"Ger ,lihat siapa yang ada disini."Aku menoleh ke arah Nash. Kini pria itu tak sendiri, seorang wanita yang jelas-jelas ku kenal tengah berdiri di dekatnya. Mengembangkan senyum yang nyaris saja membuatku muntah.
"Hi Gerry, Apa kabar ?" Ujarnya manis , tidak bukan manis lebih ingin terlihat manis. Nash hampir saja melepaskan tawanya mendengar sebuah sebutan yang sangat terdengar menjijikan.
"Apa aku terlihat menyedihkan? Tentu saja aku baik-baik saja." Ujar ku dengan wajah datar sambil mengalihkan kembali pandanganku.
Kini wanita itu bergerak mendekatiku. Berjalan memutar sehingga ia berhasil menduduki sofa tepat di sebelahku. "Apa kau tidak merindukanku?" Ujarnya sambil mengedip-ngedipkan matanya seolah tengah menggodaku untuk menatapnya aku hanya tersenyum kaku sambil berusaha fokus pada rubikku.
"Gerry sangat merindukanmu Bri." Ujar Nash yang ikut bergabung dengan kami di sofa. "Benarkah? Uhh sangat manis." Ujar wanita itu yang kini tengah meraup wajahku kemudian Mencubitinya. Nash tertawa puas . Aku bersumpah aku akan menonjoki Nash sehabis ini. Dengan cepat aku berusaha melepaskan raupan tangannya. "Tangan mu belum di cuci." Kataku singkat.
Membuat wanita itu terbelalak tak percaya,namun tiba-tiba saja ia tertawa menganggap diriku seperti sedang mengeluarkan cerita humor atau berpakaian badut di pantai "Aku baru tahu kalau kau bisa berubah menjadi orang yang bersih sekarang?"
"Aku selalu begitu bukan?" Ujarku sambil menaikan salah satu alisku. "Sudahlah katakan apa maumu? Meminjam uang? Atau pacar mu menghamilimu?"
PLAAK!!!!!
Sebuah tamparah keras sukses mendarat di pipiku, aku bersumpah demi belahan laut selatan ini akan meninggalkan bekas yang sudah pasti tidak akan hilang dalam waktu sehari. Rasa sakitnya mulai menjalar,aku bisa merasakan pipi sebelah kiriku berkedut karena nyeri.
Wanita itu tak bergeming, matanya yang mulai berair masih tak lepas dari diriku. "Kau kenapa sih? Apa kau pikir aku serendah itu?"
Aku tak menjawab, kini tatapan beralih pada Nash yang masih melongo tak jauh dari kami "Nash beri tahu nona ini dimana pintu keluar ya." Ujarku sambil bangkit pergi meninggalkan wanita itu yang masih mematung tak percaya. Ku banting pintu sekencang-kencangnya supaya wanita itu tau kalau aku sedang marah.
Ku rebahkan tubuh di kasur ,Aku melampiaskan kekesalanku dengan bergerak kesal menendang-nendang udara seolah tengah menendang sesuatu. Teringat akan sesuatu aku buru-buru mendekati cermin besar di kamarku.
"Sialan!!!" Pekikku kesal begitu melihat tanda berbekas merah itu terlihat sangat buruk. Aku mengutuk wanita sialan itu, seenaknya saja menampar wajah pria apa lagi pria yang ia tampar bekerja dengan menjual penampilannya. Aku kan seorang public figure mana bisa berpenampilan seburuk ini.
TOK!TOK!TOK!
"Gerry ku yang manis, Dane dan Lily ada disini, kau tidak mau keluar huh?"
"Tidak sebelum wanita sialan itu pulang." Pekikku sengaja jika wanita itu masih ada disana,ia bisa mendengarnya. "Tidakk.. dia sudah pulang."
"Kau berani bersumpah?"
"Aku bersumpah demi nama nenekku/?"
CLEK!
Suara kunci pintu di putar terdengar. Aku menyembulnya kepalaku begitu berhasil membuka pintu membuat Nash kaget setengah mati.
"Apa ini buruk?" Ujarku sambil memperlihatkan kondisi pipiku yang masih berkedut nyeri. " lebih buruk dari pada kudis ,Dane"
KAMU SEDANG MEMBACA
6 Ways To Find Z ( Martin Garrix fanfiction)
FanfictionGerad Garritsen, selalu mendapatkan satu buku setiap bulannya dan sudah berlangsung lebih dari 6 bulan. Awalnya Gerad tak peduli dengan buku-buku yang berserakan di mejanya.Namun, lambat laun ia penasaran siapa yang kira-kira mau membuang waktunya h...