Sapuan angin malam terasa menampar pipi chaeyeon pelan, ia sengaja membiarkan jendela mobil terbuka.Rasanya angin bisa sedikit melepaskan sesak di dadanya.
Beruntung saja tadi ibunya tak curiga dengan keputusan chaeyeon yang ingin pulang lebih awal karena merasa tak enak badan.
Wonwoo yang tengah sibuk dengan kemudinya nampak tak berkata apa-apa.
“kau tidak apa-apa sendirian?”
“hm ?”
Setelah sekian lama hening akhirnya wonwoo memulai percakapan.
“sendirian di apartemenmu, butuh ku temani ?” ujar pria tampan tersebut tanpa menolehkan pandangannya.
“tidak, aku bisa sendiri”
“baiklah”
Dan tak ada lagi percakapan sampai keduanya tepat berhenti di depan gedung apartemen chaeyeon.
Wonwoo hampir saja melupakan sesuatu, sebelum chaeyeon beranjak pria itu segera menahannya.
“bisa kau ambilkan sesuatu di jas sebelah kananku ?” sontak saja chaeyeon teringat jika ia masih memakai jas wonwoo.
Dengan segera ia melepaskan jas tersebut dan mengikuti instruksi wonwoo, hingga ia mendapati sebuah kotak berwarna merah menyala di tangannya kini.
“selamat ulang tahun, Jung Chaeyeon”
Tak ada jawaban dari chaeyeon, gadis itu masih menatap kotak dihadapannya.
“hm terimakasih”
Hanya itu yang menjadi respon hingga akhirnya gadis itu keluar dari mobil dan membawa kotak merah tersebut bersamanya.
Wonwoo memperhatikan gadis itu.
“bahkan ia tak membukanya”
gumam wonwoo pelan sambil menampilkan senyuman simpulnya dan segera melajukan mobil untuk segera pergi darisana.###
Ruang kerja tuan muda Jeon terlihat rapih seperti biasanya, meski mendapat pengecualian pada tumpukan berkas berserakan yang terdapat di meja kerja wonwoo.
Sedangkan sosok dari pemilik meja itu sendiri kini tengah berdiri menghadap kearah jendela ruang kerjanya, yang membuat ia bisa melihat langsung pemandangan kota seoul dari gedung tinggi milik ayahnya tersebut.
Jika ia bisa memilih, maka wonwoo akan memilih untuk tetap tinggal di luar negeri saja.
Entahlah, rasanya semua pergerakan yang ia lakukan disini terasa dibatasi.
Mau tak mau ia harus ikut berkecimpung mengurusi perusahaan ayahnya, mau tak mau ia harus menjalani hubungannya dengan chaeyeon yang bahkan ia pun tak mengerti bagaimana ia harus menempatkan perasaannya.
“akh..” mendadak saja rintihan keluar dari mulut Jeon Wonwoo, dahinya mengerut dan daerah perutnya merasakan sakit yang amat hebat, bahkan hampir membuat tuan muda Jeon tersebut kehilangan keseimbangannya jika saja ia tak segera meraih ujung meja kerjanya.
Rasa sakit didaerah perut wonwoo terasa semakin menjadi, bahkan untuk berteriak memanggil sekretaris di luar ruangannya saja sulit.
Wonwoo memejamkan matanya dengan erat menahan rasa sakit tersebut, tubuhnya perlahan merosot dengan sebelah tangannya yang tak sengaja menjatuhkan barang kantor di meja kerjanya dengan suara yang keras.
“t-tuan muda Jeon !!!”
Yang wonwoo ingat ia samar-samar mendengar teriakan itu sebelum akhirnya ia merasakan dunia sekitarnya menjadi gelap hingga tak lama semuanya kembali lagi pada indra wonwoo.
Dengan suara-suara obrolan kecil yang wonwoo yakini salah satu dari dua suara itu adalah suara milik Ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Have and To Be [COMPLETE]✔
Fiksi PenggemarJung Chaeyeon Jeon Wonwoo Kim Mingyu Kim Minkyeong