Involontaire

73 12 6
                                    

Kemampuan Arsy berbahasa memang tidak perlu diragukan, walaupun kebanyakan orang tidak percaya kalau ia juga bisa berbahasa Jawa. Semua tertutup bingkisan luar Arsy yang mempunyai rambut pirang serta tubuh putih bersih. Berbeda dengan cerminan orang Indonesia yang mayoritas berkulit swo matang dan kuning langsat.

Dibalik semua itu Arsy masih saja penasaran dengan meja yang berpindah posisi tadi. Kemudian ia memutuskan untuk kembali melewati rumah itu.

Rumah yang terasa aneh di mata Arsy, entah karena apa tapi itu lah yang Ia rasakan. Arsy kembali memastikan apakah ada orang atau apa pun yang terjadi di rumah itu. Tapi ternyata tak terjadi apapun disana. Kemudian setelah sampai di rumah itu, gerbangnya terbuka. Terlihat seorang melintas cepat, seorang laki-laki namun tidak jelas peringainya.

Terkejut sejenak "Sudah Sy tidak baik mencampuri urusan orang lain" Membalikaan sepeda kemudian melenggang pulang.

**********

Sore harinya setelah selesai membantu ibunya Arsy bersepeda di taman. Remaja seumuran Arsy umumnya pasti lebih menyukai pergi nongkrong jalan-jalan ke mall, berbeda dengan Arsy yang besik keluarga penuh kasih sayang, sehingga tidak menyukai hal tidak penting semacam itu. Dia lebih senang jalan-jalan dengan sepeda kemudian main dengan anak-anak kecil disekitar rumahnya.

Arsy tidak begitu memperhatikan jalan, kerena setiap sepedaan dia pasti sambal mendengarkan musik. Tiba-tiba terdengar suara.

"Haiiii... haiii... haiiii Sy !!!!"

Arsy tidak menoleh atau pun merespon karena menggunakan headshet. Kemudian cewe itu berlari untuk menjangkaunya.

"Sy, fokus bangat sihh" seraya menepuk bahu Arsy dari belakang.

"Haiiiii Vina" dengan wajah super riangnya ditambah seyum lebar.

"Sejak kapan disini?"

"Sejak tadi kamu ga denger aku!!

"Yaaa maaf lho.. suka pas kalau ngomong" lanjut Arsy dengan suara tinggi dan tertawa karna melihat ekpresi Vina.

Vina adalah teman kuliah Arsy satu angkatan. Tapi berbeda dengan Arsy, Vina tentu saja punya pacar, bahkan setiap bertemu dengan Arsy pasti ada saja yang diceritakan. Sampai-sampai membuat Arsy kesal, sebab yang diceritakan Vina apalagi kalau tidak soal pacar. Vina adalah jelmaan anak cinta di kampus jadi seperti itu tingkahnya.

"Ckckck Arsy mendecak sambil menggelengkan kepalanya sembari menggoda Vina. Masih ngambekan aja" mencoba mencairkan suasana, namun Arsy harus merengek dulu seperti biasa sampai Vina mau ngomong lagi.

"Iya kebiasaan!!!" Vina menghela nafas.

"Tumben sampai sini Vin, ngapain?"

"Iya.. habis beli kue ini, kamu juga ngapain coba jalan-jalan ga jelas gini?"

"Aku sering ok jalan-jalan gini, kamu aja yang ga tahu" kata Arsy sambil membereskan headshatnya.

"Ga ada kerjaan lain apa?? Oiya Sy kamu tahu ga, masak kemarin aku ngedate dengan Jonathan lagi, gilaa dia swet banget. Aku di ajak jalan... terus nonton... terus pulangnya dia bilang kalau sayang banget sama aku.. udah gitu dia cium aku, teruss..... "

Arsy memotong cerita Vina. "Emmmm terus aja, pake terus !! Lho kalian balikan lagi???"

Arsy melepaskan sepedanya yang dari tadi di sampingnya, hingga jatuh ke tanah.

"Duuuhh biasa aja kali !! ambil itu sepeda. Iyaa aku balikan lagi, habis dia sweet banget kemarin" Vina bercerita sambil melihat ke atas langit, seakan-akan ingin terbang bersama burung-burung yang lewat sore itu.

"Kamu serius ?? Jonathan ??? kamu tahu sendiri kalau dia play boy cap kampak" Itu adalah sebutan untuk play boy terpopuler di kampus.

"Akuuu seriiuuuuus, kalau bisa dua riusssss !!!"

"Okey lah terserah kamu, hati-hati aja sama cowo kaya gitu Vin, ntar kaya kemarin," sahut Arsy sambil mengedip-edipkan kedua matanya.

"Siap bosssss. Tapi dia ga mungkin kaya dulu lagi Sy tenang aja, kamu tahu dia cium aku masih sama rasanya kaya waktu awal kita pacaran"

"Takaran kamu dengan ciuman?!!!!!" Arsy memperhatikan sambil menutup kedua matanya, heran dengan Vina yang kelakuannya seperti abg 17 tahun yang baru pertama kali pacaran.

"Maksudnya aku bisa rasain dari dia perlakuin aku kemarin Sy, terus kapan kamu pacaran Sy selama kuliah, aku belum pernah lihat kamu punya pacar. Seru lho Sy apalagi kalau kamu dapet pacar yang bener-bener kamu pengen sejak lama, kaya aku sama Jonathan." Vina menggoda Arsy lalu menyenggol badan Arsy.

Arsy hanya senyam-senyum saja menikmati ejekan Vina.

"Nanti lah aku masih malas,"

"Ga penasaran gimana rasanya dipeluk cowo? serius? ga penasaran rasanya dilindungi daannnn.. ??"

"Sesssssssssst," Vina menarik tubuh Arsy yang baru saja ingin mengambil sepeda. Untuk melihat kearah belakang mereka.

"Apasih"

"Jangan keras-keras.." mengendap-endap dibelakang semak-semak.

"Wahhhhhhhhhh, mereka ciuman, tuh kapan kaya gitu Sy?" Vina menjulurkan lidahnya kemudian tersenyum lebar mengejek Arsy habis-habisan.

Arsy tidak melihat atau pun merespon Vina, pipinya merona mendengar ejekan itu. Arsy hanya diam bak patung malin kundang yang sudah dikutuk menjadi batu.

"Kenapa merah itu pipinya????"

Vina benar-benar puas hari ini karena bisa mengejek Arsy, pasti tujuannya ya itu untuk mencoba membujuk Arsy agar cepat punya pacar. Vina memegang tangan Arsy masih di posisi yang sama, melihat kedua orang yang sedang berciuman tersebut. Ini adalah salah satu trik agar Arsy tidak pergi dari tempat itu.

"Bentar tak jelasin. Awalnya mereka mengobrol kemudian si cwo menatap cwe itu dalam, semakin dekat dengan memegang tangannya lembut. Meringkuh kepala cwe itu dengan tanganya hingga nyaman, mengambil posisi menarik, memeluknya kuat, hingga terasa getaran tekanan pelukannya. Cwo itu lalu akan mulai melekatkan bibirnya, tenang, diam dan lembut. Dimulai dengan kecupan ringan, cwe itu merespon. maka... "

Vina tadinya tidak memperhatikan Arsy tapi karena merasakan tangan Arsy mengeras, kemudian Vina menoleh, ternyata Arsy menegang seluruh tubuhnya merespon kata-kata itu, jantungnya berdegup kencang, tangannya meremas baju samping kirinya.

"Lanjut" Arsy tiba-tiba menjawab.

Vina terkejut, tersenyum dengan sigap kemudian menjawab. ".... cwo itu selanjutnya memeluk lekat dengan menekan punggungnya agar semakin mendekat, hingga memberikan ciuman yang lebih dalam dan semakin dalam sampai mereka merasakan kehangatan getaran yang sama. "

Vina memainkan kata-kata dengan amat romantis tanpa ada kesalahan, seakan-akan sedang berada dipanggung membacakan sebuah cerita romantis. Dalam posisi yang sama, Arsy masih saja melihat dua orang itu.

"Déjá Sy"

"Ahhhhhhtt... vous" Arsy salah tingakah buru-buru mengambil sepeda, disisi lain Vina hanya tertawa.

Vina tertawa " Itu sepedaku Sy"

"Jt.. jt... je .. sais"

Vina berteriak seraya berkata hati-hati dijalan, Vina geli melihat tingkah Arsy. Arsy menoleh sambil menjulurkan lidahnya kemudian terus berjalan.

RécompenseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang