Aisyah Afifah?

1.9K 73 6
                                    

Hasan POV

"Eh, maaf dek. Aku gak sengaja" ucapku saat menabrak adik kelas di kantin.

"Ng, tidak apa-apa kak." Jawab adik kelas itu . "Aku yang tidak hati-hati. Permisi" lalu beranjak pergi entah kemana.

Saat dia menunduk buku kecil bercover gambar panda jatuh dari tasnya, aku memanggilnya tapi dia tidak menoleh.

"Dek, bukunya ketinggalan"

Lalu aku mengambil buku kecil itu, lucu juga bukunya, pikirku. Aku berjalan menuju kelas, karena sekarang acara Pentas Muharram, kelas jadi kosong.

Teman-teman ku berada di aula dan lapangan utama untuk melihat beberapa lomba.

Aku mengambil buku tadi dari saku ku dan membukannya.

Nama: Aisyah N. Afifah
Kelas : X IPA

Buku ini milik aisyah, jadi jangan sembarang ngebuka sebeluk izin sama yang punya.

Aku tersenyum saat melihat lembaran pertama buku itu. "Orangnya pasti lucu"

Lalu ku buka lembaran kedua. Ternyata itu buku diary nya. Ku baca halaman kedua dengan teliti

"Aku tidak tau siapa namanya, yang aku tau aku menyukainya sejak pertama melihatnya. Kedengarannya lucu, cinta pandangan pertama (?) Haha. Dia seniorku, hanya itu yang aku tau, aku menyukai suara merdunya"

Alisku berkerut saat membacanya, pemilik buku ini sangat puitis. "Siapa ya seniornya?" Tanya dalam hati.

Lalu ku buka lagi lembar ketiga dan keempat.

"Tadi aku bertemu lagi dengannya. Saat melihatnya dia tersenyum, tapi bukan tersenyum padaku. Walapun begitu aku suka melihatnya tersenyum, rasanya sangat damai saat dia tersenyum."

Lembaf ke empat.

"Akhirnya aku tau namanya. Dia anak kesayangan pak kiyai, namanya Hasan. Aku tidak tau lengkapnya, tadi aku mendengar seseorang memanggilnya. Namanya sangat bagus, Hasan. Haii kak Hasan, haha."

Mataku membulat sempurnah ketika melihat namaku tertulis di dalam buku ini.

"Senior yang di maksud itu aku?" Tanyaku sendiri.

Aku semakin penasaran setelah membaca namaku, aku membuka lembaran selanjutnya.

"Coba tebak siapa yang menjadi imam shalat maghrib? Ya! Imam tadi Kak Hasan. Aku sangat menyukai suara merdunya. Sepertinya suaranya itu menjadi suara favoritku. Dia memakai baju biru navy dan sarung hitam. Ya tuhan,dia keren sekali"

Aku tersenyum saat membaca lembaran ini. Dia benar-benar memperhatikan ku, dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Aisyah? Nama yang bagus dek. Aku harap kita bisa bertemu lagi" ucapku lalu membaca lembaran berikutnya.

"Hari ini aku melihatnya lagi, ciptaan allah yang sangat indah. Suara merdunya mampu menghipnotisku, suara yang menjadi favorit ku.

Mungkin ini sedikit berlebihan, tapi itulah yang aku rasakan. Rasa kagum bercampur cinta, entaj sejak kapan aku jatuh cinta padanya. Yang aku tau, aku mencintainya"

Ini adalah tulisa terakhir, dan baru-baru di tulis tadi olehnya.

"Kapan-kapan akan ku kembalikan bukunya, tapi tidak sekarang" ucapku memasukkan buku itu kedalam sakuku.

●●●

Pagi ini pertandingan Volly Putra, aku dan teman-teman ku berlatih sebelum bertanding nanti. Aku memakai celana dibawah lutut berwarna abu abu merah, dan baju setengah lengan berwarna sama.

"Kak Hasan" panggil seseorang padaku.

Aku menoleh, ternyata adik kelasku, Adinda. Aku tersenyum padanya dan dia mulai mendekat kearahku.

"Kenapa dinda?" Tanyaku

"Ini untuk kakak" jawabnya sambil memberikan sebotol air mineral.

Aku mengambilnya. "Terima kasih. Aku mau latihan dulu ya"

Dia hanya tersenyum dan mengangguk.

Aku kembali bergabung bersama teman-temanku. Teman-teman ku bilang Adinda menyukaiku, tapi aku diam saja. Karena sedikitpun aku tidak tertarik dengannya.

Bukan karena dia tidak cantik, dia sangat cantik. Tapi dia terlalu suka bergabung dengan teman lelakinya. Padahal dia seorang santriwati.

Dan aku tidak menyukai perempuan seperti dia.

"Mau sampai kapan gantungin anak orang" tanya Anto temanku.

"Aku gak gantungin kok" jawabku santai sambil meminum air yang diberi Adinda tadi.

"Tapi sikap lo yang gak nolak sama aja kalo lo ngasih harapan"

●●●

Cinta Di Atas SajadahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang