Sini.
Aku ceritakan padamu kisah tentang malu.
Tentang mahkota tertinggi seorang wanita.
Tentang kehormatan terbaik.
Tentang hal kecil yang membuat akhlak sempurna.
Hingga tidak ada celah untuk kalian cela.Ketika malu menjadi identitasnya.
Maka tunduklah pandangannya.
Sikap.
Hati.
Cara berbicara.
Hingga kau dengan mudah dapat membedakan.
Hingga kaupun malu kepadanya.Sungguh.
Ketika malu menjadi identitasnya.
Ia bertutur kata lembut.
Hampir hampir tak terdengar.
Pandangannya tunduk.
Aku yakin kau tak pernah melihat ia memandangmu.
Senyumnya tertutup rapat.
Bahkan ketika lucu sekali.
Kau akan melihat telungkup telapak tangan menutup mulutnya.
Hampir tak bersuara.Ketika malu menjadi identitasnya.
Ia tak ingin dipandangi oleh lelaki yang bukan mahramnya.
Hingga bila kau perhatikan.
Kerudungnya menjulur panjang.
Saling berebut menutup bagian yang seharusnya ditutup.
Bajunya longgar dan panjang.
Begitu pula dengan rok yang ia kenakan.
Sama sekali tidak ada celah.Caranya bersikap.
Sungguh tenang.
Lemah lembut.
Seakan Allah selalu memperhatikan dan melindunginya.
Bahkan kau tak akan kuat.
Sungguh kau tidak akan bisa memandangnya.
Seakan ada dinding tebal yang menutupmu untuk memandangnya.Bagaimana cara ia jatuh cinta ?
Cintanya akan tertup oleh malunya kepada Allah.
Ia akan mecapai derajat cinta tertinggi.
Mengaggumi dan mendoakan.
Tak diucapkan.
Tak diutarakan.
Hanya bercerita kepada Dia Sang Pemilik Hati.
Lantas menunggu Imam terbaik menghampirinya.Ketika malu menjadi identitasnya.
Adakah yang dapat kau cela ?Kurasa tidak.
Ya.. kurasa tidak.Surabaya - 13 November 2015
Pict by @sheylut_

YOU ARE READING
Kagum
RomanceTentangmu adalah kerinduan yang tumpah pada setiap tulisanku. Semua tumpah ruah di hati. Menutup cela - cela kecil. Hingga tak bersisa sedikitpun. Sesak. Sungguh sesak. Harusnya kau segera pergi. Jauh. Bawa semua kekaguman yang tak pernah kau cipta...