04» Phobia membawa petaka

92 6 0
                                    

"Va! Lo nggak pa-pa kan?!" Adeeva yang tengah berbaring di ranjang UKS kini beralih posisi menjadi terduduk karena suara pintu yang membentur dinding di barengi suara Lily yang lumayan nyaring.

"Ya ampun Lily ngagetin aja" balas Adeeva menyentuh dada. "Gue udah nggak pa-pa ko"

"Kok lo baru ngabarin sekarang sih?" Ujar Lily mendekati Adeeva.

"Gue nggak mau ganggu konsentrasi belajar lo ly"

"Yaampun Va, tadi tuh kelas kosong nggak ada guru" jelasnya.

"Oh. Yaudah sih gue juga nggak pa-pa ko"

"Bener lo udah nggak pa-pa?" Tanya nya karena wajah Adeeva yang masih terlihat pucat.

Adeeva pun mengangguk yakin walaupun masih sedikit pusing.

"Kenapa lo bisa pingsan?"

"Gara-gara di hukum muterin lapangan 10 kali"

"Ha! 10 kali!" Lily tampak syok mendengar ucapan Adeeva. "Ko bisa? Sumpah gue nggak liat lo Va, so'alnya gue di perpus buat ngerjain PR fisika gue yang belum sempet gue kerjain" jelasnya menyesal.

"Nggak pa-pa ly" balas Adeeva tersenyum menyakinkan.

Lily pun terseyum sumringah. "Ceritain kenapa lo bisa di hukum?"

Adeeva pun menceritakan semuanya tanpa di kurangi sedikitpun, dari bajunya yang terkena cipratan air karena mobil yang di gunakan Nata sampai seragam yang di pinjamkan Satya.

"APA!!!" Reaksi Lily saat mendengar Nata lah yang menyebabkan Adeeva di hukum.

Tapi saat menyebut nama Satya ekspresi Lily berubah menjadi lembut kembali dan memuji-muji sang ketos.

"Untung ada Satya ya Va, kalau enggak lo udah kering kali di lahap matahari" ujarnya terkekeh.

"Yee nggak gitu juga kali" balas Adeeva ikut terkekeh.

"Kantin yuk" ajak Lily

"Gue masih kenyang"

"Yah Eva mah gitu" ujarnya merajuk.

"Beneran Ly gue masih kenyang makan roti sama susu tadi"

"Iya sih yang dapet perhatian sang ketos" sindirnya.

"Ih apaan banget deh. Ya udah gue temenin aja ya"

Lily pun langsung mengangguk bersemangat.

***

"Yang gue denger sih tadi pagi Adeeva pingsan saat ngejalani hukuman, terus ada Satya yang nolongin dan tadi gue liat temen sekelas kita si Lily ngejengukin dia di UKS" ujar Yoga memberi laporan yang di janjikannya.

Nata hanya ber'oh'penuh arti seraya menyeruput minumannya.

"Hay semuanya!" suara cempreng mengintrupsi penjuru kantin seraya mendekati meja Nata dan kedua sahabatnya.

Nata menghela napasnya malas karena pemilik suara cempreng itu kini telah bergelanyut manja pada lengannya. Dava dan Yoga hanya menahan tawanya agar tidak meledak.

"Pergi" usir Nata dingin.

Semakin di usir semakin erat pelukan di lengannya. "Gue bilang pergi" ucap Nata geram.

"Aku nggak mau pergi. Aku maunya sama kamu terus bep" ujarnya manja.

Dava dan Yoga serasa ingin mengeluarkan makanan yang baru saja ia telan mendengar kata menye-menye dari seorang Falerina si ketua cheerleaders.Mantan kekasih Nata.

Fisiknya memang tidak di ragukan lagi tapi sikapnya yang buruk membuat dia di hempaskan oleh cucu pemilik sekolahan.

Nata bosan dengan sikapnya yang manja-manja menjijikan dan tidak tau malu. Sudah putus tapi masih merayu dengan panggilan kesayangannya dulu padanya.

My SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang