Can't you see I'm invisible?

245 24 4
                                    

Aku menatap Lily yang sedang sibuk membolak-balikan halaman buku, Sudah seharian pula aku memandanginya  melakukan hal itu. Ini pertama kalinya aku mengizinkan gadis berambut hitam pekat itu memegang buku yang di tulis Zee. Semua di lakukan hanya karena Lily lah yang tercerdas di antara kami berempat aku yakin dia bisa dengan mudah menemukan petunjuk-pentujuk yang Zee tinggalkan.

"Bagaimana? belum menemukan apapun?" Tanyaku membuat Lily berdecak kesal sambil menutup buku. "Ini sudah ke dua puluh kalinya kau bertanya seperti itu.... sudahlah aku menyerah." Lily bangkit dari tempat duduknya memaksaku menarik kaos oblongnya agar gadis itu tidak pergi kemana-mana sebelum menemukan satu petunjuk dari Zee.

Gadis itu mengereng kesal ke arahku. "Aku ingin ke kamar mandi, masa tidak boleh?"

"Aku kira kau marah dan meninggalkanku sendiri."

Gadis itu berdecak, kemudian mengacak-ngacak rambutnya frustasi. "Sebenarnya aku sudah akan melakukan hal itu, sudah ah aku sudah tidak tahan." Akhirnya Gadis itu pergi meninggalkan ruang tengah meninggalkan ku sendirian.

Nash dan Dane belum kembali padahal mereka bilang hanya keluar sebentar membeli Pizza, aku tak mengerti definisi sebentar bagi mereka karena faktanya kedua pria itu sudah pergi lebih dari 4 jam, dan aku yakin membeli Pizza tak akan memakan waktu selama itu.

Tak lama kemudian Lily kembali ke posisi semulanya, kembali membuka buku dan kembali membaca lembar demi lembar tanpa menoleh ke arahku.

Demi pantat patrick aku merasa sangat bosan. Aku tak menyangka jika Lily yang setidaknya cukup cerdas saja tak bisa memecahkannya dalam waktu singkat ,aku tak bisa membayangkan jika Nash yang melakukan hal itu,mungkin akan selesai saat kami semua telah berubah menjadi kuda.

Selang beberapa lama akhirnya terdengar suara tombol password di tekan, aku menghela nafas melihat kedua makhluk itu tiba. Nash lah yang pertama kali menampakan wajahnya.

Rasanya aku ingin melayangkan tinjuku begitu melihat ia memasang muka sok berseri-seri .Namun saat melihat tangannya yang  membawa dua buah kotak pizza aku mengurungkan niatku .

"Maaf agak lama, kita tadi tak sengaja reuni dengan mantan gebetannya Dane." Ujar Nash santai yang langsung ku sambut dengan lemparan bantal. "Demi tuhan, itu bukan agak lama tapi sangat lama, aku tak heran mengapa kau terkenal sangat bodoh di kelas."

"Hey, kau seharusnya bercermin Ger, kau saja kerjaanya hanya tidur di kelas." Nash berdecak kesal menunjuk wajahku dengan jarinya  seolah membalikan kata-kataku.

"Kalian berdua sama-sama bodoh jadi jangan saling menghina, lebih baik makan saja Pizzanya." Ujar Dane menyela.

"Baiklah kalian berdua selamat kali ini." Aku mengalihkan pandanganku ke arah kotak Pizza yang masih hangat. "Kalian baru membelinya?"

"Kan ku bilang tadi , kami tuh reuni dulu sama mantan gebetannya si Dane, padahal kami baru berjalan beberapa
meter dari apartemen mu Ger."

"Memangnya, mantan gebetan Dane yang mana? Teresha?" Ujarku sambil mencondongkan tubuhmu ke arah Nash yang sibuk memakan Pizzanya.

Nash membalasku dengan menyikut keningku dengan sikunya. "Hey, aku bertanya ," tukasku kesal. Nash hanya sibuk tertawa sehabis menyikutku.

Aku memilih kembali menyantap Pizzaku sambil menoleh ke arah Lily yang tak sengaja tertangkap tersenyum ke arah kami berdua ... tidak lebih tepatnya ke arahku.

Merasa tertangkap basah gadis itu terlihat canggung, ia buru-buru melemparkan pandangannya ke arah buku yang ada di pangkuannya dan kembali membolak-balikan halaman dengan cepat.

6 Ways To Find Z ( Martin Garrix fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang