05/02/2010
Hay masih ingat denganku?.
Aku ingin bertanya pada kalian.
Bagaimana tanggapan kalian saat seseorang baru pertama kali bertemu hmm?.Wajarnya saat orang yang belum mengenal satu sama lain bertemu pasti akan tersenyum, saling menyapa atau bertanya bukan? tapi tidak dengan dia! Pertama kali pandangan kami bertemu, dia menatapku dengan tatapan tajam dan dinginnya membuat tubuhku lemas seketika saat itu juga, tatapan matanya yang tajam itu membuatku takut jika kalian tahu.
Ya, aku untuk pertama kalinya bertatapan langsung dengan penguasa sekolah yang pernah aku ceritakan pada kalian, jika kalian menebak aku bertatap muka dengan Junsu kalian salah besar, karena yang benar aku untuk pertama kalinya bertatap muka dengan Jung Yunho, walau dengan jarak yang tidak terlalu dekat!
Kalian ingin dengar cerita lebih detailnya?. Karena aku namja yang sangat tampan dan baik hati aku akan bersedia menceritakannya! hehehe.
Saat itu sekolah tempatku menuntut ilmu sedang mengadakan meeting yang memang diadakan setiap awal bulan dan ternyata jatuh pada hari ini. Saat meeting dilaksanakan semua guru tidak mengajar muridnya, mereka hanya diberi tugas dan jika sudah selesai mereka dibebaskan ingin melakukan apa saja, seperti aku saat itu yang setelah mengerjakan tugas yang diberikan oleh Han Seongsanim aku langsung menuju taman belakang sekolah, tempat biasanya aku menyendiri dan memakan bekal makan siangku saat istirahat.
Aku duduk di bawah pohon yang menjadi tempat favoritku saat sedang bersantai di taman belakang, aku membuka novel yang memang sengaja aku bawa dari kelas dan mulai membacanya. Aku lebih suka membaca novel di bawah pohon seperti ini dari pada harus membaca di perpustakaan ataupun di kelas dibawah tatapan anak-anak yang sepertinya kurang menyukaiku.
Aku mulai membaca novel yang aku pinjam dari perpustakaan dengan tenang, sesekali wajahku mengrenyit ngeri saat membaca novel tersebut dan kadang juga tersenyum kecil, ya novel yang aku baca itu bertema romance action, jadi wajar saja jika aku mengapresiasikan wajahku saat membacanya. Saat aku sedang asik membaca, tiba-tiba aku mendengar suara ringisan kecil dan juga isakan yang agak keras, tadinya aku tidak peduli dan melanjutkan membaca, namun bunyi yang agak keras kembali membuatku berhenti membaca. Suara tadi seperti suara benda jatuh ketanah dan suara ringisan kesakitan aku dengar, tadinya aku takut saat mendengar itu sampai seseorang berbicara dengan terbata-bata seperti ketakutan entah pada siapa, membuatku menengokkan kepalaku kebalik pohon tempatku berada.
Di sana, di sebuah kursi taman yang letaknya tidak jauh dariku, aku melihat seorang namja dengan pakaian sama sepertiku sedang merintih kesakitan dan di depannya ada dua namja yang berdiri sambil menyilangkan tangannya di depan dada.
Aku membulatkan mataku saat salah satu namja yang berdiri itu menendang namja yang kini terduduk ditanah, seragamnya telah kotor terkena tanah.
Namja itu terlihat memohon pada namja yang dari tadi terus menendangnya tanpa ada niatan berhenti.Aku mencengkram erat novel yang kini ada dalam dekapanku, menelan saliva dengan susah payah saat namja yang tidak aku ketahui terus menendang dengan keras namja yang mungkin sekarang telah pingsan, aku tidak begitu mengetahui sosok itu karena dia berdiri membelakangiku. Aku diam sambil terus mendekap novelku, sebelah tangannku aku gunakan untuk menutup mulutku karena aku tidak mau berteriak dan nantinya akan membawaku kedalam masalah , kalian ingat kan jika aku hanya siswa beasiswa di sekolah ini, jadi aku lebih baik menghindari hal-hal yang mungkin bisa membuat diriku berada dalam bahaya nantinya.
Aku melangkahkan kakiku berniat meninggalkan tempat itu, namun saat aku beranjak bangun aku tidak dapat menjaga keseimbangan menjadikan diriku terjatuh kebelakang dan membuat suara. Aku membulatkan mataku kaget, aku yakin suara yang dibuat olehku bisa di dengar oleh dua namja itu karena jarak antara mereka dengan diriku tidaklah terlalu jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAIRY KIM JAEJOONG
Fanfiction"Di buku dairyku aku menuliskan tentangnya, semuanya saat aku masih bersamanya hingga kita berpisah. Aku tidak pernah menyesal pernah menjadi bagian dari kehidupannya, sungguh aku rela jika memberikan semua raga dan jiwaku untuk melihat dirinya baha...