Gerad Garritsen, selalu mendapatkan satu buku setiap bulannya dan sudah berlangsung lebih dari 6 bulan. Awalnya Gerad tak peduli dengan buku-buku yang berserakan di mejanya.Namun, lambat laun ia penasaran siapa yang kira-kira mau membuang waktunya h...
Bea berputar-putar sembari diiringi sebuah lantunan musik classic yang sangat khas, ia menari kesana-kemari menyusuri seluruh sudut ruang utama bagunan megah ini.
Huis ten bosch
Sebuah istana keluarga kerajaan yang terletak megah di denhaag.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tempat diman Bea tinggal sedari kecil. Ia hanya tinggal berdua dengan Nyonya Wilma yang merupakan pengasuh Bea serta kepala pelayan di istana tersebut. Keluarga? Bea tak punya itu, ia hanya seorang anak rahasia dari raja yang tak boleh di ungkap ke publik begitu kata ratu.
Tapi walaupun begitu Bea berteman baik dengan Zara , anak kedua dari raja serta putri sah kerajaan belanda. Putris Zara selalu berkunjung jika jadwalnya senggang , sekadar minum teh bersama Bea sudah membuat gadis itu gembira.
Seumur hidupnya bea tak pernah di izinkan meninggalkan istana , dan tentu juga Denhaag, padahal Bea sangat ingin melihat betapa luasnya dunia seperti apa yang sudah ia baca dari buku-buku yang ada di perpustakaan istana.
"Aku membawakanmu ini." Ujar Zara sembari memberikan sebuah kotak berisi satu stel baju yang ia beli dalam kunjungannya ke Australia.
"Indah sekali..." ujar Bea tersenyum tipis.
"Masih baik aku ingat padamu."
Bea mengangguk , " zee, apa dunia itu indah?"
"Apa kau serius? Tentu saja... untuk saat ini Iceland adalah negara favorite ku."
Bea hanya bisa mengulum senyum, ia tak bisa menyembunyikan perasaan irinya pada Zara.
"Hmm , sebenarnya aku kasihan padamu karena sampai mati pun kau harus tetap berada disini.Namun, mau bagaimana lagi."
"Aku tahu.. memang seharusnya aku tidak lahir kedunia ini, begitu kata ibumu."
"Tidak, kau punya hak untuk lahir ke dunia ini, yang salah ada lah kau salah memilih orang tua untuk melahirkanmu, coba saja ayahmu bukan raja peter dan ibumu bukan Lady Zee , sudah pasti kau akan hidup bahagia."
"Zee ... kenapa kau selalu menyebut nama ibuku Zee?"
"Karena ..begitu kan panggilannya?"
"Aku ..tak mau membahas mengenai ibuku lebih dalam"
"Kenapa?" Zara mengernyit.
"Aku.......tidak begitu nyaman."
Zara tersenyum , "ya tentu saja siapa yang akan nyaman jika membahas ibu yang menyedihkan seperti ibumu."
Bea tak bisa protes mau bagaimanapun apa yang dikatakan oleh zara ada benarnya.
Ibunya , bertunangan dengan sepupu raja yang kini ia kenal sebagai paman Aaron, paman itu telah menikajbdan memiliki anak sekarang ia dan keluarganya tinggal di Utrecht. Ibu bea mengkhianati paman Aaron demi mendekati raja peter yang saat itu masih menjadi putera mahkota yang juga telah menikah dengan putri Lucy.
Putri Lucy sangat membenci ibu bea. Saat tau ibu Bea hamil, ia mengirimnya ke Huis ten bosch dan tak pernah membiarkannya keluarkan sedikitpun. Ibu bea pun meninggal dua tahun setelah melahirkan bea akibat depresi yang dirasa. Ibu bea kecewa karena raja tak pernah menganggapnya dan lebih memilih bersama putri Lucy yang kini telah bergelar Ratu kerajaan.
Akhirnya ibu bea pun bunuh diri di kamarnya dengan secarik surat di kertas permohonan maafnya pada paman aaron yang sudah di khianatinya.
Tinggalah Bea sendiri di huis ten bosch bernasib sama dengan ibunya di perlakukan seperti tahanan , tak bis mecium udara bebas hanya memandang dunia dari layar kaca dan juga buku-buku. Seumur hidupnya Bea hanya dua kali bertemu dengan ayahnya. Itupun ia tak di perbolehkan memanggilnya ayah. Ratu tak mengizinkannya lagi pula secara hukum raja bukanlah ayahnya.
"Tuan putri." Nyonya wilma mengetuk pintu.
Zara tersenyum kenarah nyonya wilma. "Makanan sudah siap."
"Ayo bea m, kita harus mengisi perut kita."
Bea mengulum senyumnya dan berjalan mengikuti Zara yang sudah terlebih dahulu meninggalkan ruangan itu.
