New Friends

36 2 1
                                    

Tok tok tok'
"Permisi bu, maaf saya terlambat"

   Aku tak tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Aku sudah pasrah jika aku dihukum. Benar saja, Bu rina yang konon guru ter-killer di sekolahku ini sudah berdiri di depanku sedari tadi sambil melipat kedua tangannya dan memasang wajah yang sangarnya. Menurut berita yang beredar tak ada satu siswa pun yang berani melanggar aturan jika hal yang bersangkutan berhubungan dengan Bu Rina, tapi hari ini nampaknya nasib sial tengah menimpaku.

"Dari mana saja kamu? Jam segini baru datang!" omel Bu Rina, yang membuatku kaget karena nada bicaranya yang meninggi. Aku hanya bisa menunduk tak menjawab karena takut.

"Hei! Punya telinga tidak kamu? Saya bertanya kepada kamu! Kenapa kamu tidak menjawabnya" nadanya semakin meninggi.

  Aku kembali kanget dengan sentakkan bu Rina. Tapi aku menyempatkan diri untuk melirik sekelilingku. Begitu kagetnya Aku jadi pusat perhatian di kelas, smua teman temanku menatap ku dengan tatapan kasihan. Sekali lagi aku menunduk dan mulai berbicara.

"Maaf bu tadi saya bangunnya kesiangan" jawabku sambil menunduk

"Alasan saja kamu! Sekarang cepat ikut ibu kelapangan" perintahnya.

Aku hanya bisa pasrah dan mengikuti perintah Bu Rina. Apapun hukuman yang di berikannya nanti, harus aku kerjakan.

Aku berjalan mengikuti bu Rina dari belakang sambil menunduk. Sesekali aku merasa malu karena selama perjalanan banyak siswa siswi kelas lain yang melihat ke arahku saat aku dengan bu Rina lewat. Rasanya ingin aku sembunyikan muka ini karena aku sangat malu.

"Sebagai hukumannya, Sekarang kamu harus sapu dan bersihkan lapangan ini. Berhubung kamu murid baru, ibu tak memberi hukuman yang terlalu berat, kalau sudah beres kamu silahkan kembali ke kelas" ucapnya setelah sampai di lapangan.

"Baik bu"

  Aku tak menyangka harus membersihkan lapangan ini sendirian selain itu, lapangan yang aku bersihkan adalah sebuah lapangan basket yang begitu luas yang terlihat jelas banyak sekali sampah yang tersebar. Mulai dari sampah bekas botol mineral, daun daun kering , sampah sisa makan, bungkus makanan dan lain lain.

"Hikss.. sepertinya hari ini akan sangat melelahkan". Ucapku dengan pasrah.

Akhirnya aku pun memulai hukuman yang telah di berikan Bu Rina.
Satu persatu sampah aku ambil tanpa tersisa sedikit pun . Sesekali aku merasa malu karena sering jadi pusat perhatian anak anak yang sedang ada pelajaran olahraga.

Akhirnya lapangan pun bersih. Seketika pula keringatku juga bercucuran tak terkendali karena panasnya hawa dan lelahnya tubuhku ini. Aku mencari tempat bersandar, dan akhirnya aku memilih bersandar di bawah tiang bendera. Aku mengatur napasku yang tak karuan dan memejamkan mataku sesaat.

Bruk!!

Rasanya seperti ada yang melempar sesuatu di atas wajahku.
Aku sontak langsung bangun dan melihat ada sapu tangan diatas wajahku Dan saat aku berbalik ternyata ada seorang anak cowo yang berdiri di belakangku sambil tersenyum yang membuatku heran.

"Pake tuh sapu tangan gue buat ngehapus keringet lo" ucapnya lalu duduk di sebelahku.

Aku masih diam tak berkutip melihat seseorang yang tak ku kenal duduk di sampingku terlebih dia memberikan sapu tangannya.

"Kok diem sih?"
"Eh iyah, makasih sapu tangan" akhirnya aku membuka mulut.

"Eh masih inget gue ga?" Tanyanya

Aku sontak heran dan coba mengingat siapa dia. Tapi hasilnya nihil aku tak mengingatnya. Dan aku menjawab pertanyaannya dengan menggeleng.

"Hmm pasti lo lupa yah? Gue leo, itu loh yang waktu lo pertama masuk ke sini kita ketemu di ruang kepsek" ucapnya mengingatkanku. Sambil mengangkat tangannya *ala orang mau kenalan*

Aku pun baru ingat. Iyah. Dia leo yang dulu pernahku temui di ruang kepsek.

"Oh iyah gue inget. Gue clara" sambil menjabat tangannya.
"Lo kelas berapa?"tanyanya
"X-1 , lo sih kelas berapa?" tanyaku balik
"Oh gue X-4" jawabnya

Setelah berkenalan kami sempat diam beberapa saat karena bingung mau berbicara apa. Dan pada akhirnya dia lah yang memulai percakapan.

"Lo kenapa Tadi di suruh mungutin sampah sama Bu Rina? " tanyanya yang mengawali sebuah obrolan kami.
"gue tadi telat jadi di hukum deh"

Kami pun sedikit berbincang bincang. Aku yang tadinya merasa enggan untuk berbicara menjadi ikut berbicara dengannya.

Kami asik mengobrol tanpa mengingat waktu, leo selain tampan ternyata orangnya asik. Baru kenal saja dia sudah membuatku tertawa geli dengan kata katanya.

Kring......

Bel pun berbunyi.

"Yah udah bel nih, mending lo cabut ke kelas gih ra, biar ga di omelin lagi ama Bu Rina. Kapan kapan kita ngobrol lagi yah"ucapnya

"Oke gue balik ke kelas dulu yah bye" ucapku sambil berdiri meninggalkan leo.

Aku melangkah meninggalkannya dibawah tiang bendera.

"Clara..." teriaknya yang membuat ku membalikkan badan menengok ke arahnya. Dia berlari ke arahku

"Nih buat lo" dia memberiku sesuatu di tanganku lalu bergegas lari pergi entah ke arah mana dan menghilang.

Aku sempat heran . Aku membuka telapak tanganku ternyata yang di berikan oleh leo kepadaku tadi hanya sebuah permen karet. Tapi baruku sadari ada secarik ketas di bungkus permen karet tersebut. Saatku buka tenyata isinya sebuah tulisan dan nomor telepon.

'Haii clara.. nih nomor telepon gue. 081xxxxxxxxx siapa tau lo kangen gue *ngarep*. Kalo lo butuh gue sms aja pasti gue bales kok'
                                 -Leo

Aku tertawa kecil melihat isi suratnya. Akupun melanjutkan langkahku menuju kelas agar tidak kena hukuman lagi.

********
"Gilee loh ra tadi di apain apa Bu Rina sampe muka lu lesu gitu"
"Lu di kasih hukuman apa ra?"
"Kapok ga ra?"

  Sesampainya di kelas aku bagaikan selebritis yang di lempari banyak pertanyaan.

"ih kalian berisik deh gue capek nih" sentakku karena pertanyaan mereka membuatku pusing dan riuh. Beruntung saat itu jam pelajaran sedang kosong.

Saat itu pula mataku mencari keberaan Daffa. Yup aku menemukannya dia sedang duduk di kursinya sambil menggunakan earphone miliknya, tak selang beberapa detik kemudian dia menengok ke arahku dan di situ lah kami eyes kontak lalu aku tersenyum kepadanya. Tapi sedetik kemudian dia membuang muka. Dan di situ lah aku juga merasa sedikit sedih.

"Huh Daff, kenapa sih lo jutek banget?"ucapku dalam hati.

---------------------------------------------------------------------------------

Hallo I'm back :)
Maaf yah update nya aga lama soalnya masih aga labil gitu :(
Next. Ceritanya makin seru loh :D makanya stay terus yah :)

  Love            

  Autor           

Bubble LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang