3. Either come close or stay away, having you in between is very exhausting.

3.9K 365 38
                                    


Rajani duduk berdua di balkon kamar Arya yang view nya menghadap kearah taman komplek rumah Arya. Dira, Gatra dan Maleo lagi asik main PES. Gatra sama Maleo sih yang main, Dira cuma jadi supporternya Gatra aja sambil ngemilin keripik kentang dan sesekali menyuapi dua lelaki itu, Gatra dan Maleo. Tadinya Dira ngobrol bertiga sama Rajani sama Arya, tapi mulai kesel waktu Arya nyebut Raka. Se-sensitif itu Dira kalau udah bahas Raka.

"Nggak capek?" tanya Arya sambil menghembuskan asap rokok ke arah yang berlawanan dari Rajani. Rajani tersenyum kecut.

"Lo sendiri?"

Arya terkekeh. "Gue kan beda permasalahannya sama lo, Jan."

"Beda apanya?"

"Ya bedalah. Gue cuma bisa nunggu karena Kanaya masih belum bisa move on dari Raga."

"Gue bego ya, Ya?"

"Lumayan."

Rajani menyikut Arya dengan siku tajam andalannya. Arya mengaduh kesakitan. Bukan cengeng atau lebay, tapi siku nya Rajani tuh emang beneran tajem. Dan kalau udah kena sikunya tuh ngiluuuuu banget.

"Terus, menurut lo gue harus gimana? Ngungkapin kalau gue suka, eh, sayang sama Raka gitu? Nggak mungkin kan? Gue kan cewek, Ya. Harga diri."

"Harga diri itu nggak gitu."

Rajani mengernyitkan dahinya. Arya terkekeh sambil mematikan rokoknya yang udah tinggal secuil. Arya dan rokok itu kayak cewek sama pensil alis. Nggak terpisahkan, harus selalu ada, nggak boleh ketinggalan.

"Maksudnya?"

"Tau value diri lo, ya dengan  menghargai diri lo sendiri dan semua prinsip yang lo punya, nggak gampang terpengaruh apalagi ngerendahin diri lo demi sesuatu yang nggak sesuai sama prinsip."

Rajani tertohok. Ngerti banget maksudnya Arya apa.

"Jadi maksud lo selama ini gue udah nggak ada harga dirinya di depan Raka karena gue masih setia-setia aja walaupun Raka udah giniin gue terus?"

Arya tersenyum singkat. "Nggak cuma di depan Raka, Jan. Semua yang tau lo gimana sama Raka pasti bilang lo bego. Sama aja kan kayak udah-"

"Ahhh... Iya, iya! Nggak usah diterusin, Ya!" Rajani menutup mulut Arya dengan sebelah tangannya. Arya terkekeh.

Arya ngerti banget rasanya jadi Rajani. Aeya pernah ada di posisi Rajani sekarang. Bahkan kalau Arya inget-inget, dia lebih kasian sih. Arya sama Rajani itu sahabatan udah dari umur lima tahun. Rumah mereka deketan, sekolah selalu bareng dari SD sampai kuliah. Beda sama Dira yang sahabatan sama Rajani karena ibu mereka sahabatan juga, Arua ketemu Rajani waktu mereka nggak sengaja ketemu di taman komplek waktu masih umur lima tahun. Dari situ Arya sama Rajani jadi sering main bareng terus sahabatan. Arya kenal Dira tapi Arya lebih nyambung dan nyaman kalau sama Rajani. Dulu Arya diam-diam menyimpan perasaan sama Rajani. Dulu sih, waktu mereka masih SMA. Waktu mereka lulus kuliah, Arya berhasil menghilangkan perasaannya ke Rajani.

Rajani sampai sekarang nggak tahu kalau Arya pernah ada rasa. Arya nggak ngerasa Rajani harus tahu juga. Soalnya menurut Arya udah nggak penting juga. Toh sekarang Arya udah netral-netral aja ke Rajani. Arya udah menemukan cinta yang baru walaupun belum bisa dimilikin sih. Jadi ya intinya, buat Arya perasaan sayangnya dulu ke Rajani ya bukan sesuatu yang harus dibahas lagi. Udah basi. Tapi Arya tetep sayang kok sama Rajani. Tapi ya sayang sebagai sahabat aja, udah nggak baper kayak dulu.

"Jangan bilang masih ngomongin Raka?" celetuk Dira yang tiba-tiba nongol di balkon sambil minum es kelapa yang tadi dibawa sama Gatra.

"Nih, temen lo. Masih bego." kata Arya sambil mengacak rambut Rajani lalu meninggalkan balkon dan bergabung bersama Gatra dan Maleo yang masih setia main PES.

BEEN YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang