskulnya kak ihwal.
"Oh gitu, aku gak harus ngenalin diri kan?"
"Haha..ya enggaklah kak, semua anggota ekskul fotografi juga kenal sama kakak. aneh malah kalo mereka gak kenal"
"Kamu ngapain disini?"
"Beliin pesenan mbak saya, kalo kakak?" ucap Asya sambil mengangkat kantung kresek berisi es degan.
"Cari inspirasi" jawabnya sambil mengangkat kameranya.
Ingin Asya mengobrol lebih tentang fotografi, bukannya Asya ada niat modus, tapi emang Asya lagi pengen belajar Fotografi lebih banyak. Soalnya Asya liat di Instagram kak Ihwal Hasil jepretan seniornya ini udah pro banget deh, keren abis. Sayangnya mengingat kepribadian Ihwal yang cuek dan irit bicara, Asya jadi bingung sendiri gimana ngomongnya. Sedangkan Asya tipe orang yang cerewet dan suka bicara.
"Ehm..kak aku duluan ya, kayaknya kakakku udah nungguin" pamit Asya, setelah lama-lama ia merasa terkacangi. Karena sepertinya kak Ihwal lagi kencan, kencan sama kamera maksudnya.
"Ok"
*****
Semakin banyak yang vomment semakin cepet update
KAMU SEDANG MEMBACA
LENSA
Teen FictionTerkadang cinta datang secara tiba-tiba, terlalu tiba-tiba hingga Asya bingung harus bersikap bagaimana. Terkadang cinta juga datang untuk orang yang tidak diharapkan, Yang Asya baru sadari hatinya sudah berhasil diambil olehnya. MURNI KARYA SENDIRI