••004••

2.1K 139 9
                                    

•[NABRAK MULU]•

"Eh sorry gue gak lihat.." ucap Dinda kemudian mendongkakkan kepalanya agar dapat melihat cowok yang berdiri di depannya ternyata Gilang? Ia sedang menatap Dinda setengah senyum, sedikit bergidik dan sedikit kikuk lalu langsung pergi meninggalkan Dinda yang masih tersungkur di bawah.

Eh? Sialan

"Kenapa sih nabrak ni anak mulu"

Mana nih orang watados banget! Bantuin berdiri kek!

"IIiiiiih... malah ditinggalin!" ucap Dinda menggerutu.

Tak disadari Amel datang dengan membawa papperbag yang berisikan sepatu yang telah ia pilih.

"Din.. Lo ngapain dahh duduk di bawah? plis Din jangan bilang kalau lo lagi ngemis? gue sebagai teman lo bisa bantu lo kalau lo butuh duit. Jangan ngemis gini... Gue nungguin lo lama banget disana, yaudah deh gue beli yang ini aja" ucap Amel dengan polos wajahnya heran kenapa temannya ini duduk di lantai.

"Lahh dikatain ngemis... jahat deh, sorry Mel gue tadi nabrak orang, tapi gue yang jatoh hehe.." jawab Dinda sedikit tertawa.

"Terus orangnya mana?"

"Dia pergi gitu aja" jawab Dinda sedikit kesal.

"Udah dua kali gue jatoh gara-gara dia tapi yang ini salah gue" sambungnya.

"Apa mungkin gue ditakdirin nabrak kalo ketemu tuh anak. Aneh" batin Dinda.

"Serius?? Emang dia satu sekolah sama kita?!" tanya Amel lagi karena yang Amel tau soal Dinda berjalan pincang sewaktu sekolah tadi.

"Sekelas malahan" jawab Dinda cepat.

"Siapa sihh.. *berfikir sejenak* Ohooo jangan bilang kalo dia..."

"Iya Gilang" jawab Dinda yang telah berdiri mengibas kesal pantatnya yang sedikit kotor dan mulai mengeluari kawasan mall.

Beberapa menit sebelumnya,

Gilang berniat untuk membeli sepasang sepatu untuk ia berikan kepada sahabatnya karena kalah taruhan, ketika Gilang memasuki toko sepatu itu ia melihat orang yang tak ia suka. Disana berdiri empat orang yang sedang mengunjungi toko yang sama. Gilang berusaha tetap tenang dan enggan membuat masalah dengan mereka apalagi ini di pusat berbelanjaan.

"Aish! Gue lagi males berantem malah mereka yang gak males. Ngapain sih mereka di sini berempat lagi, kalo mereka ngelihat gue bakal ribet. Mau beli sepatu ada aja halangannya" gerutunya.

Dengan waspada Gilang memilih sepatu yang hendak ia beli, berusaha agar wajahnya tak dikenali. Sialnya salah satu teman dari orang itu sedang menunjuk-nunjuk ke arah Gilang sambil mencoba membisikinya. Gilang berpikir untuk segera membayar sepatu yang telah ia pilih dan segera pergi sebelum mereka sadar dirinya ada di sini.

Gilang sedikit berlari untuk menghindari segerombolan orang itu.

Brukkk

Tanpa sengaja Gilang menubruk seorang gadis. Gadis ini sedikit meringis kesakitan ketika ia tertabrak oleh Gilang. Di tatapnya wajah gadis itu ternyata dia adalah Dinda si anak baru yang sekelas dengannya. Gilang tersenyum kikuk hendak mengatakan maaf juga membantunya berdiri tapi orang yang sedari tadi mencarinya yaitu Revaldo dan geng benar-benar melihat dirinya.
Tanpa berpikir panjang Gilang langsung pergi meninggalkan Dinda yang masih terduduk di bawah.

"Tuh anak ketabrak mulu deh sama gue" pikir Gilang sambil berlari.

"Tapi kalau di inget-inget sih tuh anak lucu juga"


Why HIm? (EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang