Gadis itu kadang-kadang tidak sadar kalau ia sering keceplosan membicarakan lelaki yang dekat dengannya padaku. Ada sepercik rasa tak suka ketika namanya keluar dari bibir mungilnya. Aku.. Cemburu? Bahkan aku tidak tau perasaan apa ini.
Pagi ini, ia datang dengan wajah yang lesu, matanya bengkak, dan tak ada senyum yang menghiasi bibirnya. Aku menatapnya heran, tak biasa dia bertingkah seperti ini dalam satu bulan.
“Banyak masalah?”
Ia menengadah dan menggigit bibir bawahnya. Dari matanya, seakan aku mengerti perasaannya. Dia jatuh. Jatuh dari harapan, jatuh dari jatuh cinta, jatuh dari kepastian. Dia jatuh. Oleh lelaki itu.
“Ingin cerita?”
Ia menggeleng kuat-kuat. “Aku terlalu berharap, Al.”