To Have and To Be [COMPLETE]✔

Part 5

Suasana makan malam di kediaman Jung malam itu berubah menjadi menjengkelkan bagi chaeyeon.

Pasalnya sang ibu terus membahas tentang ia dan wonwoo, dan itu benar-benar membuat chaeyeon muak.

"omong-omong, seminggu lagi hari ulang tahunmu sayang" ucap sang ibu namun chaeyeon hanya mengangguk pelan.

"ibu sudah menyiapkan pesta, di perusahaan"

"ibu.."

"undangan juga sudah disebar"
Chaeyeon menghela nafasnya, ia bukan tipikal orang yang menyukai pesta apalagi dengan banyak kenalan-kenalan kedua orang tuanya dalam pesta itu.

Terasa muak, membahas harta dan harta, perjodohan dan hal-hal lain di dunia para pejabat.

"aku senang, kau sudah mulai terbuka pada wonwoo"

Terbuka ? ingin rasanya chaeyeon tertawa.

Sejak kapan ibunya menjadi sok tahu seperti ini.

Dan lagi-lagi ia membawa topik kembali pada tuan muda Jeon tersebut.

"ibu lihat kau membawa ia ke apartemenmu"

Takk

Sontak saja sendok di tangan chaeyeon beradu dengan piring cukup keras, kedua matanya membulat.

"bagaimana ibu bisa tau ?"

"kau anakku Jung chaeyeon, apa salahnya aku mengetahui semua kegiatanmu. Disamping itu ibu masih ragu jika kau benar-benar sudah berhenti berurusan dengan pria bernama mingyu itu atau belum"

"ibu, aku sudah bilang. Mingyu dan aku sudah berakhir, dan mohon jangan menyuruh orang untuk membuntuti kegiatanku"

Tak ada jawaban dari nyonya Jung, ia hanya tersenyum simpul setelah selesai meneguk minumnya.

Bangkit dari duduknya dan berjalan kearah chaeyeon.

"ibu senang kau menjadi penurut seperti ini" ujarnya sambil melayangkan kecupan dipuncak kepala chaeyeon.

"jangan lupa berikan undangan pestamu langsung pada wonwoo"

Hilang sudah nafsu makan chaeyeon malam itu, ia sudah dewasa dan mengapa ibunya terus memperlakukan chaeyeon seperti anak kecil yang masih harus diawasi ? rasanya chaeyeon ingin menghilang saja dari kehidupan serba diaturnya ini.

###

"tuan muda kau mendapat undangan pesta ulang tahun, dari nona Jung Chaeyeon"

Perkataan sekretaris wonwoo siang tadi mengambang di pikiran tuan muda Jeon tersebut.
Entah apa yang membuatnya melangkahkan kaki ke tempat aksesoris seperti ini.

Berbagai jenis perhiasan dari kalung,cincin,gelang terpajang disana.

Entahlah, wonwoo tak pernah memberikan hadiah pada seseorang sebelumnya.

Apalagi untuk seorang gadis.

"astaga, yang ini bagus sekali"
Ucapan itu sontak saja membuat wonwoo menoleh, dan mendapati gadis berambut merah muda tengah menatap dengan mata berbinar-binar kearah kalung yang terpajang di hadapannya.

Gadis itu menurunkan kacamata yang ia kenakan hingga sebatas bagian tengah hidung mancungnya.

Rasanya tak asing.

Tas belanja nampak berderet manis di tangan kanan dan kiri gadis tersebut.

Celana pendek yang ia kenakan dipadu dengan kaus hitam polos tak berlengan.