Setelah selesai sarapan Adeeva beranjak dari kursinya menuju ke arah dapur, dan ia keluar bersama kotak makanan di genggaman nya menghampiri meja makan yang langsung ia isi dengan nasi goreng membuat Riska mama;nya tampak keheranan.
"Eva sayang kok bawa bekel lagi?" Tanya Riska.
"Iya mah, ini buat Lily temen baru Eva" dustanya.
"Owh. Ini sekalian telurnya" Riska menaruh telor mata sapi ke kotak bekal yang di genggam Adeeva.
"Makasih mah" ucapnya tersenyum. "Kalau gitu Eva berangkat dulu ya mah"
"Iya sayang"
"Assalamualaikum?" Ucapnya setelah mencium punggung tangan Riska.
"Wa'alaikum salam"
Setelah masuk gerbang Adeeva sudah di hadapkan dengan sosok yang So kegantengan menurutnya. Siapa lagi kalau bukan Nata si Alien. Nata tengan menyender pada mobilnya dengan satu tangan yang ia masukan ke saku celananya sedangkan tangan satunya memegangi tasnya yang menyampir di pundaknya.
Para siswi yang tengah melewati area parkiran hampir keseluruhan siswi menghentikan langkahnya untuk melihat bintang sekolah mereka sekaligus cucu dari pemilik sekolah.
Adeeva memutar bola matanya malas melihat para siswi yang terkagum-kagum dengan manusia Alien itu. Menurutnya Nata biasa saja, walaupun Nata memiliki mata yang indah, tapi lebih ganteng seseorang yang jauh entah dimana.Adeeva menghela nafasnya berat setelah mengingat seseorang yang tidak tau keberadaan nya dimana.
"Heh! Sini lo!" Teriakan itu menyadarkan Adeeva dari lamunannya dan mendekati asal suara. Siapa lagi kalau bukan Nata. Adeeva tau suara itu karena saat ia melihat ke arah Nata, Nata sudah menatapnya tajam.
Adeeva pun mendekati Nata dengan gontai. "Nih bawa" Nata menyerahkan tasnya dan langsung melenggang pergi.
Adeeva melongo. Nata benar-benar memperlakukan nya sebagai kacung.
"Woy! Buruan!" Suara nyaring Nata kembali membuyarkan lamunan Adeeva. Ia mendengus dan menghentak kan kakinya kesal tak urung ia pun mengikuti langkah Nata yang lebih dulu di depannya.
Para siswi yang melihat kejadian barusan tampak melongo tidak percaya. Cewek yang pernah menantang Nata tiba-tiba menjadi penurut sekaligus tak berkutik sedikitpun, tidak seperti dua hari yang lalu. Bak seorang pahlawan.
"Nih tas lo dan ini sarapan lo" Adeeva menaruh tas Nata beserta kotak bekal nasi goreng yang sudah ia siapkan di meja.
"Wih, wih. Ada acara apaan nih pake di bawain bekal segala?" suara Yoga menginterupsi penjuru kelas yang membuat para murid yang sudah datang menatap Adeeva heran dan mencemooh. Yoga mendekati mejanya yang kebetulan ia memang duduk dengan Nata di ikuti Dava di belakangnya.
Nata hanya duduk santai seraya melipatkan kedua tangannya di dada.
Sedangkan Dava melewati meja Nata tanpa mengucapkan sepatah kata yang langsung duduk di kursinya yang tepat di belakang meja Nata."Gue pamit" ujar Adeeva berbalik, tapi langsung di cegah oleh sebuah tangan menahan pergelangan tangannya.
"Tunggu dulu cantik" ujar Yoga genit. "Ada acara apa lo bawain Nata bekal?"
Adeeva menghempaskan tangan Yoga yang masih memeganginya.
"Apa lo udah berubah pikiran?" Lanjut Yoga.
"Berubah pikiran apa?" Tanya Adeeva yang tidak mengerti maksud perkataan Yoga.
"Ya berubah. Yang tadinya benci berubah jadi cinta" ujarnya seraya duduk di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sunshine
Teen Fiction"Lo pikir gue bakal nglepas lo gitu aja setelah gue nolongin lo" bisik Nata. "K..kan tadi gue udah bilang makasih, berarti kelar kan?" Nata menggeleng pelan. "Lo harus jadi kacung gue selama sebulan" "What!!! Kacung?! Sebulan?!" "Iya" "Lo pikir gue...