Rolando berdiri di tengah lapangan mengatur nafasnya yang juga terengah akibat berlari dari gerbang tadi. Ia mengedarkan pandangannya mencari tiga orang junior songong itu.
"Darwin, Ngenes, dan terakhir Fredella. Lo semua cepet kesini."perintah Rolando.
Ketiga orang yang tadi Rolando sebutkan keluar dari barisan kelompok MOS mereka dan berjalan ke depan menghampiri Rolando.
"Heh lo enak aja panggil gue ngenes. Sorry gue ga ngenes tapi gue single bahagia dan nama gue itu Ernest."ucapnya tak terima di bilang ngenes.
"Lo ngapain manggil kita bertiga? Mau ngasih hukuman?"tanya Fredella malas.
"Iya gue ngasih hukuman sama kalian, lo pasti takutkan gue kasih hukuman. Makanya gausah sok deh jadi orang kalau di hukum aja takut."ucap Rolando tertawa mengejek.
"Yaudah hukum aja, gue ga takut ini."kata Fredella santai sambil menatap Rolando datar.
Rolando menatap Fredella sinis, entah mengapa Rolando tidak suka kepada Fredella karena baru kali ini ada cewek yang biasa saja saat melihat dirinya.
"Oke gue hukum lo buat bersihin ini lapangan pake sikat gigi." Rolando menatap Darwin dan Ernest. "sedangkan kedua cucurut itu gue kasih hukuman bersihin toilet pake tisu."
"Lo mau ngerjain gue hah ! hukuman lo itu ga bermutu tau."ucap Darwin kesal.
"Udah deh bang ! Kita yang waras ngalah aja sama dia."ucap Fredella menunjuk Rolando.
"Iya bang kita ngalah aja, lagian kan muka dia mirip tempat kita buang hajat. Ntar kalau udah kelar, kita bersihin juga muka dia bang."ucap Ernest menyeringai.
Darwin mendengus kesal andai saja ia tidak ingat pesan dari Mamahnya untuk tidak membuat ulah di hari MOS pertamanya di SMA Pelita Harapan Bangsa. Sudah pasti Darwin akan membuat perhitungan kepada Rolando yang seenak menghukum dirinya beserta kedua adik kembarnya.
"Yaudah mana sikat gigi sama tisu nya?"tanya Fredella.
Rolando lupa dirinya kan tidak punya sikat gigi dan tisu. Jika dirinya mengganti hukuman untuk ketiga orang itu malu dong nanti dirinya di kira tidak tegas.
"Cepetan mana woy? Jangan bilang lo ga bawa ya sikat gigi sama tisu nya?"tanya Ernest menatap selidik Rolando.
Rolando mendengar pertanyaan Ernest semakin gelagapan, dirinya harus bagaimana sekarang. Rolando melirik sahabatnya yang berdiri tidak jauh darinya untuk meminta bantuan. Sahabatnya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Fredella yang menyadari raut wajah Rolando, ia tersenyum miring lalu membisikkan sesuatu kepada Darwin dan Darwin pun menganggukkan kepalanya.
"Ernest ambil di tas lo sikat gigi dan tissue. Kalau nungguin dari tuh ketos lama dah."perintah Darwin.
Ernest mengangguk, ia mengeluarkan semua isi tasnya. Semua orang di lapangan terkejut melihat isi tas milik Ernest, Rolando menatap Ernest bingung dia niat mengikuti MOS atau berjualan pikirnya.
"Lo mau jualan apa pake bawa sabun, stiker,pilox, dan masih banyak lagi dah ga perlu gue sebutin satu-satu. Bahkan lo bawa boneka hello kitty. " Rolando menggeleng-gelengkan kepalanya, ternyata ada orang aneh juga yang bersekolah disini.
"Lo banyak komentar dah, namanya juga sedia stok sebelum kehabisan."ucap Ernest malas.
Ernest mengambil empat gulung tisu lalu memberikannya kepada Darwin dan Ia pun mengambil sikat gigi lalu di berikan kepada Fredella. Setelah semua itu selesai, Ernest pun membereskan barang-barangnya yang tadi dirinya keluarkan dan memasukkan kembali ke dalam tas.
"Yaudah yuk kita mulai aja bang. Biar cepet kelar hukumannya."ajak Fredella.
"Tapi kamu sendirian dek di hukumnya, gimana kalau nanti kecapean?"tanya Darwin khawatir.
Fredella menatap Darwin datar. "Jadi abang ngeremehin Della."
Darwin mendengus pelan dirinya hanya takut Fredella terlalu kelelahan. Tapi sepertinya ia harus mengalah, Darwin langsung berjalan dan meninggalkan lapangan yang masih digerumungi banyak peserta MOS dan Senior.
"WOY BANG, TUNGGUIN HAYATI DONG."teriak Ernest sambil berlari menyusul Darwin.
"Woy ngapain lo masih berdiri disini, cepetan kerjain hukuman lo."bentak Rolando sementara Fredella hanya menunjukkan wajah datarnya saja.
Fredella melangkahkan kakinya ke ujung lapangan, Fredella memilih untuk mulai membersihkan dari sini dulu karena tengah lapangan masih di pakai oleh peserta MOS.
Rolando berdiri menyandarkan tubuhnya di tembok, siaga mengawasi Fredella. Ia melipat ke dua tangannya di atas dada, matanya tak henti menatap Fredella yang sedang menjalani hukuman yang tadi dirinya berikan.
"Lo keterlaluan deh ngasih hukuman ke mereka."
"Mending lo diem aja deh Raka, kan disini ketosnya gue."
Raka Prasetya menatap sahabatnya dengan alis di angkat sebelah. "Jangan bangga karena lo ketos deh, bentar lagi juga kita bakalan ngelepas jabatan kita di pengurus OSIS."
"Ya ya ya gue tau. Sekali-kali kita ngehukum orang gapapa kali, lagian gue gasuka sama tuh cewek."
"Tapi gue suka sama tuh cewek."
Rolando membulatkan matanya tak percaya. "Serius lo suka sama tuh cewek?"
Raka tertawa. "Ya gue suka sama tuh cewek, karena dia berani sama lo."
Rolando mendengus kesal lalu meninju bahu Raka sedikit keras. "Dasar sahabat kampret lu." Raka semakin tertawa.
"Gue serius nih ! Lo beneran suka sama tuh cewek?"tanya Rolando penasaran.
"Lo tanya gue suka sama dia atau engga?" Raka menatap ke ujung lapangan yang terlihat Fredella masih menjalani hukuman. "Kalau gue lihat dia cantik juga tapi dia bukan cewek yang gampang buat diajak pacaran. Jadi jawabannya gue tertarik sama dia."
"Lo mau deketin dia, lo bakalan susah men. Secara dia punya dua abang yang keliatannya cukup ngejagain tuh cewek." Suara Rolando terdengar memperingati.
"Tenang aja, semua butuh proses apalagi bikin hatinya tuh cewek luluh." Raka melebarkan senyumannya sambil menatap Fredella.
Rolando menggeleng-gelengkan kepalanya, dirinya tak percaya sahabatnya benar-benar tertarik dengan sosok Fredella. "Terserah lo deh, heran gue sama lo. Cewek banyak yang ngejar lo, kenapa lo malah naksir sama tuh cewek songong."
"Karena dia berbeda. Tipe cewek gue berkelas, engga kaya tipe cewek lu."kata Raka santai.
![](https://img.wattpad.com/cover/89837617-288-k362988.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey Of Madness Triplets [Completed]
فكاهة[Beberapa kali #1 in Humor] Sequel All About Feelings. Hanya menceritakan kisah anak kembar tiga. Mereka bertiga memiliki sifat yang berbeda namun mereka selalu kompak dalam mengerjai seseorang. Darwin yang dikenal si mesum, Sedangkan Ernest dia dik...