DARAH BIRU P.A.R.T 2

1K 44 2
                                    

Darah biru, pasti gak bakal asing di telinga kalian semua. Mungkin buat istilah jaman sekarang ditujukan kepada mereka yang masuk dalam kelompok para bangsawan, priyayi atau mereka yang ekonomi kelas atas. Dalam banyak budaya terutama Jawa, pewaris darah biru biasanya akan berusaha mendapatkan pasangan yang juga berasal dari kalangan darah biru pula, inilah yang disebut dengan mengukir darah biru. Mungkin maksud dari mengukir darah biru agar tidak punah para bangwasan dan priyayi.

Konsep mengukir darah biru ini biasanya hanya diketahui oleh kalangan tertentu dan bersifat rahasia. Konsep spiritual leluhur Jawa ini dikenal dengan istilah ngukir trahing kusuma/trahing aluhur yang artinya mengukir keturunan orang bangsawan/kaum yang tinggi derajatnya.

Konsep ini berlaku umum dengan anggapan bahwa 'raja sebagai keturunan dewa' harus dijaga dan dipertahankan kemurnian darahnya agar tidak tercemar oleh darah keturunan non dewa (rakyat biasa).

Anggapan seperti ini sebenarnya dimaksudkan untuk mempertahankan kehormatan dan politik (kekuasaan) kunci pemerintahan. Eksklusivisme itu akhirnya menumbuhkan rasa dan sikap kesombongan. Hingga istilah ini akhirnya mengandung konotasi keluhuran martabat yang berbeda dengan rakyat biasa.

Kaum bangsawan adalah berwarna biru simbol keluhuran sebagaimana warna langit biru yang berbeda dengan darah rakyat biasa 'sudra papa' yang tetap berwarna merah. Dari sinilah kemudian istilah darah biru dikenal.

Dalam pandangan mereka yang berdarah biru, salah satu hal yang paling berarti adalah mendapatkan keturunan. Karena itu selain mendapatkan pasangan yang sama-sama dari darah biru. Cara memperoleh anaknya pun harus disiapkan dengan sebaik-baiknya agar kemurnian darah biru tetap terjaga. Sehingga kualitas watak si anak juga menunjukkan bahwa dia dari golongan darah biru.

Dan parahnya idiom ini diterapkan pula untuk memberi sebutan bagi para pendeta (pandhita), kaum kiai masjid keraton sebagai kaum suci dengan darah putih. Mereka ini dianggap sebagai kaum suci, tak berdosa. Berkat laku yang dijalankannya memeroleh peringkat iman dan takwa yang unggul sehingga mereka juga disebut kaum putihan.

Berbeda dengan darah murni yang ada di cerita Ganteng Ganteng Serigala, darah biru masih ada hingga sekarang. Dan kalian bisa temui di kalangan keraton.

*****************

INDIGO 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang