Problem

76 11 0
                                    

Malam itu Mey memutuskan untuk kabur dari rumahnya ia ingin sejenak menenangkan pikirannya dan tujuan nya hanya satu,Vanessa.

"Van ini gue Mey"ucap Mey sambil berteriak karena security rumahnya tidak percaya kalau mey benar-benar teman majikannya, Vanessa.

"Mmm, kenapa ribut gini pak sarno?" tanya seorang pria yang terlihat sangat terganggu dengan datangnya mey.

"Iki loh pak ada anak ngaku-ngaku temen non Vanessa tapi saya gapernah liat non bawa anak ini kerumah" jawab pak satpam itu dengan logat Jawa yang kental.

"Siapa kamu?"tanya pria itu dengan sorot mata yang tajam mungkin ia adalah papa dari temannya Vanessa.

"Mm sa.. Saya Meyriana pak temen barunya Vanessa"

Akhirnya papa nya Vanessa mempersilahkan Mey untuk memasuki rumah nya yang terbilang cukup mewah.

"Ohh kamu anaknya Andrea dan Meiliana?"

"Darimana bapak tau itu?"

"Saya kan temen orangtua mu sudah pasti kenal, saya baru sadar ternyata kamu mirip Liana dia kakak mu bukan?"

"I.. Iya Liana kakak saya pak, mm Vanessa ada dirumah ga ya pak?"

"Ohh Vanessa baru pulang setengah jam lalu dan matanya terlihat sembab seperti sudah menangis coba kamu temani dia di kamarnya"

"Kamarnya dimana pak?"

"Lantai 2 deretan kanan keempat dari tangga darurat pasti ketemu ko"

"Hmmm?!?"

"Haha sepertinya kamu bingung ya". Tebak papa Vanessa sambil tertawa kecil dan menyuruh salah satu asisten rumah tangganya untuk mengantar mey ke kamar Vanessa.

"Makasi pak"

"Ya"

Mey pun dituntun oleh asisten rumah tangga keluarga Vanessa untuk mencari kamar temannya itu. °Vanessa's Room° tulisan itu terlihat dipintu kamar berwarna putih yang dihiasi wanita yang menghadap ke arah belakang dengan menggunakan flowercrown di kepala nya.

"Vanessa?" ucap Mey seraya mengetuk pintu kamar Vanessa perlahan.

"Masuk aja" jawab seseorang dengan suara yang sedikit serak.

"Van lo kenapa? lo ngapain nusuk-nusukin jarum ke jari lo?" tanya Mey histeris dan segera berlari untuk mencegah Vanessa lebih dalam menusukan jarum itu ke jarinya.

"Kalo gue lagi depresi cara buat ngilangin nya ya gini. Dengan nusukin jarum ke jari gue dan liat darah ngalir, gue ngerasa sedikit beban hidup gue ilang."

Mey kaget bukan main ia tak menyangka teman barunya segila ini. Coba deh pikirin gimana bisa dengan nusukin jarum beban hidup malah hilang menurutnya itu malah menambah masalah baru.

"Lo sadar ga sih van sekarang? "

"Gue sadar ko dan gue tenang kalo udah liat darah"

"Lo gila ya"

"Mey, mungkin gue harus jelasin lagi semuanya tentang hidup gue, sampe gue nekat nusuk jari pake jarum setiap gue ada masalah"

"Bukannya itu malah nambah masalah baru?''

''Sebagian orang mikirnya gitu tapi gue ngga"

"Besok sekolah van mending kita tidur sekarang aja"

"Oh iya gue lupa kenapa tiba-tiba lo ke rumah gue tengah malem gini jangan-jangan lo.. "

Mendengar itu Mey langsung pura-pura tidur untuk menghindari pertanyaan temannya dan ia berhasil. Vanessa menebak-nebak sebab kedatangan mey ke rumahnya tengah malem begini, tidak mungkin jika tidak ada apa-apa. Atau mungkin Mey juga punya masalah baru sama seperti dirinya? Ntahlah Vanessa tidak tahu apa jawabannya niat
bertanya pun sepertinya harus ditunda esok pagi.

Haiii bakal update setiap hari asal gaada tugas sekolah.. Jangan lupa vote and comment yayyayay plisss 😜

Vade  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang