Passé

87 11 2
                                        

Tingkah Arsy dengan Vina memang seperti itu maklum sajalah, jika mereka bertingkah seakan-akan tak akan ada yang pernah kecewa kerena olokan bagaimanapun bentuknya itu.

Untuk mendamaikan mereka berdua memang perlu adanya negosiasi terlebih dulu, apalagi mereka hanyalah dua orang yang sedang tumbuh mencari sang jati diri.

..

Flas back

Sambil berjalan pulang Arsy melamun. Tiba-tiba Ia membayangkan sosok yang pernah ada dalam pikiranya. Itu semua membuatnya sulit untuk berkosentrasi, hingga jantungnya mulai berdegup kencang. Jantungnya memompa darah dengan cepat sehingga rasanya seperti kelelahan, keringat dingin dan seperti sudah berjalan sangat jauh.

"TIDAAAAKKKKK"

Arsy tersentak berteriak. Beberapa orang dijalan samping kiri-kanannya mendengus melihat Arsy. Bagaimana tidak aneh, dijalan yang cukup ramai itu ia berteriak tanpa ada sebab yang orang lain tahu. Orang sekelilingnya sudah memberikan mata denga tatapan tajam keheranan.

Arsy melanjutkan perjalanan, ia geli merasakan tingkahnya sendiri.

Setelah berjalan cukup lama ia kembali melamun membayangkan sesuatu lagi. Hari cukup melelahkan untuknya, mungkin secara fisik biasa saja tapi mental dan psikologinya sedikit merasakan lelah. Entah, hari ini setelah dari rumah itu, ia jadi melamun sepanjang jalan. Sekaligus merutuki kebodohanya ketika diceritakan oleh Vina.

Angin semilir berhembus, membelai rambut pirang nan lembut itu. Suara kicauan burung yang lewat ditambah rindangnya pohon di sudut kiri-kanan gang menambah angan yang melayang terlukis jelas.

Ingatanya seolah-olah kembali pulih dihadapannya, membayangan ketika bertemu dengan tiga orang lelaki di depan gang kecil. Ia merasakan ada sesuatu yang aneh dari ketiga cwo tersebut. Tertawa sepanjang jalan dengan sorot mata menyerupai iblis yang baru saja mendapat mangsa.

Berjalan dengan hentakan ringan tanpa beban, mengisaratkan sesuatu yang besar baru saja terjadi. Arsy hanya merasakan keanehan mengerutkan dahi menggigit kecil bagian bawah bibirnya kemudian kembali berjalan.

Selesai mengantar bunga Arsy masih penasaran, Ia masih ingin melewati gang tadi. Memastikan bahwa tidak ada apapun yang terjadi disana, kemudian Arsy memutuskan kembali melewatinya.

Setelah sampai dirumah lama bergaya Belanda yang tak terpakai tersebut. Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita.

"Jangan tolong jangan tolong.."

Arsy penasaran dengan suara itu kemudian ia mengendap-endap untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Salah satu laki-laki itu menjawab.

"Beruntung sekali kita, kau sangat sempit dan legit gadis bodoh!!!" ketiga laki-laki itu tertawa bersama.

Sungguh pemandangan yang mencenangkan Arsy terdiam gemetar melihat apa yang ada di depanya. Seorang gadis belia yang umurnya sekitar 16 tahun, polos tanpa sehelai benang pun melekat di badannya. Menggeliat kesakitan namun tidak mampu melawan. Kedua tanganya yang terikat di sudut kamar, menggantung dua buah tali kain yang diikatkan pada jendela.

Gadis itu meronta ketika laki-laki itu datang bergantian untuk menggilirnya. Bercak merah disekujur badanya, terlebih lagi dibagian perut dan dadanya. Mereka melakukanya tanpa ampun, mengerahkan segala tenaganya untuk memuasakan nafsu birahinya.

Setelah dua orang laki-laki puas masih ada satu lagi yang ingin mendekati perempuan itu. Tetapi ditengah perjalanan mendekati perempuan itu, dengan muka yang sudah tak berbentuk, rambut teracak-acak dan bercak disekujur badanya ia mencoba mengucapkan sesuatu.

"Mengapa Naka . Mengapa kau lakukan ini padaku, bukankah engkau janji akan menjagaku?? Mengapa engkau malah merusakku Ungkap gadis itu dengan terengah.

Laki-laki itu mendekat kemudian membekap mulutnya.

"Kau tahu aku sangat benci melihatmu bertemu dengan mantanmu itu, kenapa kau bohong padaku, bukankan selama ini aku selalu sabar denganmu, tapi kau malah menghianatiku. Ini balasan untuk wanita penghianat sepertimu!!!"

Naka melepaskan cengkraman tangan pada rambut wanita itu dengan posisi masih membekap.

"Kau tahu? kenapa aku tidak merusakmu terlebih dahulu? karna aku ingin melihatmu merintih kesakitan, sama seperti saat aku melihatmu bersama dengan laki-laki brengsek itu. Sudahlah mari kita tuntaskan semua ini."

Laki-laki yang dipanggil Naka oleh gadis itu kemudian, melepaskan ikatannya gadisitu memang terlihat sudah tak berdaya. Tetapi Naka malah menciumnya kasar dan mulai mejelajahi setiap sudut tubuh gadis tersebut. Gadis itu sudah tak mampu lagi melawan dua laki-laki sebelumnya telah menguras tenaganya dengan sangat bringasnya. Membobolnya tanpa belas kasih dan ampun.

Gadis malang itu tentu masih perawan, terlihat muka penuh kesedihan, rasa malu dan rintihan yang pastinya tak terkira sakitnya karena harus meladeni tiga orang dalam satu waktu.

"Kau sangat sempit sayang laki-laki itu berkata dengan semangat."

"Sudah Naka lepaskan aku, aku tidak kuat lagi!!!"

Gadis itu memohon agar Naka mau melepaskanya kerena tidak kuat lagi merasakan sakit di daerah intimnya.

"Ahhhh kau tidak semangat baru berapa kali, ini kali pertamamu aku tidak ingin membuatmu kecewa, ayolah sayang kerahkan semua tenagamu, aku sangat menikmatinya.. " laki-laki itu tertawa melihat rintihan si gadis malang.

Gadis itu mencengkrang erat tangan Naka, namun Naka tak merasakan sakit yang berarti karena cengakraman itu.

"Ahhh. Kau gadis yang pintar"

Laki-laki itu terengah lelah kemudian bergegas memakai pakaianya kemudian pergi dari tempat itu.

Di satu sisi Arsy masih mengintip dibalik lubang kesil dengan semak belukar yang rindang. Arsy melihat tanganya yang gemetar kemudian jatuh ke lantai, ia masih terkejut dengan apa yang baru saja Ia lihat. Semua itu membuat badannya melemah dan jatuh.

Arsy menitikan air mata, dalam batinnya betapa kejam kedua laki-laki itu.

RécompenseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang