1

147 7 2
                                    


Ditatapnya  benda datar dengan signal kuat di genggaman, menunggu notifikasi seseorang meng - accept permintaan undangan mengobrolnya kepada seorang gadis yang 3 bulan lalu membuat harinya berwarna, namun sudah 3 hari sejak undangan itu di kirim tidak kunjung muncul juga feedback
bahwa gadis itu sudah ada di kontaknya, akhirnya ia bosan dan membanting benda itu perlahan ke kasur, menghempaskan tubuh nya menatap langit-langit kamar yang seolah menghakiminya karna tindakan bodohnya yg dulu memutuskan kontak sepihak dengan gadis itu, tanpa menggubrisnya kembali saat gadis itu meminta pertemanan dengan pesan sedihnya

Abiii...kok kamu remove aku... Kenapa Biiiiii.....??????

Begitulah kira-kira isi pesan undangan yang dia baca saat itu, seseorang membuka pintu dan berjalan perlahan ke arah ranjangnya

"Kenapa Bi??"

Abi menoleh ke arah orang itu, menggelengkan kepalanya sesaat,

"Kamu mau tidur?" Abi bangun duduk dan menatap wanita dengan perut sedikit membuncit yang tadi bertanya, dan kini duduk di sampingnya

"Belum... Akhir-akhir ini aku ga bisa tidur.."

"Aku tau..., ada yg sakit? Kalo ada.. Bilang aja.. Aku anter kamu ke dokter"

"Ga perlu bi.. Aku udh konsultasi sama dokter kehamilanku, katanya aku cuma keapean"

"Makanya.. Lain kali..."

"Gpp Bii..." potongnya "aku cuma berusaha jadi istri yg baik buat kamu"

Abi mengangguk dan tersenyum "terimakasih.. Apa kabar dia?" menatap perut wanita itu

"Sehat dan aktif.." ucapnya, kemudian diam sesaat "mau ga kamu pegang?" tanyanya dengan wajah menunduk,

Abi terkekeh dan menaruh telapak tangannya di perut berisi itu perlahan, merasa ada pergerakan disana Abi tersenyum samar, rasa hangat menjalari hatinya sesaat, ini rasanya jadi Ayah...

"Jaga dia baik-baik Rena.." ucapnya kemudian, wanita itu tersenyum dan mengangguk mantap

Ya Rena.. Istri nya.. Bukan lebih tepatnya wanita yang kini harus menjadi tanggung jawabnya

Flashback

3 bulan lalu

Tuk..tuk..tuk

Suara ketukan pintu membuyarkan konsentrasi Abi yang sedang asik berchatting ria dengan Intan, gadis yang di gilainya sebulan ini, perlahan ia berjalan ke arah pintu dengan ponsel masih di genggamannya

"Siapa?" tanya Abi saat pintu sudah ia buka setengahnya, alisnya mengkerut sesaat melihat seorang gadis dengan penampilan acak-acakan berdiri di depan pintunya

"Apa kau Abimana temannya Adrian Wijaya?" tanya nya

Kening Abi mengerut sedikit bingung "iya.. Anda siapa?"

"Saya boleh masuk dulu?" tanya nya dengan tangan memainkan ujung kemejanya yang acak-acakan

Abi melebarkan pintu dan mengisyaratkan gadis itu masuk dengan dagunya, gadis itu masuk perlahan di ikuti Abi setelah menutup pintu

"Duduk.. Bentar saya ambilin minum" ucapnya lalu berjalan ke arah Pantry, konsentrasi nya berchatting dengan Intan agak terganggu sesaat, hingga Intan beberapa kali mengirimkan tanda seruan di aplikasi itu

'Sebentar ya neng.. Saya ada tamu..' ketik Abi pada ponselnya dan menekan tombol send, tidak lama balasan datang

'Siapa? Jangan lama-lama.. Aku masih kangen kamu..' Abi tersenyum dan menggelengkan kepala sesaat membaca balasan  Intan yang kadang terasa terlalu alay macam cabe-cabean kena pestisida

UNUSUAL WEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang