19. Melangkah?

1.2K 154 36
                                    


Hari ini hari Sabtu dan Rajani sudah dibuat pusing dengan segala permintaan Dira untuk menemaninya ke berbagai vendor dari pagi sampai sekarang udah hampir jam 3 sore dan Rajani sudah terlalu lapar saat melihat restoran Sunda di pinggir jalan.

"Dir, makan situ dulu yuk. Lapeeeer." rengek Rajani sambil mengelus perutnya dengan wajah memelas.

"Kita masih harus ketempat vendor yang di Bekasi, Jan. Tahan dulu yaaa, makan disana aja ya. Nanggung nih." jawab Dira sambil melihat jamnya memperhitungkan waktu.

Rajani masih memasang tampang memelas.

"Bentar doang, Dir. Kan janjiannya jam 5 kan? Masih sempet. Tadi kita baru sarapan roti aja loh. Bisa pingsan ini gue."

Dira melihat jamnya lagi. Ia berpikir sejenak lalu menoleh. "Ya udah deh, masih bisa sih emang. Gue juga laper sebenernya. Hehe." Dira nyengir.

Akhirnya mereka mampir ke restoran Sunda yang ada dipinggir jalan buat makan siang sebentar sebelum meneruskan perjalanan. Setelah memesan dengan bar-bar alias pesen menu ini itu saking laper matanya.

"Capek ya ngurusin nikah. Gila baru setengah hari aja gue udah astagaaaaa puyeng banget! Gemes-gemes sih tapi malah jadi banyak mau terus pusing mikirin biaya!" keluh Dira sambil meminum es jeruknya yang baru aja dateng.

Rajani tertawa pelan. "Lagian lo Gatra nawarin pake WO aja lo nggak mau."

"Nggak tau ya, Jan, nikah kan sekali seumur hidup. Gue pengen semuanya ya gue yang turun tangan. Gue mau ngurusin sampe hal terkecil. Biar puas aja sih. Lagian lumayan jadi nggak perlu diet-dietan. Stress ngurus nikahan pasti bikin gue kurus! Kalo lo nanti nikah mau pake WO?"

Rajani mengangkat bahu ringan. "Nggak tau sih, liat dulu aja lo hasilnya gimana."

"Yee! Lagian ya daripada mikirin mau pake WO atau nggak, urusin dulu tuh masalah hati lo. Udah nentuin pilihan belom?"

Rajani nyengir maksa. Lalu diam sejenak, sambil berpikir dan mengumpulkan keberanian.

"Dir."

"Hmm?"

"Gue hari Kamis kemaren nggak sengaja ketemu Raka di Grand Indonesia."

Dira hampir menyemburkan minumannya saat mendengar pengakuan sahabatnya.

"Terus??!"

"Ya udah ngopi bentar. Terus dia minta maaf blablabla. Cerita soal pacarnya."

Dira membulatkan mata nggak percaya.

"Adoooh, ngapain sih itu manusia satu! Terus lo gimana? CLBK?"

"Nggak sih, biasa aja. Yaa, deg-degan dikit sih. Abis Raka tetep masih ganteng," Rajani terkekeh, "ya tapi sebates itu aja. Gue juga kaget waktu dia cerita tentang pacarnya dan gue kayak biasa aja."

"Lo udah bisa ikhlas?"

"Ya, kalau seratus persen ikhlas belum kali ya. Mungkin masih ada sisa-sisa dikit. Kayak ngeliat dia tuh masih bikin jantung gue joget norak, terus berasa kangen. Tapi ya nggak ada terusannya. Udah lebih pake otak kali ya gue?"

"Hmm, mungkin faktor dia udah punya pacar juga kali ya jadi lo nggak bisa ngarep lebih." kata Dira sambil terkekeh.

"Sialan."

"Terus Antares gimana sih waktu itu? Lo belum cerita ya!"

"Ya nggak gimana-gimana, Dir. Ketemu gitu aja terus ya udah pisah. Tapi abis itu Antares sama Aksara jadi rada lebih intens sih hubungin guenya."

"Hahahahaha! Sadar ada saingan tuh langsung heboh deh deketin lo nya."

Rajani cuma tersenyum singkat.

BEEN YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang