Happy Reading❤
***
"Sayang, ngapain disini sendirian? Katanya ketoilet? Kok lama banget? Itu pesanannya udah dateng dari tadi." Ternyata orang yang menepuk pundak Prilly adalah Deva.
"Eh.. emm, i-iyaaa, aku tadi ini.. anu ketemu sama.. em sama tante Resi, i-iya tante Resi." Entah kenapa, Prilly malah menjadi gugup saat menjelaskannya kepada Deva. Duh ini mulut kenapa pake acara gugup segala sihhh..
"Kenapa gugup gitu sayang? Kamu kenapa sih aneh deh. Yuk masuk, keburu dingin itu pesenannya.."
"iya sayang, yukk."
Mereka memasuki Cafe lagi, malam itu mereka habiskan di cafe untuk mengobrol ngalor ngidul yang tidak jelas sampai pukul 21.00 .
***
"Pagi maahh" Sapa Prilly sembari memeluk pinggang mamanya yang tengah memasak itu."Prilly, mama kira siapa, ngagetin banget. Pagi juga sayang."
"Mama masak apa? Wangi banget."
"Kalau masak nasi dikasih kecap sama sosis itu artinya masak apa?" Mama tertawa.
"Ihh mama, ya masak nasi goreng sosis lahh.." Berkebalikan dengan mamanya yang nampak tertawa, Prilly justru terlihat menekuk mukannya.
"Ya kamu itu aneh, Prill. Udah lihat masakanya pake nanya segala. Haha" Prilly Diam.
Mama Ully tetap melanjutkan acara menggorengnya, sambil sesekali mengelus tangan Prilly yang masih setia melingkar di pinggangnya. Ia tersenyum.
"Emm.. kenapa anak mama, tumben banget pagi pagi udah manja gini sama mamanya." Mama perlahan melepas tangan Prilly dan mulai menyiapkan sarapan dimeja makan.
Prilly berjalan kearah meja makan, dan mulai duduk dibangku, sambil menopang dagu. "Mama, abang kapan pulang?"
Mama ully pun mendekati Prilly sembari mengelus puncuk kepala gadisnya itu. "Uuu, ternyata anak mama lagi rindu abangnya? Sabar ya sayang, abang kan lagi kuliah."
"Eh sayang, kamu tau ngga sekarang bulan apa?" Lanjut mama.
Tiba tiba raut wajah prilly berubah ceria. "Emm.. desember, ehh jadi? Aaaa gasabarrrr!!" Mama tertawa melihat tingkah gadisnya itu.
"Aduh kamu ini langsung ceria gitu, iya sayang, minggu depan kita jemput abang diBandara ya? Mau ngga?"
"Mauuuuuu" Teriaknya antusias.
Bimo Adhyastha Altezza. Anak sulung dari keluarga Altezza, ya! Lebih tepatnya kakak Prilly. Bimo saat ini tengah berada diLondon untuk menyelesaikan kuliahnya. Dari kecil, Prilly memang tak bisa dipisahkan dengan Bimo, disitu ada Bimo, disitu pula ada Prilly.
Mamanya hanya tersenyum menanggapinya. Ia ingat betul bagaimana sedihnya Prilly saat mengantar Bimo ke Bandara.
"Abang, Beneran mau pergi nih? Yakin? Prilly gak mau di tinggal abang. Abang gak jadi aja yaaa. Please." Prilly mulai berkaca kaca.
"Abang kan cuma bentar Prill, nanti kalau pas liburan abang pasti pulang buat kamu, gak usah nangis yaa.. nanti tambah jelekk loh, sinii pelukk." Bimo mengusap air mata prilly yang mulai membasahi pipi gadis itu. Kemudian bimo memeluk prilly.
"Ihhhh, ngeselin dehh.. hiksss." Prilly memukul dada bidang Bimo dan mengeratkan pelukanya. Ia akan rindu masa masa seperti ini.
"Jaga diri baik baik ya bang.. hiks.. sering sering telfon, makan makanan yang sehat.. hiks.. belajar yang bener. Kalau pulang bawaa oleh oleh hikss hiks.." Bimo semakin tak tega melihat prilly serapuh ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us and Love
Teen Fiction"Prilly Adeeva, Biasanya jatuh itu sakit, tapi aku tidak tau mengapa saat aku jatuh cinta padamu, justru hanya perasaan bahagialah yang selalu menerpaku. Aku normal kan?" Ali "Aku jatuh cinta pada alis tebalmu, bulu matamu, dannn jambul ontamu, Ali...