9/02/2010
Berada di tempat yang asing. Diperhatikan oleh banyak orang yang belum kita kenal sama sekali. Bagaimana rasanya? pasti kita merasa tidak nyaman bukan?. berada ditempat seperti itu tidaklah mudah, kita harus bisa beradaptasi lagi agar mampu menjalani kehidupan sekolah yang tenang, nyaman, dan juga damai.
Itu juga yang aku rasakan sekarang. Entah kenapa tadi saat aku memasuki kelasku, aku langsung dipanggil oleh Park saenim wali kelasku, beliau mengatakan jika aku pindah kelas, dikelas 2A. Kelas dimana seluruh isinya adalah siswa siswa berprestasi dan juga kaya. Yap salah satu kelas terpopuler dari kelas yang lainnya, anak anak disini kebanyakan dari keluarga kaya, terpandang. Bahkan kita dapat menjumpai beberapa anak selebriti terkenal di kelas ini. Kelas yang hanya berisi 20 anak itu kini menjadi 21 dan yang ke 21 itu adalah aku!.
Ya, aku Kim Jaejoong siswa dari kelas 2D yang entah bagaimana bisa terdampar di kelas semegah ini. Perlu kalian ketahui di ShinKi setiap kelas didesain menurut golongan, dan kelasku sebelumnya adalah kelas yang tergolong paling rendah dari kelas kelas yang lain. Yap kalian benar karena dikelasku hanya untuk golongan anak beasiswa. Terkesan seperti mendiskriminasikan bukan? namun percayalah kelas yang berisi anak anak beasiswa juga dilengkapi dengan peralatan canggih yang menunjang pembelajaran, hanya saja sedikit berbeda perlakuannya dengan kelas kelas diatasnya. Namun untuk kualitas semua sama, hanya desain interior saja yang berbeda, kelas 2A terkesan lebih glamour!.
Aku tidak tau alasannya kenapa aku dipindah kelas, yang aku tahu aku hanya disuruh oleh Park saenim untuk mengemasi buku bukuku yang ada di loker dan pindah ke kelas 2A.
Saat aku bertanya kenapa aku dipindah, Park saenim hanya menatapku lalu tersenyum kecil tanpa mengucapkan kalimat satupun.Dengan terpaksa aku menuruti perkataan Park saenim, aku dengan segera mengemasi semua barang atau buku buku ku yang ada di dalam loker lalu bergegas menuju ke kelas 2A. Aku tak heran jika saat aku berjalan melangkah memasuki kelas semua mata menatap heran kearahku, menatap penuh tanda tanya padaku. Aku juga sebenarnya bingung, ingin bertanya namun aku tidak tahu harus bertanya pada siapa.
Sampai seseorang yang kukenal saat itu berjalan mendekatiku, dan langsung merangkul pundakku akrab, Junsu.
Aku sempat heran dengan adanya Junsu dikelas 2A, namun secepat kilat aku sadar, Junsu termasuk golongan kelas atas bukan?. Betapa bodohnya aku sampai tidak menyadari hal itu.
Dan pada akhirnya aku tau, siapa orang yang memindahkan ku seenaknya saja, Yunho. Yap, orang itu yang memindahkanku hingga sekarang aku sekelas dengan adiknya, Junsu. Duduk bersebelahan di kursi paling belakang, semua mata memandangku membuat diriku risih.
Aku bingung pada Yunho. Saat tau dirinya yang memindahkan ku ke kelas ini dari cerita Junsu adiknya, aku mulai bertanya tanya maksud Yunho.
Apa dirinya malu mempunyai kekasih yang berada di kelas bawah sepertiku?, makanya dirinya memindahkanku ke kelas yang sama dengan Junsu, padahal Yunho sangat tahu bukan jika aku adalah siswa beasiswa? tiba tiba hal itulah yang terlintas dipikiranku. Aku sangat kecewa jika Yunho benar benar berpikir seperti itu, dadaku sakit saat memikirkan hal tersebut.Atau adakah alasan lainnya dari semua ini? jika iya, apa? aku harus tahu dan mungkin aku bisa menyelesaikan sendiri.
Sungguh aku sangat risih berada di kelas ini, kelas yang sangat asing bagiku, selama dua tahun ini aku tidak pernah sekalipun menjajakan kakiku di kelas lain, hanya ruang ruang tertentu saja. Itupun karena kegiatan pelajaran, selebihnya aku lebih senang dikelas ataupun di halaman belakang, menikmati kesendirian yang tenang dan damai.Apalagi aku merasakan seseorang terlalu tajam dan intens menatapku, walaupun aku tidak melihatnya namun aku bisa merasakannya, tatapan itu sarat akan ketidaksukaan terhadapku. Aku ingin berbalik dan melihatnya namun aku juga takut, entah kenapa aku merasa ada seseorang yang terus mengawasiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAIRY KIM JAEJOONG
Fanfic"Di buku dairyku aku menuliskan tentangnya, semuanya saat aku masih bersamanya hingga kita berpisah. Aku tidak pernah menyesal pernah menjadi bagian dari kehidupannya, sungguh aku rela jika memberikan semua raga dan jiwaku untuk melihat dirinya baha...