Putusmu Akhir Kita

8 0 0
                                    


27 Desember 2013
Dari perasaan yang pernah kautuangkan padaku. Begitu banyak perubahan yang terjadi. Aku seakan tak ingin mencintaimu. Apa yang salah? Apakah ada yang salah pada otakku? Mengapa aku begitu mudah terlena dan tak dapat menahan perasaanku padamu. Tepat tanggal 6 Desember 2013. Kau katakan bahwa dirimu telah menjadi milikku seutuhnya. Kau tahu? Apakah aku senang dengan perkataanmu? Tidak. Aku tahu ada sebuah implikatur dari apa yang kaubicarakan. Setelah kauputus dengan pacarmu. Kaupikir aku bahagia? Sementara aku tahu kauamat enggan melakukan itu. Aku tahu pacarmu telah berkali-kali membohongimu, selingkuh atau pun cuek padamu. Tapi entah mengapa pikiran dan perasaanku mengatakan ada yang mengganjal dari semua itu yang berperngaruh terhadapku. Karena akulah pacarmu menjadi seperti itu. Secara logikanya saja,  wanita yang mencintai seorang laki-laki, kemudian tahu bahwa laki-laki yang dicintainya itu malah bersenang-senang dengan wanita lain. Pacarmu hanya salah bertindak. Ia terlalu gengsi untuk mengatakan cemburu padamu. Ia bahkan tak mengerti cara untuk membuatmu mengerti. Hingga dirinya tidak begitu yakin pada cintamu terhadapnya. Aku tahu itu. Aku wanita. Aku tahu perasaan pacarmu.
Hari-hari berlalu, sejak kau katakan bahwa kau telah menjadi seorang jomblo. Begitu sering mengungkit hal patah hati, tersakiti, terkhianati, atau apalah. Aku tahu perasaanmu saat itu. Kau tak pernah bahagia denganku. Hanya mencoba bahagia. Aku tahu keinginanmu yang sebenarnya. Terlalu sering aku menanyakan itu padamu. Kau katakan padaku, kau minta aku untuk mempercayaimu. Kau katakan kau mencintaiku. Aku pun enggan menjawab kata-katamu. Aku tahu kau sedang membohongi diriku. Beberapa hari kita lewati dengan firasat burukku yang selalu kuutarakan. Hatiku sungguh terluka. Entah mengapa sulit untuk mempercayaimu sipembon.
Dalam malam, kusempatkan waktu untuk shalat tahajud. Terhadap perasaan yang amat mengangguku, juga menganggu orang lain. Menganggu mantanmu. Namun, juga bisa jadi akan kembali lagi padamu. Kumohonkan petunjuk pada sang Illahi. Pemilik dan pemberi cinta. Aku benar-benar ingin lepas dari perasaan ini. Dalam logikaku, aku sadar bahwa kau bukanlah seorang yang aku impikan. Tapi mengapa aku selalu saja nyaman berada didekatmu, dapat tertawa dan selalu tersenyum. Setiap kata-kata yang kautuai begitu membuatku melayang dan berangan-angan tinggi tentangmu. Tentang masa depan kau dan aku. Aku meminta Tuhan untuk memberiku petunjuk melalu mimpi. Akupun tertidur dan memimpikan mendatangi sebuah sungai yang ingin aku seberangi. Dipertengahan, aku bertemu dengan seorang lelaki. Aku pun tak berhasil menyeberanginya sampai habis. Kemudian aku terbangun dan segera mencari arti mimpiku. Ternyata arti dari mimpiku adalah kepergianku yang takkan kembali.
Mimpiku itu langsung kuceritakan padamu. Tanpa kau tahu bahwa aku telah meminta petunjuk terhadap perasaanku sendiri. Kau pun merasakannya sendiri. Kau katakan bahwa arti  mimpiku adalah sebuah tujuanku yang tidak tercapai. Dan itu adalah dirimu. Aku ingat dan pernah katakan padamu bahwa kau adalah salah-satu tujuan dari hidupku. Aku amat mempercayai dan berfirasat suatu saat kita akan berjodoh. Mungkin itu yang kau rasakan bahwa kau bukanlah yang terbaik untukku hanya dari sebuah mimpi itu. Aku pun langsung mengalihkan pembahasan kita. kurasa hatimu terluka dengan mimpi itu.
Setelah kejadian itu, kau semakin pesimis terhadapku. Juga terhadap hubungan yang tidak jelas ini. Aku pun begitu sering sensi dan marah tak menentu. Sampaiku aku katakan padamu bahwa aku ingin kau memberiku kejelasan. Kau pun mengulur-ulur itu semua. Apa kau tahu? Hatiku sangat sedih waktu itu. Aku turut menangis dengan kisahku sendiri. Apakah memang takdirku yang selalu saja digantung oleh para senior yang mendekatiku? Kalau memang seperti itu. Mau tidak mau tentu saja aku harus terima takdirku hari ini.
Aku tahu, kau sangat takut membuat aku kecewa, kau sayang padaku. Semua jelas terpancar dari matamu. Kau juga sebenarnya tak ingin membuatku menangis. Kau pasti juga bingung terhadap apa yang sebenarnya aku inginkan. Padahal apa yang aku inginkan itu simpel. Aku hanya ingin kau seutuhnya dengan perasaan cintamu terhadapku. Dan itulah yang tak pernah kunjung aku dapatkan. Yang kudapatkan hanyalah kata-kata dan janji-janjimu tentang keinginanku. Kau minta agar aku tenang dan bersabar terhadap keadaanmu. Kau ingin aku menunggu? Sampai kapan? Logikaku waktu itu berkata, jika kau memang benar-benar mencintaiku. Kau tak mungkin menyuruhku menunggu. Kau masih ragu sipembon. I know it.
Hingga terbesit dipikiranku untuk mengungkap yang sebenarnya. Caranya adalah dengan menanyai semua ini pada pacarmu yang sudah kaubilang mantan. Akupun memulai percakapan dari sms. Set..set..set.. sudah beratus sms yang sudah kami bincangkan. Terungkap sudah semua firasat-firasatku itu adalah benar. Memang seperti itu. Dan aku simpulkan kalian berdua masih sama-sama mencintai. Hanya saja salah memilih tindakan. Mengapa membiarkan orang lain masuk disaat kalian memiliki masalah. Seharusnya kalian pandai menyikapi itu semua. Aku memutuskan untuk pergi menjauh. Selama ini sudah cukup rasa bersalahku yang selalu saja kau bela Sipembon. Kau menyanggahku, kau bilang aku tidak salah atas semua ini. Entahlah, aku menjadi malas membicarakanmu.
Aku ingin pergi dan benar-benar pergi. Setidaknya aku bisa tenang karena bisa membuat kalian mengerti satu sama lain. Semoga kalian berbahagia. Pacarmu yang telah menjadi kakak baru untukku. Dan kau sipembon, kau bukanlah abangku lagi atau lebih dari itu. Kita hanya sebatas masa lalu. Hanya kau, aku, dan Tuhan yang mengetahui detail kenangan kita yang kuanggap pahit.
Jujur aku ingin tak bisa menerimamu untuk menjadi siapa-siapa lagi. Jangan kau ulangi atau kau tuangi janji-janji masa depan dengan perempuan selain yang memang untuk kau seriusi. Cukup aku yang menjadi korban kebodohanku sendiri. Selamat tinggal sipembon.... selamat tinggal kenangan pahitku.... selamat tinggal masa laluku.... selamat tinggal kesalahanku.... selamat tinggal kecerobohanku menilaimu.... selamat tinggal......

Say Bonsai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang