Chapter 6

25 10 2
                                    

Next

Next

Next

Scroll!

Here it is!

***
"Kau tau maksudku keavi, kanker diotakmu belum sepenuhnya sembuh,kau bisa dikatakan sebagai sebuah keajaiban, karena tak mudah untuk keluar atau sembuh dari penyakit ini, dari ribuan orang, hanya 15 yang berhasil dan kau salah satunya." Terang dokter william.

Baiklah, kali ini, salah satu rahasia ku sudah terbongkar, Biar sedikit kuceritakan,jadi.. Dua tahun yang lalu, aku mengidap tumor otak,dan lama kelamaan, tumor ini berubah menjadi kanker, aku tak tau persis sebenarnya apa penyakitku, tapi orang tua dan dokter william ini lah yang mengatakan begitu, jadi aku percaya saja. Dan dulu aku hampir berfikir untuk menyerah dengan hidupku,namun semuanya berubah saat fikri masuk ke kehidupan ku, dia membuat harapanku yang hampir pupus untuk melanjutkan hidup tumbuh kembali.

Dia lah yang mengatakan padaku semuanya akan baik baik saja, semua akan indah pada waktunya, dia yang menyuruh ku untuk tidak menyerah, dia yang mengatakan bahwa dia akan selalu disisi ku apabila aku terus bertahan, dan itu lah yang dia katakan selama 2 tahun belakangan itu ,penyakit inilah yang kami hadapi selama ini,sampai suatu saat dokter mengatakan padaku bahwa kanker atau tumor, ah sudah lah aku tak tau, intinya penyakit sialan yang ada diotakku ini sudah mulai membaik, dan itu memungkinkan ku untuk beraktifitas diluar ruangan, dengan beribu syarat yang membuat ku risih.

"Kau mendengarku?" Ucapan dokter yang menangani ku semenjak 2 tahun yang lalu ini menamparku ke dunia nyata.
"Yeah i know."
"Itulah mengapa kau harus berhenti mencarinya, kau hanya memahami dirimu sendiri dulu, kau harus merawat dirimu sekarang."

***

Hari pertama aku dirawat dirumah sakit. Ugh! It's sucks.

"Kea, tuhan, lu gimana sih" ucap sarah dengan ekspresi paniknya berdiri diambang pintu.
"Gimana apanya sar." Balasku dengan sedikit tertawa
"Lu gatau gimana cemas nya gua, waktu denger kabar kalo lu kecelakaan."
"Iya maaf, gua kan gatau lu khawatir."
"Iya udah, lain kali hati hati."
"Iyaiya bawel."
Melihat ke arah tangan sarah akupun mengangkat sebelah alis ku menandakan aku meminta penjelasan
"Oh ini, gua bawain bubur ayam kesukaan lu. Makan dulu gih"
"Wah, makasih ya."
"Bisa duduk nggak?"
"Bisa kok."
Membantu ku untuk duduk sarah pun membuka bungkusan dari bubur ayam dan mempersiapkannya untukku.
"Sar" panggilku sambil memakan bubur ku
"Hmm" tanya sarah sambil memainkan handphonenya
"Lu gak pulang?"
"Nggk deh, orang tua gua juga ga dirumah." Jawab sarah tanpa menoleh sedikitpun ke arah ku.
"Eh monyet lu sibuk banget sih sama ponsel lu." Gerutuku
"Hehe,biasa."
"Perhatiin gua sar,gua lagi sakit woi"
"Iyaiya, ih haus perhatian lu." Ucap sarah sambil menyimpan ponselnya dan tak berhenti tersenyum.
"Wei? Ngapain lu senyum senyum? Jangan aneh aneh deh, jangan senyum senyum gitu sama gua, lu suka gua?gua takut."
"Lu kecelakaan, kepala lu kebentur keras banget ya? Lu yang aneh monyet, masa gua suka sama lu"
"Yaudh gausah senyum senyum liatin gua."
"Geer banget lu"
"Lah terus kenapa?"
"Gapapa."
"Kea.." tegur sarah..
"Iya?"
"Gimana keadaan lu?" Lah? Ni anak ngapa berubah tiba tiba?
"Fine.." balasku sambil tersenyum sebiasa mungkin.
"Ah udah lah, gajadi..."
"Loh kenapa?"
"Gapapa."
"Aneh"
"Iya serah lu deh mau ngomong apa bego, lain kali hati hati kalo bawa mobil.."
"Iya iya.."
"Gua gamau kehilangan lu."
"Aaa, sini sini gua cium."
"Najis alay! Tidur sono.."
"Nanti deh, kan lu ga pulang.." rengekku
"Orang tua lu udah tau?"
"Gatau, mungkin belum, mereka kan sibuk kerja.."
"Gua kasih tau?" Tawar sarah
"Gausahlah, gua ga apa apa juga."
"Hmm yaudah."
"Sar.."
"Apa lagi?"
"Ambilin buku diary gua dong."
"Dimana?" Sarah berdiri dan pergi ke setiap sudut ruangan "disini?" "Sini?" Melihat sarah yang sibuk mencari benda yang tak ada disini itupun membuat ku tertawa
"Kenapa?" Tanya sarah dengan wajah bingungnya
"Diary itu dirumah gua, ngga disini."
"Yaelah kea, lu bilang dari tadi kenapa?dimana nya? Dikamar lu?"
"Iya dikamar gua, diatas meja belajar."
"Yaudh gua pergi dulu. Lu sendiri gpp kan?"
"Iya gpp, hati hati ya!"
"Iya." Sarah pun perlahan menghilang dari pandanganku.

Sambil menunggu sarah datang, akupun mencek ponsel ku, oh tidak ada notif dari rafki, tunggu! Apa aku baru saja menunggu nya? Bahkan dia tak mempunyai nomor ku.. lebih baik aku tidur.

***
Setelah kira kira 20 menit menunggu, akhirnya sarah tiba dengan membawa sebuah benda kecil ditangannya.

"Ini." Sarah memberikan buku kecil berwarna merah , diary ku
"Thank you." Ucapku sambil menunjukkan senyum terbaikku
"Kea, gua pulang deluan ya."
"Loh? Kenapa? Tadi katanya gamau pulang, gamau nemanin gua?"
"Gua baru inget, ada tugas dari mrs.rani tadi, pas lu ga sekolah. Gw buatin punya lu sekalian deh janji." Ucap sarah sambil mengangkat dua buah jari tangannya, jari telunjuk dan tengah.
"Oh gitu, yaudh gpp, thank you udah mau nemenin gua."
"Iya, dadah. Cepet sembuh ya." Sarah mencium kedua pipiku dan pergi.

**

Dear diary

Sudah hari keberapa aku mencarimu? Bahkan aku sudah tak mengingatnya lagi, bukan tak ingat hanya saja aku perlahan sudah mulai tidak peduli dan menyerah. Benar ucap semua teman teman ku yang menyuruhku untuk berhenti mencarimu, karena kau tak akan kembali. Tadi aku memimpikan mu, tapi kau tak sendirian, kau bersama seorang wanita, jika dengan kesakitan ini aku dapat bertemu denganmu, maka akan kutunggu dan kuhadapi kesakitan ini. Kau mengenggam tangan wanita itu erat dimimpiku itu,sama seperti dulu kau menggebggam tanganku saat kau memperkenalkan diriku didepan teman teman mu. Meskipun itu hanya mimpi, tapi itu cukup menyakitkan bagiku.Ingatkah kau? Dulu aku dan kau menghadapi penyakit ini, "kita" sekarang? Kau pergi lagi, begitu juga penyakit ini, datang lagi. Kita kuat bersama, kau pernah melihat jepit rambut bukan? Apakah mereka kuat menahan ratusan helai rambut jika kedua sisi nya ada? Lalu bagaimana jika salah satu sisi patah atau menghilang? Maka jepit rembut itu hanyalah jadi serpihan sampah. Begitupun kita. Penyakit ini datang karena mu, aku terlalu sibuk untuk mencarimu dan kau terlalu sibuk membahagiakan wanita baru. Aku memikirkan mu hingga aku tak memikirkan diriku sendiri. Tak apa, aku akan baik baik saja dengan semua ini. Suatu saat jika kita bertemu lagi, akan ku sampaikan semuanya, namun jika waktuku sudah habis, maka isi diary inilah yang akan mengatakan semuanya.
All the love -x

Double update tonight guys!
Stay tune!
Votes and comments needed babe
Enough for tonight, love you guys

Salam damai dari bini harry styles✌🏻️

I believe in youWhere stories live. Discover now