9

69 5 0
                                    

Still flaahback on guys.. Mana vote nya untuk usahaku membuat cerita yg buruk.. Hahaha

Biar burukk tetep lanjuut.. Lanjutkan..!!

Siap komandan..👇👇👇

---------------------

"Terimakasih Rena...!!" bisik Abi di bahu Intan, Intan jelas mendengar Abi tidak menyebut namanya,Rena.. Siapa Renaaa. ???? emosi nya meluap membuat tubuhnya membeku, di dorongnya tubuh Abi keras hingga pria yg masih lemas menikmati puncaknya itu mundur beberapa langkah menuju sofa, Intan turun dari meja dan memakai semua pakaiannya,

Wajah Abi masih memerah, sisa kenikmatannya masih terasa sampai di ujung jari, Intan menarik Abi hingga berdiri

PLAAAKKKKK....!!!!!

tamparan keras Intan layangkan dengan sisa tenaganya di pipi Abi, itu menyadarkan Abi yang mengerjap seketika, kenikmatan yg ia rasakan menguap seiring jelas terlihatnya gurat marah di wajah Intan,

"Intan.. Kenapa?" Abi menyentuh pipinya yg memanas bekas hantaman tangan Intan

"SIAPA RENA??" teriak Intan di depan wajah Abi

"Rena..??" Abi mengernyit bingung

"IYAA.. SIAPA RENA ABI... APA KAMU FIKIR AKU TERIMA DI JADIIN PELAMPIASAN IMAJINASI LIAR KAMU DENGAN PEREMPUAN BERNAMA RENA...?? AKU GA TERIMA ABI.. AKU GA TERIMAAAA...!!!" teriakan Intan berakhir, ia melangkah keluar ruangan Abi dengan emosi hingga di ubun-ubun, menutup pintu ruangan dengan keras,

Abi mematung di tempatnya, apa yg Intan bilang, ia menyebut nama Rena, kapan.. Kenapa bisa Rena, kenapa Rena, kenapa harus Rena, tapi memang selama bercinta tadi, yang terlihat olehnya hanya Rena, senyum nya, lekuk tubuhnya, yang selalu membuat Abi menggila dengan menahan ereksi nya

Abi memunguti pakaianannya, dan melempar alat pengaman yang dari tadi ia gunakan ke tempat sampah di depan kamar mandi ruangannya, masuk ke kamar mandi, dan membiarkan tubuhnya tersiram shower segar, memulihkan ingatannya, sekaligus mendinginkan bekas tamparan Intan di pipinya

Setelah puas membasuh seluruh bagian tubuhnya, Abi keluar kamar mandi dengan handuk mengusap rambut basahnya, mengusap wajahnya perlahan, duduk di sofa dengan membentangkan tangannya

Kejadian tadi masih berputar-putar di otak Abi, jari telunjuknya terselip di antara liapatan bibirnya berfikir,

Rena..

Rena..

Rena

Bagaimana bisa Rena, wajah istrinya begitu terpatri indah dalam ingatannya, hingga yang ia dengar, ia berterimakasih kepada Rena,

Hahhh.... Abi menertawakan kebodohannya sendiri menganggap Intan adalah Rena,

Hendra masuk ruangan Abi tanpa permisi dan mengambil duduk di samping nya,
"Bos..!!" panggilnya

Abi diam masih dengan jari di mulutnya

"Boss...!!" Hendra mengulangnya

"..."

"Boss... Ya Tuhan lu kenapa??" Hendra kesal dan mendorong bahu boss nya itu dengan keras, yang di dorong hampir terjungkal saking kuatnya tenaga Hendra

"Apa??" suara Abi meninggi karna Hendra benar-benar mengganggu lamunannya

"Isshh.. Santai dong luu dritadi gue panggilin cengo aja kaga Ayam kena penyakit" Hendra terkekeh dengan ucapannya sendiri,

Abi bangkit dari duduk nya berdiri di depan kaca besar yg menghubungkannya dengan dunia luar, hiruk pikuk kota yang rasanya tidak pernah tidur

"Tadi ada ABG keluar ruangan lu.. Abis ngapain dia?" Hendra mengambil salah satu majalah di bawah meja Abi, dan mulai membacanya

"Gue liat juga lu abis mandi.. Ga biasanya,.. Wahh.. Lu abis meong-meong yaa disini... Parah lu bos.. Gimana perasaan bini lu??"

Abi masih memandang keluar jendela dalam diamnya, ia menarik nafaz keras, bagaimana perasaan Rena?? Bagaimana... Abi mngacak rambutnya, menghembuskan nafas ke langit-langit ruangannya

"Saya pulang dulu..!!" ucapnya kemudian meraih tas dan berlalu dari hadapan Hendra, Hendra bangun dan mengekorinya

"Mau kemana? Pulang, ngapain?, lanjutin meong-meong ama bini... Ihh... Pria macam apa llu??"

Abi berbalik menatap Hendra tajam dengan gemelutuk giginya

"Ups... Sorry boss.. Ya udah gih sanah pulang-pulang" Hendra yg menyadari emosi bos nya, mendorong tubuh Abi berbalik dan di dorong lagi sampai ia lanjutkan melangkah keluar kantor

***

Abi sampai di rumah, perasaan nya masih di liputi perasaan bagaimana dengan Rena, bagaiman dengan Rena, fikiran itu membuat Abi sesak nafas, saat di lihatnya Rena menyambut di depan pintu rumah dengan senyum manis nya, Abi mengusahakan tersenyum semanis mungkin menutupi kebimbangannya

"Udah pulang bi..."

Abi mengangguk dan melewati Rena, eh.. Ada sesuatu yg ia lewatkan, Rena masih  berdiri di ambang pintu menanti sesuatu, ia berbalik dan mendekati Rena, di ciumnya kening istrinya dengan sedikit lama dan dalam mengaburkan kalut yg menghinggapi fikirannya tentang perasaan istrinya, senyum Rena mengembang kedua tangannya mengusap dada bidang Abi,

Abi menarik nafas dan membuangnya perlahan, sentuhan Rena menyalurkan energi nyaman sendiri bagi Abi, ia menatap wajah Rena yg memerah, mengulum senyum dan menggenggam tangan Rena,

Ia berjongkok akan membuka sepatu, Rena ikut berjongkok dan meraih tali sepatu Abi, membuka ikatannya perlahan, Abi terkaget menatap Rena yg mulai serius dengan sepatunya

"Eh.. Eh.. Apaan.. Kamu?" Abi mencoba menyingkirkan tangan Rena dengan halus, takut ia tersinggung

"Gpp... Aku cuma ngelakuin kebiasaan yg harus aku lakuin setelah jadi istri kamu" Rena tersenyum lagi.. Senyum tulusnya mengiris hati Abi

Abi menutup mulutnya, perasaan bersalah makin menumpuk di kepala Abi, bagaimana ia bisa berkhianat kepada Rena yg selalu membuatnya merasa di butuhkan dan menghargainya, Ya Tuhaann.. Ingin rasanya Abi mengulang kejadiam 3 jam lalu di kantor dengan tidak perlu menjemput Intan

Rena selesai membuka sepatu Abi mengangkat wajahnya, menatap wajah tampan suaminya dengan senyum, senyum yg bisa membuat Abi gelisah setiap malam, matanya menperhatikan pakaian suaminya yg berganti warna, dengan kerutan di kening

"Abi.."

"Hmm..." Abi bangun dari jongkoknya di ikuti Rena

"Kenapa ganti baju?"

Abi memiringan wajahnya menunduk, Ah.. Kenapa tidak difikirkan untuk memakai baju sebelumnya, tapi ia yakin, baju itu pasti meninggal kan aroma Intan, dan itu pasti akan membuat Rena mengetahui lebih awal kelakuannya,

"Eh.. Itu tadi.. Keujanan abis nyurvei tempat baru" Abi mengangguk-anggukan kepalanya meminta Rena percaya

"Oh..." bibir nya membulat, perasaan Abi lega seketika, dan tersenyum, Rena memicingkan matanya memperhatikan leher Abi, yang di perhatikan kebingungan dan ikut-ikutan memicingkan matanya ke arah Rena

Ekspresi nya sulit di baca, senyum Rena pudar berganti wajah sedih, Abi makin menatap Rena tidak mengerti

"Ini.... Bekas apa bi..??"

Tbc

Vote nyaaa laaaa.... Teken bintang yg ada di sisi kiri hp mu... Berikan seikhlasnya untukku.. Hehehe

UNUSUAL WEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang