Sendiri saja

20 1 0
                                    

Pagi hati.
Masih sendiri saja ?
Padahal belia disana suka menggenggam jemari kekasih.
Bukankah itu biasa ?
Jalan berdua.
Lempar tawa.
Bercanda.

Wahai hati.
Kau tak boleh sekekeh itu.
Sesekali cobalah memeluk rindu.
Rasakan nikmatnya merindui.
Kurasa tak ada yang salah ?
Dan itu ...
Menyenangkan.

Tidak nafsu.
Lelahku memeluk rindu seperti katamu.
Sudah aku jejaki kisah zaman jahiliyaku.
Ku agungkan cinta hingga gelap pandanganku.
Ku rindui hingga sesak dadaku.
Nikmat memang.
Tapi sekejap.

Sungguh tidak nafsu.
Jalan berdua ? itu sia sia.
Lempar tawa.. boleh saja tapi ada batasnya.
Tak ada yang salah ? Jelas itu salah.
Bagaimana bisa tak salah jika hatimu gelisah karenanya?
Bagaimana tak salah jika bohong, munafik, takut menghiasi kisah cinta atau apalah itu namanya.

Hati.
Bukannya Tuhan memang menciptakan cinta ?
Bukannya itu anugrah ?
Nikmat Tuhan yang teramat indah?

Kau benar nafsu.
Tapi tidak seperti itu caranya.
Sepahamku.
Cinta memang anugrah.
Cinta memang suci.
Jika tersampaikan sempurna pada Tuhan Sang Pemilik cinta.
Cinta pada mahluk ?
Boleh tapi berbatas.
Itupun setelah ijab qabul disaksikan penghuni bumi dan langit.

Sungguh nafsu.
Lelahku memeluk rindu.
Biarkan aku sendiri saja.
Perbaiki diri.
Mantapkan hati.
Berhijrah.
Karna aku percaya janji Tuhan benar adanya.

Aku sendiri saja.
Ya sendiri saja.

21 November 2016 | Villa alip : Pacet Mojokerto

Kagum Where stories live. Discover now