Menemukan, mu

440 30 1
                                    

Adil adalah satu kata yang susah untuk diwujudkan. Banyak umpatan lahir dari keadaan dimana adil adalah hal yang hanya terwujud dalam konsep dan teori.
Seperti halnya ini.

.....

Kami bertatapan satu sama lain sore itu, hari terakhir masa orientasi di kampusku. Dia berdiri di sudut lorong kelas, persis diantara kerumunan kakak tingkat beratribut palang merah.
Senyumnya, rambut panjang hitam terurainya, Ahh.. membuatku bertanya tanya.

Satu semester berlalu. Menjalani hari demi hari di kampus tanpa luput mencari informasi tentangnya. Namun tak seorangpun dapat memberi petunjuk, termasuk para kakak tingkat kenalanku.

....

Sinar senja menyeruak tipis, menembus awan mendung yang berangsur hilang, diantara tetesan hujan yang masih terasa, Aku berlari. Menyebrangi inner court di tengah gedung fakultas.

Sekilas Aku melihatnya lagi, dengan senyum yang sama, rambut hitam terurai yang sama, dan ditempat yang sama. Tanpa ragu aku menambah kecepatan untuk memburu nya. Berkeras hati ingin membunuh rasa penasaranku dengan mengajaknya berkenalan.

Tapi, sekejap saja hilanglah hasratku, sirna semua asa dan harapanku. Di dasar tangga, di depan ruangan itulah. Sosok yang sudah lama kucari. Dia yang tak seberapa lama tadi hadir, kini lenyap dalam sepi.
...

"Sudah lama mencariku?
Walaupun aku selalu bersamamu?
Disetiap saat kamu mencariku..
Aku yang menemukanmu..
Sungguh aku mengerti kegusaranmu, diantara batas tipis yang alam telah ciptakan.
Aku ingin dekat denganmu.
Tapi bukan bersamamu...
Melainkan dia, yang telah bersemayam...di tubuhmu.."

....

Semua menghitam, seiring gema suaranya yang hilang di udara.



KAMISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang