Chapter 2. Memory II

92 8 0
                                    

Previous...

"A... Apa kau tidak apa-apa?... Kau bisa berdiri?... Kakimu... Bagaimana dengan kakimu?... ", pemuda itu bertanya dengan terbata-bata.

Ingatanku telah kembali. Semua ingatanku telah kembali. Serentak aku langsung memegang erat tongkat ku dan melepaskan sebuah sihir pengikat pada tongkatku. Seketika itu pula tongkat tersebut berubah menjadi sebuah pedang hitam. Sebuah pedang suci yang diberikan ayahku, pedang Azvalord. Aku berbalik dan mengacungkan ujung pedangku kepada pemuda itu.

"Terimakasih untuk sebelumnya, dan maaf untuk selanjutnya... Tapi... Kau harus menjawab beberapa pertanyaan ku jika kau masih ingin bernafas.. ", aku mengancamnya dengan tatapan yang dingin.


[Curse - The Lost World]

Chapter 2. Memory II


Aku melihat raut wajahnya yang ketakutan. Setitik keringat mulai muncul di dahinya. Bahkan aku bisa merasakan detak jantungnya yang bedetak kencang. Ya ampun, sepertinya aku sedikit berlebihan. Aku pun menurunkan pedang ku kembali...

"Maaf, aku tidak akan membunuhmu. Aku telah berhutang nyawa karena kau telah menolongku. Setidaknya, aku akan membalas kebaikan mu nanti.", ujar ku.

"Te... terima kasih...", jawabnya dengan sedikit terbata-bata.

"Jadi, tolong jawab beberapa pertannyaanku. Aku sudah ti- .... "

Kebaikan haruslah dibalas dengan kebaikan. Namun Galiel Evrada tidak memberikan kesempatan kepadaku untuk membalas kebaikan pemuda itu. Sebuah pedang menusuk dada pemuda itu secara tiba-tiba. Darah mulai keluar dari mulutnya. Wajahnya terlihat sangat menderita. Lalu ia pun jatuh tersungkur di rerumputan. Darahnya yang merah telah merubah warna hijau rumput di sekitarnya...

"Haaa... Dia mati... ", terdengar suara seseorang yang tidak mengenakkan.

Pandanganku yang semula tertuju pada pemuda itu, telah teralihkan oleh seseorang yang berada di belakang tubuh pemuda itu. Ia mengibaskan pedangnya yang penuh dengan darah, darah dari pemuda itu. Cipratan darah dari pedangnya sedikit mengenai wajahku yang seperti orang bodoh karena tidak percaya dengan apa yang baru saja aku lihat. Seseorang baru saja mati tepat di depanku.

"Zyxn... Lastic... ", gumamku lirih.

"Hoo... Maaf... Maaf pangeran, aku tidak tahu kalau tikus ini adalah temanmu... ", ujar orang tersebut, ia bernama Zyxn Lastic.

Wajahnya tersenyum licik sambil menginjakkan kaki kanannya ke wajah pemuda itu. Sungguh menyakitkan. Aku bahkan belum mengetahui nama pemuda itu, dan membalas kebaikannya...

"Kau... Tidak akan ku maafkan... ", aku mengangkat pedangku keatas. Ku salurkan semua Eltic ke pedang Azvalord.

"Ckckckck... Pangeran, kenapa kau sama sekali tidak berubah. Padahal kita baru saja bertemu. Dan kau sudah ingin bermain ya?... Sayang sekali... First... (Pertama)", Zyxn menjentikkan jarinya dan mengeluarkan lima manusia bayangan.

Aku sangat membencinya, terlebih lagi kekuatannya. Ia memiliki kekuatan yang dapat memanipulasi bayangan, itu sungguh merepotkan. Aku akan mencoba mendekatinya terlebih dahulu. Aku bisa menambah kecepatan ku dengan mengendalikan parameter udara di sekitar ku. Ku humuskan ujung pedangku ke arahnya.

"Blast Out... (Ledakan)", tubuhku melesat dengan bantuan tekanan udara yang ku kendalikan, melewati manusia-manusia bayangan milik Zyxn. Tepat berada di depannya, lalu ku ayunkan pedangku tepat ke lehernya.

Curse - The Lost WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang