Don't Be Siders!!! Don't Plagiat(Emang ada yang mau) !!!
If You Respect To Me, Leave A Vomment After Read!!! Typo Is Art ^_^
*****
Pulang dari sekolah kali ini Asya sangat bersemangat, mbak Eka sampai keheranan saat membukakan pintu untuk Asya karena melihat Asya tersenyum sangat lebar. Yah itu sedikit menakutkan karena Asya tersenyum lebar hingga lesung pipinya terlihat jelas, padahal biasanya lesung pipi itu tak terlalu terlihat ketika Asya tersenyum biasa, yah kali ini Asya benar-benar tersenyum lebar.
"La la la la" Asya bersenandung tak jelas sampai kamrnya. Ia berganti baju, lalu segera membuka lemari bajunya. Gadis penyuka Kpop itu mengambil kopernya yang berada diatas lemari. Kopernya berwarna hitam dengan logo Infinite berwarna putih yang terdapat di depan.
"Sya, makan dulu" teriak mbak Eka dari dapur
"Nanti dulu mbak, belum laper" balas Asya
Asya mengeluarkan beberapa baju dari lemari lalu menatanya dikoper. Ini hari terakhir ia tinggal dirumah mbak Eka, hari terakhir ia akan melakukan permintaan aneh dari mbak Eka, dan besok mas Iyas sudah pulang dan akan membelikan tiket konser Infinte untuknya. Whaa Asya ingin berteriak karena terlalu senang, rasanya senyum lebar yang sedari tadi Asya tampilkan tidaklah cukup untuk menggambarkan betapa senangnya dia.
"Ciee yang besok pulang" Suara mbak Eka mengagetkan Asya yang sedang memasukan beberapa buku sekolahnya kedalam tas besar.
"Iya dong, mas Iyas cepetan pulang" harap Asya sambil tersenyum senang
"Pengen mas Iyas apa tiket konser?" ucap Mbak Eka yang sepertinya tau yang sedang dipikirkan adiknya.
"Tiket konser dong. Mas Iyas buat mbak Eka aja hehe"
"aku tau kamu seneng, tapi makan dulu yuk"
"mbak makan dulu aja"
"Ih kamu kan tau mbak gak suka makan sendiri, yuk. beresinnya lanjut nanti aja" Asya menghela nafas lelah, ia pikir gak papa deh nurut sama mbak Eka. Ini kan hari terakhir, besok ia bakal pulang dan terbebas dari semuanya.
*****
Asya menatap tempatnya sekarang, warung kecil namun sangat ramai pengunjung ini membuatnya sesak. Warung berupa tenda kaki lima yang terdapat tulisan Nasi Pecel, yang ditulis besar-besaran didepan warung ini. Walau hanya berjualan nasi pecel tapi pelanggannya mulai dari bapak-bapak, ibu-ibu, anak sekolah, mbak-mbak, mas-mas, banyak deh pokoknya.Asya jadi penasaran seperti apa rasa pecel disini hingga mbak Eka dari tadi tak berhenti mengatakan makanan disini sangat enak, tentunya dengan cara yang berlebihan menurut Asya. Entah memang benar-benar enak atau mbak Eka saja yang terlalu melebih-lebihkan.
"Akhirnya dateng" ucap Mbak Eka saat nasi pecel pesanan mereka telah datang. Memang makanan sederhana hanya berupa nasi, sayur, pecel, 2 tempe dan sebagai pelengkap tentu saja kerupuk. Asya melihat tatapan berbinar mbak Eka saat semua pesanan sudah ada didepan mereka termasuk teh hangat dan es jeruk.
"Mbak biasa aja kali, ini tuh cuma nasi pecel" ucap Asya yang mulaii muak karena mbaknya ini terlalu berlebihan.
"Udah deh coba aja"
Asya mencoba sat sendok nasi dengan sedikit sambal diatasnya, ia mengunyahnya beberapa saat di iringi dengan tatapan Mbak Eka yang menunggu penilaiannya terhadap makanan kesukaan mbak Eka ini.
Mata Asya membuka lebar, melotot. Mulutnya terbuka, seakan tak percaya. Wajah mbak Eka tersenyum mengartika ekspresi Asya saat ini sedang kagum dengan nasi pecel disini. Namun nyatanya mata Asya lebih fokus pada pemandangan indah karya sang pencipta diseberang jalan tempat tenda ini berada.
"Kaka Ihwal" ucap Asya tanpa sadar.
Mbak Eka yang sedang menatap adinya intens tentu saja mendengar suara lirih Asya. Dan untuk pertama kalinya adiknya waras, bukan..tentu saja selama ini Asya tidak gila. Hanya saja waras dalam arti ia masih bisa memandang laki-laki selain para oppa korea yang selalu dielu-elukan oleh Asya.
"Ihwal itu siapa?" ucap mbak Eka yang mengikuti arah pandang Asya. Ia dapat melihat diseberang jalan dari tenda tempatnya sekarang ada seorang laki-laki berkaca mata yang sedang melihat-lihat kameranya, mungkin sedang melihat hasil jepretannya.
"Kakel Asya, keren kan mbak? Dia jago gitar, suka fotografi. Kalo mbak liat di Instagramnya, hasil jepretannya tuh keren-keren banget. Orangnya juga gak jelek, bisa dibilang keren malah." Mbak Eka menatap Asya dengan mata memincing.
"Kamu suka dia?" Pertanyaan mbak Eka membuat Asya membulatkan matanya menatap mbak Eka kaget. Apa-apaan mbaknya ini, menyukai kak Ihwal yang menyebalkan dan sok cuek itu, mimpi saja.
"Ya enggaklah. Dia itu orangnya nyebelin mbak, sok keren, sok cuek, belagu lagi"
Mbak Eka tertawa, cukup keras sehingga membuat orang-orang yang makan disekitar tenda ini ikut menatap mbak Eka dengan pandangan terganggu. Sedetik kemudian mbak Eka memandang mereka semua dengan tatapan minta maaf. Mbak Eka diam-diam masih tertawa, mungkin ia menertawakan kebodohan Asya yang tanpa sadar memuji kakak kelasnya itu dengan sepenuh hati.
"Aku males ah makan diluar sama mbak Eka, malu-maluin" ucap Asya melengos kearah kak Ihwal masih sibuk memotret gedung-gedung yang menjulang tinggi.
Pikiran Asya sibuk memikirkan perkataan mbak Eka tadi, apa benar ia menyukai kakak kelasnya itu, ia bahkan tak tau cinta itu apa. Mungkin mbak Eka sok tau saja. Mana mungkin ia menyukai kak Ihwal, itu jelas-jelas tidak mungkin.
Tapi jika Asya pandangi kak Ihwal memang keren, apalagi posisinya saat ini terlihat sangat keren. Ia sedang berdiri tepat kearah tenda yang Asya tempati. Jika kak Ihwal tidak terlalu fokus pada kameranya dan menghadap ke depan, mungkin saja kak Ihwal dapat melihatnya. Yah tempat duduk Asya ada diluar tenda maka dari itu ia dapat melihat kak Ihwal dengan jelas.
Asya melihat mbak Eka yang kembali fokus ke nasi pecel favoritnya, diam-diam Asya mengambil Hp nya dan bersiap untuk memfoto kak Ihwal.
Ckrek..
"Mati" ucap Asya ketika ia lupa mematikan flashnya dan tentu saja kak Ihwal menatapnya, mungkin ia merasa ada kilatan cahaya yang mengenainya. Dan ketika kak Ihwal membulatkan matanya kearah Asya. Asya yakin 100% bahwa kak Ihwal tau apa yang telah ia lakukan. Saat ini juga Asya berharap bumi menelannya.
*****
Haiii semuaa.... Maaf lama update. Maaf yang mau nunggu #padal gak ada yang nunggu.
Makasih buat yang ngevote and comment.
KAMU SEDANG MEMBACA
LENSA
Teen FictionTerkadang cinta datang secara tiba-tiba, terlalu tiba-tiba hingga Asya bingung harus bersikap bagaimana. Terkadang cinta juga datang untuk orang yang tidak diharapkan, Yang Asya baru sadari hatinya sudah berhasil diambil olehnya. MURNI KARYA SENDIRI